BAB 19

994 137 12
                                    


Sudah setengah jam berlalu, namun Ten tidak juga kembali membuat Jaehyun menjadi gelisah.

"Ten kok lama banget sih?" gumam Jaehyun mendudukkan diri dan menyandarakan tubuhnya ke headboard.

"Dia beli kopi atau boker?" Jaehyun mengambil ponselnya yang berada di meja nakas, kemudian mendial nomor Ten.

Ting ting ting

Jaehyun mengedarkan kedua matanya tatkala mendengar suara ponsel. Dengan segera ia bangkit untuk mencari keberadaan benda persegi panjang tersebut.

"Astagah dia nggak bawa hp lagi"
Jaehyun menggenggam ponsel milik Ten yang tertinggal.

Lantas Jaehyun berinisiatif menyusul Ten ke kantin. Namun sebelum itu, ia melepas selang infusnya brutal.
Kemudian ia berjalan keluar dari ruangannya masih dengan mengenakan pakaian pasien.

"Eh, mas mau kemana?" Tegur seorang suster ketika baru saja hendak masuk ke dalam ruang rawat Jaehyun.

"Saya mau cari pacar saya, sus"
Ujar Jaehyun tanpa menghentikan langkahnya.

"Tapi kondisi mas belum stabil"

Jaehyun merotasikan matanya jengah.
"Saya udah sehat sus, saya harus pergi mencari pacar saya" Ucap Jaehyun final, lalu kembali melangkahkan kedua kakinya. Tujuan utamanya adalah kantin, karena tadi Ten mengatakan akan ke kantin untuk membeli kopi.

Sesampainya di kantin, Jaehyun tidak melihat Ten disana, yang ada hanyalah para dokter dan suster.

Jaehyun memutuskan menghampiri penjaga kantin untuk bertanya.

"Permisi pak, saya mau nanya"

Penjaga kantin yang sedang mengelap piring menghentikan kegiatannya, kemudian menatap Jaehyun.

"Iya mas, mau nanya apa?"

"Sekitar setengah jam yang lalu ada cowo mungil kesini nggak pak? Pesen kopi gitu?" tanya Jaehyun tanpa basa-basi.

Penjaga kantin mencoba mengingat-ingat.
"Aduh maaf mas, yang datang kesini banyak"

Mendengar jawaban penjaga kantin, Jaehyun menghela napas pelan.

Kemudian ia memperlihatkan foto Ten di ponselnya kepada penjaga kantin tersebut.

"Ini loh pak, orangnya" ujarnya kemudian.

Penjaga kantin mengamati foto Ten, lalu menggeleng samar.

"Saya nggak lihat laki-laki ini kesini mas"

Jaehyun menggigit bibir bawahnya, rasa panik mulai datang padanya.

"Yaudah pak kalau begitu, saya permisi dulu" Pamit Jaehyun lalu pergi dari kantin.

"Gue balik kamar deh, siapa tau Ten udah balik" Gumamnya mencoba tetap tenang, dan memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Namun lagi-lagi Jaehyun harus menelan kekecewaan, karena saat ia masuk ke dalam ruang rawatnya tidak ada Ten disana.

"Astagah Ten, kamu dimana sih?" Jaehyun mengusap wajahnya frustasi.

"Gue nelfon Anna deh, siapa tau Ten balik kost-an"

Jaehyun pun segera menghubungi Anna.

"Halo An?"

"Iya Jae, ada apa?"

"Ten balik kost ya?"

"Hah? Nggak tahu, soalnya gue lagi di sekolah. Tapi bukannya dia nemenin lo di rumah sakit ya? Tadi gue kesitu buat nganterin baju ganti buat dia"

"Kapan lo kesini? Kok gue nggak tahu?"

"Tadi pagi sih, gue ketemu Ten di lantai bawah"

"Nah itu masalahnya"

"Kenapa Jae? Jangan bikin gue panik"

"Ten tadi bilang mau ke kantin buat beli kopi, tapi sampe sekarang nggak balik-balik. Gue udah cari ke kantin tapi kata penjaga kantin Ten nggak kesana. Gue panik An, mana hp-nya ketinggalan disini"

"Duh kok bisa sih? Kemana tuh anak?"

"Makanya An, tolong dong hubungin pemilik kost-an lu. Siapa tau Ten kesana buat ambil baju atau apa gitu, tolong ya? Nanti kabarin gue"

"Oke oke, gue coba nelfon ibu kost gua dulu"

"Sip, kabarin nanti ya An"

"Siap Jae"

Pip

Sambungan telepon terputus.
Namun tak membuat Jaehyun bisa bernapas lega, karena saat ini rasa khawatir dan takut menghantuinya.

"Ten kamu dimana?" Lirih Jaehyun sembari berjalan mondar-mandir menunggu kabar dari Anna.

Ting

Suara notifikasi berasal dari ponselnya, membuat Jaehyun dengan cepat membuka pesan tersebut.

Anna

Kata ibu kost gua, Ten nggak dateng kesana

"Shit!!!"

Jaehyun melepas pakaian pasiennya, kemudian mengambil sembarang kaos dan celana dari tas yang dibawakan Yuta kemarin.
Ia juga mengambil jaket denim dan memakainya gugup, kemudian bergegas keluar dari ruang rawatnya.
Namun sebelum itu ia membuka ruang chat grup The Suange.


The Suange

Jaehyun : geng?

Yuta : yoman

Johnny : kenapa Jae?

Jaehyun : posisi kalian dimana?

Yuta : lg nyebat di rooftop, knp?

Jaehyun : cabut, jemput gue sekarang!

Johnny : lo udah boleh pulang?

Jaehyun : persetan dengan itu. Ten ilang, bantu gue nyari dia

Yuta : kok bisa ilang? Dia kemana?

Jaehyun : klo gw tau, gue gk bakalan minta bantuan kalian

Johnny : otw Jae

Yuta : oke Jae, gassssss

















☄️☄️☄️

Kediri, 22.30

Di sebuah ranjang berukuran big size, ada seorang pria mungil yang sedang terlelap diruangan tanpa cahaya.

Ada seseorang datang membuka pintu dan menyalakan saklar, hingga lampu menyala terang dan membuat tidur si mungil terusik.

Pria mungil tersebut tak lain dan tak bukan adalah Ten.
Dengan perlahan Ten membuka kedua matanya, meregangkan otot-otot kakunya.

Ketika matanya membuka sempurna, ia merasa asing dengan ruangan ini.
Lantas, Ten duduk dan menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Mulai mengedarkan matanya ke segala penjuru arah.

Lalu, matanya menangkap sosok pria sedang berdiri dengan bersandar di pintu sembari bersedekap dada dan menatapnya dengan tersenyum

Dan ketika mata keduanya saling beradu, sosok tersebut melangkah menghampiri Ten.
Pria tersebut duduk di tepi ranjang, dan dengan lancangnya mengecup pipi Ten membuat sang empu terdiam membeku.

"Gimana tidurnya sayang? Nyenyak?" Tanyanya seraya mengulurkan tangan membelai pipi Ten lembut.

"Kamu?"

Punch-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang