Sepanjang durasi waktu menghadap belantara malam tengah terbuka
Hanya kantuk yang menyerang datang bertubi
Meleleh kepada titik lemah sepasang katup mataPadahal, belum keluar kulihat bintang
Juga riangnya lilin di cahaya padam
Menoleh jejeran pucuk cemara yang tertidur
Juga burung-burung di dahannya yang sebegitu lena mendengkur
Aku menulis nuansa kalian tengah malam
Bersuasana hati lelah yang belum matang
Bahkan masih melukis peran dengan khayalan
Mengetik malas menyambung klausa di waktu berjalan
Sertai secangkir kopi di redup mata tanpa kosong angan-angan
Sisaan kemarin masih harus terkepal malam ini
Sebelum melepas secarik pesan ke langit besok pagiPernah kurangkai sarana spesial sajak
Namun jatuh terbiar di latar rimba tak lagi berjejak
Lama dengan halusinasi tergeletak
Betah akhirnya pada naungan awan berarakAdapun semak belukar hibrida melati yang tumbuh
Tiada yang salah ketika ia tumbuh menjaga batas sepanjang jalan
Meski hanya sederet rasa yang cantik di pekarangan
Namun subur padanya ketika ia jadikan langit sebagai naunganKesalahan yang pernah ada, mungkin pernah merindang
Namun di dalam sebuah fantasi telah aku bakar setiap inci kenangan
Kujadikan pupuk dari hitamnya arang kegagalan
Meski seketika terhantam lembut angin mengecil
Hingga pada akhirnya Tuhan sendiri yang menjadikannya sebutir debu yang dapat bercerita(jejak perjalanan dan pengalaman)Ka Nahar...
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Sejenaakkk
ŞiirDisini akan menyediakan puisi dan quetes.Yang mana bukan hanya aku saja yang bikin melainkan dengan berbagai teman teman yang selalu menjadi inspirasi lewat puisi dan quetes merekaaaa huwaaa yukk dibacaaaa😍