Tom merasakan sakit teramat sangat diholenya ia mulai meragukan apa ia lurus atau belok, ia enggan bangun dari tempat tidur matanya memandang keluar hujan dari semalam membuat tanaman penuh tetesan air kini air matanya kembali mengalir.
Robert memebelai punggungnya dan ia mencium pucuk kepala Tom setelah meletakkan nampan berisi sarapan.
"Jangan kau pikirkan lagi nanti kau sakit, aku akan memindahkan mu kekampus lain"
Tom memandangnya
"Terserah Pak Robert saja"
Sahutnya dengan wajah lesu, Robert menyentuh dahinya.
"Kau demam karena kemarin namun sudah mendingan"
Tom meringis ia duduk ditempat tidur dibantu Robert
"Maaf, apa sakit? Aku akan membelikan salap untukmu nanti dan oh ya kau sebaiknya tidak kuliah saja aku akan memgurus semuanya"
Tom mengangguk pasrah
"Jangan panggil aku Pak Robert lagi tapi panggil aku Daddy"
Tom wajahnya memjadi sangat merah ia jadi malu tapi akhirnya ia mengangguk pasrah.
Robert mengajaknya liburan diperternakan miliknya namun tidak pengaruh Tom masih murung ia hanya bermain dengan kuda dan hewan hewan lainnya.
"Kau tidak ingin menungganginya"
"Aku tidak tahu mengendarai kuda, daddy"
"Cobalah"
Robert memasang dan membantunya naik dengan tangga kecil
"Pelan pelan saja kau tidak usah takut paman ini akan menuntun kudanya"
Tom tersenyum ia senang bisa menunggang kuda, kuda melompat dan meringkik keras ada ular di arena pacuan membuat Tom jatuh Robert berlari panik.
Tanpa ragu Robert menggendong tubuh kurus Tom membawanya masuk dan meminta pegawai peternakan memanggil dokter, Robert tidak pergi dari sisinya sampai ia sadar.
"Daddy"
"Tom, apa yang sakit hmm?"
"Seluruh badan, daddy"
Tom meringkuk didekat Robert ia menggenggam tangan Robert, dokter masuk dan meminta Robert bicara diluar setelah memeriksa tom.
"Hamil dok?"
Dokter itu mengangguk, ia bingung dengan hasil pemeriksaan karena pemeriksaan awal untuk memastikan Tom baik baik saja.
"Sebaiknya di bawa ke rumah sakit tuan Robert, nanti saya akan berikan surat rujukan"
"Ya tentu dok"
Seperginya dokter Robert masuk ia tidak yakin Tom akan bisa menerima keadaannya dan ia khawatir Tom akan membenci dirinya, is duduk tepi tempat tidur memgusap kepala Tom yang rupanya Tom tertidur.
"Aku mau pulang saja, daddy?"
"Tidak mungkin keadaan kamu masih lemah, Tom"
"Daddy, apa yang daddy rahasiakan?
"Tom.....kau hamil"
Tom mendelik terkejut ia terdiam kemudian tertawa parau tapi melihat Robert tidak tertawa Tom terdiam itu berarti Ribert serius tidak bercanda.
"Daddy itu tidak mungkin"
Robert memegang kedua pergelangan tangannya agar Tom tidak menyakiti dirinya dan memukul perutnya Tom mengamuk dia syok, Robert memeluk Tom erat hingga ia tidak bergerak Tom menangis sejadi jadinya.
"Bibi May akan semakin membenciku"
Pekiknya diantara tangisnya Robert terdiam.
"Aku yang akan bicara dengan May hmmm ini sepenuhnya bukan salahmu, Tom"
Tangis Tom terhenti karena tertidur kelelahan menangis dipelukan Robert, Robert membaringkan tubuh Tom pelan ia mengkhawatirkan kesehatan Tom.
Robert memandang May yang wajahnya merah padam memandangnya marah, May mencengkram kerah baju Robert yang kemudian ia menangis mendudukkan tubuhnya di sofa.
"Dimana dia sekarang?"
Ucap May disela tangisnya
"Dia peternakan milikku, aku khawatir dia akan sakit dia selalu memikirkan mu May ia takut kau membencinya"
May termangu ia mendongak
"Ia lebihpantas menjadi putramu dibanding pasanganmu Robert, ia hanya anak anak"
Robert terdiam ia tidak berniat menyangkal May karena itu memang benar tapi ia sangat mencintai Tom itu diluar rencananya.
"Aku mau bertemu dengannya, aku merindukannya Robert"
Robert mengangguk dan meminta May menyiapkan beberapa helai pakaian ia meminta May tinggal dipeternakan bersama mereka beberap hari.
"Sepertinya ia sedang tidur, May....ayo aku tunjukkan kamarmu"
May mengangguk ia mengikuti May dari belakang, kamarnya sangat bagus untuk sebuah rumah peternakan ia agak kaget juga.
"Istirahatlah, May"
Robert keluar dan menutup pintu ia lega May mulai melunak dan mau menemui Tom karena saat ini Tom lebih membutuhkan May dibanding dirinya.
Tom membuka matanya dan ia menangkap sosok yang duduk dipinggir ranjang mengusap kepalanya dan ia pikir itu hanya mimpi air matanya luruh matanya hanya memandang May tanpa mengatakan apapun, ia tidak melihat Robert ia semakin yakin itu mimpi.
"Kau tidak merindukan bibi May mu, Tom?"
"Aku sangat merindukan bibi May, aku minta maaf aku melakukan kesalahan besar"
Tangisnya pecah, May mencium dahi Tom ia berusaha menenangkannya.
"Andai ini bukan mimpi"
"Ini bukan mimpi Tom, Robert datang memceritakan semuanya dan memintaku datang menemuimu ia khawatir kau sakit...bibi juga minta maaf Tom aku sudah mengusirmu.
Tom duduk dan langsung memeluk May, Robert terdiam ia memandang mereka dari pintu yang terbuka hatinya terluka seandainya ia tidak pernah bertemu Tom mungkin Tom kan baik baik saja dan bahagia bisa menikmati masa remajanya.
Tbc