30. Semakin Salah

123 14 1
                                    

Selamat hari minggu...

Hari ini gimana kabarnya? Semoga baik yaa....

Yang baru bangun mandi dulu sono..

awali pagi kalian dengan sarapan yaa..bukan dengan update status

sebelum baca jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini biar tambah banyak yang sayang Alevran dan Alea sama teman-temannya yang lain:)

happy readinggg...

~Ranea~

ALEA sejenak berpikir sambil duduk di bangku taman belakang, tiba-tiba dia berpikir apakah dirinya layak untuk Alevran? Apakah gadis sepertinya layak untuk cowok hampir sempurna seperti Alevran? Mengingat kedua orangtuanya juga sangat benci terhadap Alesha makin membuat Alea berpikir.

"Ahh.. mikir apa sih lo, Le? Lu tuh udah berhasli luluhin hati bekunya Alevran masa lu mau lepas dia, sih?" monolong Alea tidak habis pikir.

Alea seharusnya tidak berpikir seperti itu bukan? Seharusnya dia bersyukur dapat mendapatkan hati sang pangeran berhati beku, seharusnya Alea berpikir bagaimana mengisi kekosongan yang ada dihati Alevran bukannya berpikir untuk pergi.

"Tapi... apa Alevran akan marah kalau tahu tentang orangtua gue?"

Pertanyaan lainnya ikut bermunculan di sertai perasaan yang mengganjal dihatinya, semua pemikiran tidak berlandas itu sektika datang mengisi setiap ruang yang ada di otak Alea.

"Gue cuma bisa pasrah sama Tuhan pada akhirnya." gumam Alea sambil tersenyum tipis.

Kayla dan Annete berpasan di koridor lantai dua, namun Annete seolah tidak melihatnya dan lanjut berjalan tanpa menoleh sedikitpun.

"Belum kelar juga masalah kalian berdua?"

Kayla menoleh, bibir pink itu melengkung ke atas saat Raden berdiri di sampingnya, kepalanya menggeleng tanda belum terjadi hal baik di antara keduanya. Sementara Raden, cowok bermata cokelat itu menghela napas lelah kemudian mengelus kepala Kayla penuh sayang.

"Sabar... Tuhan pasti kasih jalan terbaik buat kalian berdua," ujar Raden dengan senyum manisnya.

Kayla menangguk, namun, tanpa di duga cowok bermata cokelat itu membawa dirinya kepelukan hangat. Dan itu dilihat langsung oleh Annete yang sempat berbalik saat mendengar suara Raden yang masuk ke dalam genang telinganya.

"Semua aja, Kay.... Sagara lo rebut! Raden lo rebut! TERUS HABIS INI SIAPA LAGI YANG LO REBUT SIALAN!!!" pekik Annete kemudian dia membekap mulutnya dengan tangan kanan lalu berlari pergi dari sana, tidak ingin membuat hatinya makin sakit.

~Ranea~

ALVA ikut duduk di kursi taman yang berada di tengah-tengah gedung sekolah, Rayna yang dari tadi duduk disitu terkejut dengan kehadiran Alva. Tidak dapat di pungkiri kalau jantungnya juga berdebar luar biasa.

"Cuacanya bagus, ya, Na," cetus Alva yang buat lamunan gadis berambut cokelat itu buyar.

"Iya." balas Rayna seadanya. Alva hanya melukis senyum yang sangat membuat Rayna candu menatapnya.

"Alva jangan senyum!" ujar Rayna dengan intonasi tinggi.

"Lho kenapa emangnya?" tanya Alva dengan kening berkerut.

"Gue meleyot entar." jawab Rayna refleks.

"Hm... lo bilang apa barusan?" 

Sontak Rayna memutar tubuhnya membelakangi Alva yang diam-diam menahan tawa, Rayna sangat menggemaskan dan ingin rasanya dia memeluk gadis itu dari belakang jika dia tidak ingat sedang ada di sekolah.

Ranea (Sequel My Perfect Husband) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang