>Perihal Perasaan<

32 5 0
                                    

Orang tidak tahu perasaan kita terkecuali kita memberitahunya




Nara dan somi duduk di tepi lapangan dengan keringat yang bercucuran,mereka baru saja selesai menyelesaikan olahraga.

"Menurut Lo Haruto ganteng gak?"tanya somi dengan alis naik turun

Nara melirik somi dengan malas "Biasa aja"

"Ih kok Lo liatnya gitu sih,padahal menurut gue dia itu ganteng"

Nara hanya membalas dengan gumaman tapi hatinya sedikit sakit

"Jodohin gue sama Haruto dong"

Nara menoleh cepat,ia mengngerutkan dahinya,telinganya gak salah denger kan?

"Bantu dong Ra,Lo kan temen gue"

"Lagian Lo juga udah Deket lama sama Haruto"Lanjutnya

"Gue ke kelas duluan"Nara tak menggubris ucapan yang somi lontarkan

"Jangan lupa besok datang ulangtahun gue!!"

Lagi-lagi Nara hanya membalas dengan gumaman

Nara melipatkan kedua tangannya sebagai tumpuan untuk dirinya tertidur tapi sepertinya hari ini dia tak jadi tertidur saat seseorang mengganggunya dengan duduk di sampingnya

Pria itu menyondorkan satu botol air mineral "Minum dulu"

Nara menoleh "Jangan ganggu gue bisa gak?"

"Sebenernya gue itu orangnya gak suka banyak omong"

"Bodoamat"

"Dan gue juga pemaksa"

Oke,hari ini Nara mengalah dengan pria yang bernama Asahi itu

"Asa habis ini Lo gak bakal ganggu gue kan?"

"Nama panggilan Lo buat gue bagus juga"

"Hah?"

"Enggak"

Lagi-lagi Nara harus mengusap dadanya saat berbicara dengan Asahi ini.

"Sering-sering ya sama gue gini"

"Hah?"




Haruto sibuk memilih-milih kalung yang akan di kadokan untuk somi besok, sedangkan Nara hanya diam malas di samping Haruto

"Ini bagus gak?"

"Bagus"

"Ini bagus?"

"Bagus"

Haruto melirik Nara sinis "Lo dari tadi bagus-bagus aja,yang bener dong"

"Kan Lo nanya"

"Makan dulu yuk gue takut Lo pingsan"ucap Haruto sembari memasang kalung berbentuk bulan dengan satu permata itu di leher Nara

Nara tersenyum tipis atas perlakuan lembut Haruto,terkadang semua orang benar-benar mengira bahwa mereka pacaran

Haruto menarik Nara untuk mengajaknya makan di salah satu cafe.

"Jadi udah di pilih kado buat somi?"

"Udah.Dia bilang kalau dia suka kalung"

"Kapan kalian saling ngobrol?"

"Tadi di sekolah.Kemarin juga iya"

"Dia orangnya ramah banget "

Tanpa di sangaka perkataan Haruto barusan membuat Nara kembali sesak di dadanya.

Pudar || Watanabe Haruto [SELESAI].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang