Haruto memandangi makam itu dengan mata berair, bibirnya gugup untuk bicara satu hal pun, dadanya sesak dan juga penyelesan itu selalu menghantuinya
Dia berjongkok dengan senyum tanpa pudar meski air matanya berjatuhan
"Aku kan udah bilang jangan jauh-jauh dariku kecuali aku yang minta,tapi kenapa kamu gak dengerin aku?"
Haruto mulai terisak pedih,ia mengusap wajahnya kasar sumpah demi tuhan Haruto benar-benar kelu Untuk bicara.
"Kamu bisa denger aku?"tanya Haruto parau
"Maafkan aku"pria itu menggigit bibirnya
"Sejak saat kamu ngungkapin perasaanmu padaku aku jadi tahu bagaimana rasanya di cintai"
"Aku juga tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang"
Haruto memainkan jari tangannya mengisyaratkan bahwa dia sangat menyesal dan ketakutan
"Aku bersyukur kau adalah cinta pertamaku"Haruto mulai terisak membayangkan kenangan dirinya dan Nara
"Apakah kamu mendengarku?!"
Haruto mengeluarkan susu kotak rasa coklat kesukaan Nara "Aku tahu kau akan haus,aku simpan ini di sini ya"
"Aku tidak akan pergi,aku akan tetap disini bersamamu"Haruto tersenyum miris
Sungguh Haruto,ingin kembali ke masa itu.
Masa dimana dirinya dan Nara selalu bersama.
Karna Haruto hanya untuk Nara.
"Jika aku pergi aku pasti akan kembali.Kamu tahu aku tidak pernah main-main dengan perkataanku".
Dua pria itu bertemu tapi keduanya di pisahkan oleh kaca pembatas antara dirinya dan pria pria di hadapannya.
"Jangan banyak omong gue gak punya waktu lagi"
Haruto menarik nafas panjang ketika mendengar nada tak suka dari Jihoon,pria di hadapannya yang kini sedang di tahan.
Jihoon dapat melihat raut kesedihan dan kekecewaan dari wajah Haruto, matanya memerah seperti habis menangis.
"Kenapa waktu itu Lo nolongin gue?"tanya Haruto tanpa memandang Jihoon
Jihoon bungkam
"Kenapa waktu itu Lo gak nolong Nara?kenapa Lo gak bawa dia keluar!"teriak Haruto dengan nafas memburu
"JAWAB BODOH!"Haruto menatap tajam Jihoon
"KARNA NARA YANG NYURUH!.Dia yang nyuruh gue buat bawa Lo keluar itu permintaan terakhir nya"
"Bodoh"umpat Haruto sembari terkekeh
"Kenapa Lo harus lakuin omongan dia?Lo mikir gak sih, seharusnya yang Lo Tolong pertama itu Nara,dia perempuan Hoon"
"Dia maksa gue buat nolong Lo brengsek!"emosi Jihoon mulai tak terkendali
"Seharusnya Lo bersyukur dan berterima kasih karena gue Udah nolongin Lo! Gara-gara Lo Nara mati!"sentak Jihoon lagi
Haruto menendang kursi yang tadi ia duduki
BRAKK
"Lo tau rasanya hidup tapi mati!?"
"Buat apa gue hidup kalau dia aja pergi!"
"Kalau Lo gak nyimpen bom buat bunuh gue ini semua gak akan terjadi"jelas haruto marah
"Karna gue serakah!Gue pengen Nara buat gue tanpa adanya Lo!"teriak Jihoon, matanya sudah berkaca-kaca
"Gue juga Cinta sama dia"ucap Haruto pelan dengan pandangan kosong
"Gue yang pertama kali liat Nara nangis,kalian bahkan gak pernah liat sehancur apa dia sampe nyakitin dirinya sendiri"
"Dan itu karna Lo Haruto"gumam Asahi pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pudar || Watanabe Haruto [SELESAI].
Fantasy√PUDAR:Mengubah tulisan takdir ❝Mimpi atau halusinasi aku tak peduli. tapi jika berakhir tidak membahagiakanmu itu sama saja di luar rencana ku ❝ "Terimakasih telah menunggu hingga musim semi".