Itu pilihanmu,jadi tolong tinggalkan aku sendiri dan berbahagialah.
Saat ini Nara sedang menerutuki dirinya karna dia mau-mau saja di ajak bertemu oleh Jihoon.
Dan apa yang terjadi?
Nara di bawa ke tempat yang gelap,kotor dan berantakan, tempatnya seperti gudang.Hanya ada satu jendela saja di sini yang menerangi oleh sinar matahari
"Lepasin gue Jihoon!"Sentak Nara marah
Pasalnya tangannya di ikat ke belakang kursi.
Jihoon terkekeh,dia berjalan menghampiri Nara dan membungkukkan tubuhnya untuk menyesuaikan tingginya dan wanita itu.
Kini keduanya saling berhadapan sangat dekat,bahkan Nara saja dapat merasakan hembusan nafas Jihoon
"Dari dua tahun lalu,gue pengen banget Lo"ucap Jihoon dengan kekehan
Nara berusaha membuang muka agar tak berhadapan dengan Jihoon namun Jihoon sangat lihai, tangannya memegang kedua pipi Nara untuk melihat ke arahnya
Dengan pelan Jihoon menyatukan bibirnya namun dengan gerakan cepat Nara menendang perut Jihoon sehingga pria itu tersungkur
"Jangan macem-macem!"
"Lepasin gue!"Nara berteriak ia sangat Benci pria itu
"Tunggu pahlawan Lo datang dulu dong"ucap Jihoon
"Selama gue pacaran sama Lo gue ngerasa gak pernah dapet kasih sayang dari Lo,gue ngejar Lo tapi lo ngejar dia"nada bicara Jihoon sangat parau
"Dan Lo tau bahwa selama dua bulan lalu gue selingkuh?"Jihoon menggantungkan kalimatnya"Sama sahabat Lo,somi"
Nara bungkam
"Tapi sebenarnya gue masih cinta sama Lo Ra"
BUAKGHHHH
Keduanya menoleh ke arah pintu yang di dobrak itu
Jihoon tersenyum miring"Akhirnya pahlawan Lo udah datang"
Haruto berlari ke arah Nara untuk melepaskan ikatan tangan wanita itu.
Setelah terlepas Nara langsung memeluk haruto, akhirnya ada yang menyelamatkan juga.
"Lo gapapa?"tanya Haruto cemas
Nara menggeleng lemah
"Lo aman sekarang"ucap Haruto memenangkan
"Udah saling bacotnya?"tanya Jihoon geram
"Lo mau apa?"tanya Haruto tajam
Jihoon tertawa renyah"gue mau Lo mati"
"Dan setelah Lo mati Nara akan jadi milik gue selamanya"lanjutnya
"JIHOON!"Teriak Nara dengan nafas memburu
"Haruto,Lo yang buat gue jauh dari Nara,Lo gak sadar?"tanya Jihoon sembari melangkah pelan
Jihoon terlihat mengerikan sekarang
"Lo pikir gue akan diem kalau cinta pertama gue di ambil?"Jihoon mengeluarkan sesuatu yang buruk di saku celananya,Sebuah pistol.
Tidak hanya itu Jihoon juga sengaja membakar kaleng dan bangku-bangku rusak yang berantakan itu, sehingga membuat api menyala.
Jihoon kesetanan.
"Nara pergi, Menjauh dari dia!"Teriak Jihoon yang sudah siap dengan pistolnya
"Gak akan!"
"Lo mau mati juga!"
"Ra menjauh,"ucap Haruto meyakinkan
Nara menggeleng cepat,ia tak akan meninggalkan Haruto sedikit pun
Pelatuk pistol itu di tarik,dalam sekejap peluru pistol itu menembus dada Haruto
DORRRR...
Sebelum itu Haruto dengan gerakan cepat mendorong Nara untuk menjauh darinya dan sesaat kemudian Haruto ambruk dengan darah bercipratan dan mengalir merah.
"HARUTO!"Teriak Nara sembari berlari menghampiri pria itu
"Tenang saja,aku akan baik-baik saja"
"Ja-jangan khawatir"
"Dia bermain di belakangmu,dia selingkuh dengan somi"jelas haruto dengan nafas tak teratur
Haruto sudah merem melek, bibirnya pucat,ia seperti menahan sakit yang benar-benar sakit
Nara menekan-nekan dada Haruto tak peduli akan bajunya yang penuh dengan darah
Dan untuk kedua kalinya Nara mengeluarkan air mata,dia menangis karna Haruto untuk kedua kalinya
"Jangan ngomong dulu!"perintah Nara
"Jaga dirimu tanpa ku"Nafas Haruto sudah sesak"Aku akan merindukanmu"
"Ak-u menyukaimu"setelah mengukapkan Kalimat sesak itu Haruto Sudah benar-benar terpejam
"Haruto!!"Teriak Nara dengan tangisnya
Masih ada kelanjutannya....😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Pudar || Watanabe Haruto [SELESAI].
Fantasy√PUDAR:Mengubah tulisan takdir ❝Mimpi atau halusinasi aku tak peduli. tapi jika berakhir tidak membahagiakanmu itu sama saja di luar rencana ku ❝ "Terimakasih telah menunggu hingga musim semi".