Ranea (Sequel My Perfect Husband) (SELESAI)

37. Dunia Baru

Hai...

Welcome to chapter 37....

Sebelum baca jangan lupa vote...

Jika ada kesalahan kata atau kalimat mohon koreksinya...

Bagaimana kabar kalian?

Sudahkah kalian bahagia dan bersyukur hari ini?

Semoga...

Selama baca kalian sambil dengar musik yang udah author sediain diatas, siapa tahu bisa lebih dapat feel-nya...

Happy reading...

~Ranea~

Semua karakter, organisasi, kejadian, tempat, latar, waktu dan semua yang ada di dalam cerita ini adalah fiksi!

~Ranea~

Lupakan masa lalu, belajar di masa kini dan pikirkan masa depan.

~Ranea~

SAGARA hanya diam duduk di atas tribune lapangan basket indoor sekolah, netra hazelnya menatap ke berbagai arah kemudian cowok itu menunduk menatap pergelangan tangan kirinya yang terlihat mengerikan dengan berbagai bekas luka goresan.

Begitu mengerikan sampai cowok itu berpikir untuk memotong pergelangan tangannya itu, embusan napas beberapa kali lolos dari bibir pucatnya. Dirinya sudah seperti manusia berpenyakitan, darah dalam tubuhnya seperti berhenti mengalir, tubuh itu seolah tidak di isi jiwa.

"Kalau mau mati, mati aja... gue gak akan halangi lu nanti."

Sagara terkekeh miris mendengar penuturan seseorang yang duduk disampingnya, dia menunduk beberapa waktu kemudian mendongak, menatap cowok berambut cokelat itu dengan tatapan susah di artikan.

"Janji?" cowok bernama belakang Agnibrata itu mengangkat jari kelingkingnya.

Alevran menatap kelingking itu beberapa waktu, kemudian dengan pasrah dia menyatukannya dengan kelingking miliknya. Cowok itu berjanji, dan akan dia tepati meskipun dengan berat hati.

"Gue titip salam kalau nanti lu ketemu Papa."

Sagara tertawa kencang sampai beberapa murid memusatkan perhatiannya pada Alevran dan Sagara, dua cowok tampan primadona SMA Atlanta yang banyak di incar oleh para siswi.

"Lo yakin gue akan diterima?"

"Kalau lo gak yakin kenapa lo berniat lakuin itu, Sa?"

~Ranea~

"TUMBEN lu gak rusuh cari si Alevran,"

"Istirahat itu penting,"

Gadis bernetra biru itu terkekeh, dia hampir mengira bahwa sahabatnya sudah menyerah tapi ternyata Alea hanya istirahat sejenak.

"Kapan kita bisa kaya dulu lagi, Net? Gue dan Rayna kangen lo sama Kayla rusuh."

Lengkungan dibibir Annete dalam sekejap luntur, gadis bermata biru itu hanya diam tanpa berniat ingin menjawab. Malah Annete tidak tahu harus jawab apa.