Ranea (Sequel My Perfect Husband) (SELESAI)

39. Membakar Foto Itu, Memulai Yang Baru

Hai...

Welcome to chapter 39....

Sebelum baca jangan lupa vote...

Jika ada kesalahan kata atau kalimat mohon koreksinya...

Bagaimana kabar kalian?

Sudahkah kalian bahagia dan bersyukur hari ini?

Semoga...

Hari ini semoga chapter'nya bagus dan ngena di kalian...

Happy reading...

~Ranea~

Semua karakter, organisasi, kejadian, tempat, latar, waktu dan semua yang ada di dalam cerita ini adalah fiksi!

~Ranea~

Belajar dari masa lalu, kemudian perbaiki untuk masa depan.

~Ranea~

HARI minggu Alea dan sang adik baru keluar dari gereja, mereka hanya berdua saja tanpa adanya sosok Nana dan Dewa. Sejak kejadian hari itu kedua orang tuanya seringkali beradu argumen dan selalu menyibukan diri dikantor.

"Kak Alea!"

Dua anak manusia itu langsung menoleh, mata cokelat terang Alea langsung bertabrakan dengan mata cokelat gelap milik seseorang yang berdiri dihadapannya.

"Alev—"

"Kak Alea gereja di sini juga? Kok Alen gak pernah liat?"

Fokus gadis itu langsung berubah, bibirnya melengkung melukis sebuah senyum pada anak laki-laki yang memakai stelan casual itu.

"Kakak emang gereja di sini, cuma baru beberapa kali ikut ibadah pagi, biasanya siang." jelas Alea dengan senyum hangatnya.

"Alen, ayo kita pulang."

Tatapan dingin itu sekali lagi Alea dapatkan, sepertinya cowok itu sudah benar-benar melupakan dirinya. Terlihat dari gelagat dan tatapan matanya.

"Kakak masih sayang sama Kak Alevran?"

"Lebih dari itu Alli,"

Alendra terus menatap kakak laki-lakinya dengan tatapan lekat, anak itu seakan tahu soal hubungan Alevran dan Alea saat ini, dan entah kenapa Alendra merasa bersalah akan hal tersebut.

"Maafin Alen, ya, kak..."

Mobil itu langsung berhenti, Alevran menoleh menatap sang adik yang menunduk dalam sambil memainkan ujung baju waran biru dongker yang di pakainya.

"Ini salah Alen... kakak putus sama Kak Alea karena Alen yang minta, ya?"

Cowok berntera cokelat itu menghela napas getir, kepalanya menggeleng sebagai jawaban. Ini memang bukan karena Alendra melainkan karena keputusan Alevran untuk mengakhiri semuanya.

"Ini bukan salah Alen... ini salah kakak,"

Alendra menatap sang kakak yang melukis senyum tipis, anak itu paham apa yang dirasakan Alevran, dia tahu bagaimana rasanya harus melepas orang yang paling di sayang itu sulit.