Malam ini tepat pada jam 10 malam Nara pulang ke rumahnya dengan keadaan kacau.Seluruh tubuhnya terdapat luka-luka,mata bengkak,dan kaki sudah tanpa sendalnya,bahkan suhu tubuh jauh dari kata normal dengan wajah pucat.
Siwon berlari mendekat ke arah Nara dan dalam hitungan detik tubuh Nara jatuh ke dalam dekapan siwon.Siwon panik dan langsung membawa Nara ke kamarnya "Hyunsuk tolong telepon dokter"pintanya, dan langsung sesegera mungkin hyunsuk hubungi dokter khusus keluarganya.
Nara berbaring di ranjangnya dengan suhu tubuh masih belum normal,Yoona tidak tega melihat anaknya sakit seperti itu tak henti-hentinya Yoona terisak dalam dekapan Yoshi karna takut, hubungan Nara dan Yoona akhir-akhir ini masih kurang baik
"Sama siapa dia pulang?"tanya Siwon, dirinya sudah keringat dingin
Yoshi menggeleng tidak tahu
Dalam waktu sekitar 10menitan dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Nara .
"Sebaiknya kamu cari siapa itu haruto"perintah Siwon
"Itu cuma mimpi dia, haruto itu gak ada!"ujar Yoshi emosi
"Yosi!"marah Siwon
Siwon mengambil alih Yoona,dia membawa Yoona ke pelukannya untuk memberi sedikit ketenangan setelah beberapa detik mereka berpelukan Siwon akhirnya membawa Yoona pergi untuk beristirahat
Sementara hyunsuk masih risau memperhatikan adiknya yang di tangani oleh dokter itu di dekat pintu kamar, dirinya tak henti-hentinya menerutuki diri sendiri bahwa dia sangat bodoh,dan brengsek.
Punggung pria itu ia tepuk pelan,tak lama pria itu menoleh dengan guratan senyum manis "Ada apa?"tanyanya lembut
"Lagi ngapain?gak cape lehernya liat ke atas langit dari tadi?"
Pria itu masih memandangi langit dengan senyuman yang tak pernah pudar nya "enggak"
"Aku lagi minta sesuatu sama tuhan"lanjutnya
Wanita dengan rambut terurai itu menirukan pria di sampingnya, keduanya memandangi langit sama-sama dengan mata seraya mengisyaratkan kesedihan
"Kamu minta apa?"tanya Nara
"Mengubah tulisan takdir"
Mata Nara menyipit "Emang bisa di ubah?"
Haruto menoleh pada Nara "Diem dulu ,aku lagi berusaha ini"
"Haruto ih!"
Haruto terkekeh "Kamu kan pernah bilang sama aku bahwa tulisan takdir itu bisa di ubah"
Nara tersenyum, tangannya terangkat untuk mengusap rambut pria di sampingnya itu dengan lembut
"Haruto untuk Nara kan?"
Haruto mengangguk pedih.
"Jangan menyerah ya,jangan sakit juga"
"Haruto"
Nara mengerjapkan matanya, keringat dingin sudah banyak bercucuran di sekitar wajahnya "Mimpi?"gumam nara
Nara kecewa.Jika tahu dia bertemu haruto dalam mimpi mungkin Nara tak akan bangun, Nara melirik tangannya yang terdapat selang infus. dengan kekesalannya infusan di tangannya pun ia cabut dalam sekali hentakan
Nara memeluk lututnya, matanya mengarah pada sang jam dinding yang menunjukkan pukul 1 malam.
"Sial"
Nara mengambil hoodienya yang tergantung di kursi belajar,dengan pelan ia membuka pintu kamarnya untuk keluar dari kamar
Langkahnya ia pelankan karna ada Hyunsuk yang tidur di dekat pintu kamarnya,rumah sudah sepi,semua orang sudah tertidur
Nara berhasil keluar dari rumahnya,dengan kegelapan malam dia berlari tak tahu kemana tujuannya dirinya hanya di terangi lampu toko jalanan yang untungnya masih terang walau sudah tutup
Dia berjongkok di sana,dia menangis sembari mengacak rambutnya penuh amarah
"Aku ingin mati"ucap Nara dalam tangisnya
"Aku sungguh ingin mati"
"Kenapa kau datang jika tak akan kembali"
Nara benar-benar menangis tak terlalu kencang tapi nada suaranya benar-benar sumbang dan bergetar
"Sialan!"
"Berdirilah"
Nara mendongkakan wajahnya ke si pemilik suara,di wajahnya masih ada air mata yang turun dari sudut matanya
"Berdiri dan ikut aku"ujarnya lagi
Nara masih diam tak menanggapi ucapan pria tersebut
Karna kesal pria tersebut menarik tangan Nara dan menarik Nara untuk ikut dengannya,Nara hanya diam menuruti dan mengikuti ke mana pria itu akan membawanya
Pria dengan luka gores di wajahnya dan sedikit darah di seragam sekolahnya juga dengan tatapan dingin matanya,dia melepaskan pegangan tangan dirinya dan Nara
"Kenapa kau membawa ku kesini?"tanya Nara tak mengerti
Pria itu membawa Nara ke terowongan rell kereta,itu yang membuat nara bingung
"Akan ada kereta yang lewat sebentar lagi"
"Jadi?"tanya Nara Bingung
"Kamu bilang kamu ingin mati,maka melompat lah nanti ketika kereta itu lewat"pria itu menghentikan kalimatnya sejenak "aku juga ingin mati, sebaiknya kita mati sama-sama saja"
Nara menundukkan kepalanya ke bawah arah sepatunya "Asahi".
KAMU SEDANG MEMBACA
Pudar || Watanabe Haruto [SELESAI].
Fantasy√PUDAR:Mengubah tulisan takdir ❝Mimpi atau halusinasi aku tak peduli. tapi jika berakhir tidak membahagiakanmu itu sama saja di luar rencana ku ❝ "Terimakasih telah menunggu hingga musim semi".