BAB 05

1.8K 228 16
                                    

Jaehyun semakin maju, maju dan maju menaikki ranjang membuat Ten semakin takut dan memejamkan matanya.

"Jae, please!"

"Arggghh..."

Ten berteriak begitu kerasnya saat ia merasakan hidungnya dicubit.
Lantas ia membuka kedua matanya, mendapati Jaehyun tersenyum mengejek.

"Napa? Dikira gue mau perkosa lo ya?"

Jaehyun terkekeh melihat muka Ten sangat panik.

Cup

Jaehyun mengecup bibir Ten sekilas lalu bangkit dari ranjang.

"Gue tau kok pantat lo masih nyeri kan? Mana tega sih gue bobol lagi" Ucapnya frontal membuat Ten yang sedang memegangi hidungnya mendengus kesal.

"Terus lo ngapain buka baju depan gue kayak gitu?"

Jaehyun bersedekap dada, menarik sudut bibirnya.

"Kenapa? Lo napsu hah?"

"ENGGAK!!"  Jawab Ten lantang.

"Gengsi banget lo, semalem aja lo ndesah kek gini.  Ahhh Jaehyunnn ahhhh mhhhh enghhhhh"

Jaehyun menirukan desahan Ten saat mereka bercinta semalam.

Bugh

Ten menimpuk Jaehyun dengan bantal, membuat sang dominan tertawa keras.

"Brisik lo Jae, dah lah gue mau pulang"
Ten bangkit dari ranjang hendak pergi, namun dengan cepat Jaehyun menghadangnya dan membawanya bersandar ke tembok lalu kemudian Jaehyun mengukung tubuh Ten.

"Mau kemana sayang?" Jaehyun menaruh telunjuknya di dahi Ten, lalu turun dengan gerakan sensual menyentuh setiap inci wajah Ten.

Saat jarinya tiba di bibir Ten, Jaehyun mencubit bibir kemerahan itu lalu mencumbunya rakus hingga napas Ten terengah-engah.

"Euunngghhhh...."

Ten mendesah saat satu tangan kekar Jaehyun meremas nipple-nya dari balik seragam.

"Mmmhhhhhh...."

Jaehyun melepaskan pagutan, menyatukan dahinya dengan dahi Ten sembari menatapnya sayu.

"Gue suka desahan lo, Ten" Bisiknya seduktif. Matanya yang sayu, bibirnya yang bengkak serta leher putihnya yang berurat.
Membuat siapapun akan takluk, begitu pula Ten. Tidak munafik jika Ten terpesona dengan kharisma Jaehyun apalagi saat lelaki itu berada diatasnya, sungguh dua kalilipat lebih tampan dan sexy.

Akan tetapi, segala sifatnya yang semena-mena membuat Ten muak dengan Jaehyun.

Mereka saling beradu tatap. Jaehyun yang memandangi Ten dari atas sampai bawah dengan mata sayunya, sedangkan Ten menatap mata Jaehyun seraya menelan ludahnya kasar.

"Minggir!" Ten mendorong tubuh Jaehyun menjauh.

"Gue harus pergi"

"Siapa yang bolehin lo pergi?" Jaehyun bertanya sambil menatap Ten sinis.

"Gue harus siap-siap Jae, malam ini ada balapan"

"Mulai detik ini lo nggak boleh balapan lagi" kata Jaehyun datar.

Mendengar ucapan Jaehyun, Ten merotasikan matanya malas.

"Kalau gue nggak balapan, gue dapet uang darimana buat bayar sekolah?"

"Gue yang bakal biayain lo"

Ten berdecak. "Gue nggak mau ngemis sama lo Jae, lagian perjanjian kita kan cuma sebatas bercinta satu malam.
Terus kenapa jadi panjang kek gini sih?"

"Karna gue suka sama lo, dan lo milik gue sekarang!"

Ten mengernyitkan sebelah alisnya.
Apa tadi? Jaehyun menyukainya? Apa dia tidak salah denger?

"Maksud lo Jae?"

Jaehyun mendekati Ten, kemudian membelai pipinya sensual.

"Gue suka sama lo, gue suka tubuh lo, gue suka saat lo ndesah dibawah gue"

Sialan-batin Ten memaki.

"Maksud lo mau jadiin gue pemuas napsu lo? Hah?" tanya Ten sinis.

"Ya bisa dibilang begitu, lo budak gue sekarang. Dan apapun yang gue suruh, lo harus nurut. No debat!"

"Lo nggak bisa seenaknya gitu dong Jae!!" bentak Ten begitu marah.

"Kenapa? Lo nggak terima hah? Kalau lo mbantah perintah gue, gue bakalan bongkar rahasia lo ke kepala sekolah sama ke orangtua lo kalau ternyata anak kesayangannya ini adalah seorang pembalap liar" Jaehyun tersenyum menampilkan smirk-nya.

"Lo bener-bener bajingan Jaehyun!!"

Jaehyun terkekeh pelan, lalu menarik Ten dan mendudukkannya di ranjang.

"Gue lebih dari seorang bajingan Tenlee, jadi lo jangan macem-macem sama gue!"

Jaehyun mengedipkan matanya, lalu mencuri kecupan di kedua pipi Ten.

"Lo diem disini, gue mau mandi dulu.
Okay sayang?" Jaehyun mengusak gemas rambut Ten, kemudian segera beranjak dan melangkah menuju kamar mandi.

Setelah Jaehyun masuk ke dalam kamar mandi, Ten memukul kasur begitu keras.

"Brengsek!! Kenapa gue terjebak sama bajingan itu!!" Ucap Ten frustasi sembari menyugar rambutnya ke belakang.

Dalam pikirannya dia harus kabur sekarang, dia harus pergi dari laki-laki bernama Jaehyun itu.

Ten mengedarkan matanya untuk mencari kunci pintu apartemen Jaehyun.
Tak lama kemudian ia tersenyum ketika melihat kunci yang ia cari tergeletak di nakas.

Dengan gerakan cepat Ten mengambil kunci itu kemudian berlari ke arah pintu dan membuka pintu dengan kunci tersebut.

Ceklek

Pintu berhasil terbuka. Ten menghela napas lega lalu segera mungkin menjauh dari unit milik Jaehyun.

Lelaki cantik itupun berlari kencang sampai ia menabrak seseorang.

"Awwww... Maaf--- Loh Taeyong?"

Ten mendongakkan kepalanya dan mendapati Taeyong berdiri dihadapannya.

"Ten? Kamu ngapain disini?"

"Loh kamu sendiri ngapain disini?" tanya Ten balik tanpa menjawab pertanyaan Taeyong.

"Tante aku tinggal disini, jadi aku main ke unitnya. Kamu sendiri tinggal disini juga?"

Ten menggeleng cepat.

"Enggak"

"Terus?"

"Tae, kamu mau pulang kan? Aku ikut kamu ya?"

"I-iya sih, tapi---"

Ten menarik tangan Taeyong untuk masuk ke dalam lift ketika pintu lift terbuka.

"Udah ayo cepet!!" Ajak Ten sembari mengedarkan matanya takut Jaehyun tiba-tiba muncul.

Taeyong menatap Ten bingung, namun ia menurut saja dengan ajakan Ten.





Tbc


Ciat ciat ....
Siapa yang ngarep nc di chapter ini? 😂😂

Punch-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang