BAB 14

1.1K 141 27
                                    


Setelah menerima telepon dari anak buahnya, Jaehyun membawa Ten pergi dengan paksa dari arena balap.
Padahal sebelumnya, Jaehyun dan kawan-kawan ingin merayakan kemenangan Jaehyun dengan acara makan-makan.

"Jae, kita mau kemana?" tanya Ten.
Saat ini mereka berada di mobil, dalam perjalanan entah kemana.

Jaehyun tak menghiraukan pertanyaan Ten, ia hanya fokus menyetir.

"Jae, kalau ditanya tuh jawab!!" Ujar Ten kembali sedikit meninggikan suaranya.

"Bisa diem nggak! Gue lagi pusing!"

Ten mengerutkan dahinya, menatap Jaehyun heran.
Ada apa gerangan tiba-tiba Jaehyun bersikap dingin seperti ini?
Padahal tadi Jaehyun bersikap manis padanya.

Enggan memperkeruh suasana, Ten pun akhirnya memilih diam.








Dua puluh menit perjalanan, ternyata Jaehyun membawa Ten ke apartemennya.

"Kenapa kesini, Jae?" tanya Ten setelah masuk ke dalam apartemen milik Jaehyun.

Namun lagi-lagi lelaki itu tidak menjawab pertanyaan Ten, dia sibuk mengunci pintu.

"Kenapa pintunya dikunc---"

Ten tidak melanjutkan ucapannya, karena tiba-tiba Jaehyun melahap bibirnya rakus.

Jaehyun terus saja mendorong tubuh Ten hingga ke ranjang, dengan bibir yang masih saling berpagut panas.

"Eungghhh... Jaehhh...."

Ten berusaha mendorong tubuh Jaehyun, karena sungguh ciuman Jaehyun kali ini melukai bibirnya.

Plak!!

Jaehyun menampar pipi Ten sangat keras hingga keluar darah dari sudut bibir Ten.

"LO KENAPA SIH JAE?!!"

Ten berteriak, meronta minta dilepaskan.
Namun sepertinya Jaehyun sudah kerasukkan jin iprit, hingga ia tidak memperdulikan rengekan kekasih mungilnya.

Jaehyun justru membalik tubuh Ten menjadi membelakanginya, hingga posisi Ten menungging di depannya.
Tanpa aba-aba Jaehyun melorotkan celana Ten dan juga celananya sendiri, dan tanpa pemanasan juga pelumas Jaehyun melesatkan penisnya ke dalam lubang anal Ten. Membuat sang empu merintih kesakitan, karena ukuran penis Jaehyun yang begitu besar.

"Ahhhh... Brengsekkkhh!!!"

Jaehyun tersenyum miring tatkala mendengar rintihan Ten. Kini lelaki itu menjambak rambut Ten sembari memompa penisnya di dalam lobang Ten dengan tempo cepat.

"Mhhhhhh... Jaehhhhh...."

Ten tidak kuat, rasanya begitu menyakitkan.

Dengan sisa tenaganya, Ten menggerakkan satu kakinya untuk menendang kaki Jaehyun hingga pria bertubuh atletis tersebut tersungkur ke lantai.

"Sampai kapan pun lo nggak bakal berubah Jae!!!"

Ten menunjuk wajah Jaehyun seraya memakai celananya kembali.

"Sekali bajingan tetap bajingan, dan lo nggak bakal bisa mencintai seseorang dengan lembut!!!" Sambungnya, menatap Jaehyun garang.

Mendengar ucapan Ten, Jaehyun mengusap wajahnya kasar tersadar dengan tindakan kasarnya kepada Ten.

"Sayang maafin aku, tadi aku---"

"Gue nggak butuh maaf lo, Jaehyun!!" bentak Ten memotong perkataan Jaehyun.

"YAUDAH SANA PERGI, GUE EMANG BRENGSEK, GUE EMANG BAJINGAN, GUE NGGAK PANTES BUAT SIAPAPUN!!"

Ten tersentak saat Jaehyun berteriak begitu kerasnya, sungguh membingungkan.

Punch-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang