03. Sorry

235 24 0
                                    

Terkadang meminta maaf adalah hal terbaik untuk membuatmu mengerti kesalahan apa yang telah kamu perbuat.

~Ranea~

TIGA orang gadis beda sifat itu sedang asik menguping pembicaraan sahabat mereka, penyakit kekepoan mereka sudah meronta sejak mereka dengar salah satu sahabatnya di panggil oleh seseorang.

"Si Alea mau di apain, ya sama si muka triplek?"

"Yang pasti si Alevran bukan mau nembak si Alea, sih,"

"Gila kalo di liat-liat si Alevran cocok juga sama si Alea,"

Dua anak manusia beda jenis kelamin, beda nasib, beda sifat, beda orangtua itu saling tatap dengan tatapan yang jauh berbeda.

"Lu mau ngomong apa, Ran?" tanya Alea dengan senyum merekah.

Alevran menghela napas, kemudian dia mendekatkan wajahnya pada wajah Alea yang nyaris membuat kening keduanya bersentuhan.

"Stop bilang kalo gue bakal jadi milik lo," ucap Alevran penuh penekanan.

Alea berusaha terlihat tenang, namun jujur detak jantungnya sedang berdisko ria sekarang. Gadis itu menghela napas sebentar lalu menatap Alevran tepat di dua netra cokelatnya.

"Tunggu aja, Ran, gue yakin lo pas–"

"Lo gak paham, gue harus lindungi Nyokap dan Letha, gue gak ma–"

"Gue gak minta di jagain elo, Ran, cukup lo terima cinta gue aja itu udah cukup, setidaknya kasih gue waktu buat buktiin itu semua ke lo Alevran Hansel Wardhana," jelas Alea dengan keyakinan yang sangat besar.

Alevran mendengus kasar, apa yang harus dia lakukan sampai membuat Alea mengibarkan bendera putih?.

"Tiga bulan, kasih gue waktu tiga bulan buat buktiin kalo gue serius cinta sama lo. Kalo lebih dari tiga bulan lo masih gak cinta sama gue..."

Alevran hanya diam, memunggu apa yang akan gadis itu katakan meski dia tahu semua yang Alea katakan hanyalah sebuah omong kosong tak berfaedah.

"Lo bakal ngibarin bendera putih?"

Alea mengangguk, lalu menatap tepat di netra cokelat cowok itu. "Gue bakal kibarin bendera putih dan gak ganggu lo lagi,"

~Ranea~

ALVA sampai tersedak saat mendengar cerita Alevran barusan, serius? Apa yang ada di otak Alevran sampai mau terima tawaran seorang Alea Achava.

"Napa lo, Al? Ampe keselek kek begitu," cetus Sagara di akhiri kekehnya.

Alva mengelap sisa minumannya dengan punggung tangan, dia lalu menatap Alevran yang terlihat santai-santai saja.

"Ran, kok lu santuy-santuy aja sih? Ini tuh big news tau gak?" cetus Raden heboh.

Alevran hanya meninggikan dua bahunya acuh, dia hanya ingin mengetahui seberapa yakin dan percaya dirinya gadis itu dalam meluluhkan hati beku seorang Alevran Hansel Wardhana.

~Ranea~

~Ranea~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ranea (Sequel My Perfect Husband) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang