Hanbin dengan teman-teman kelasnya yang masih mengenakan seragam olahraga langsung menuju kantin usai jam olahraga selesai, tepat dengan bel istirahat berbunyi hingga kantin cukup ramai."Gue nitip air mineral dingin satu," kata Hanbin kepada temannya yang berjalan menuju kios terdekat.
"Makan juga gak?" tanya Sean.
"Gak." Kata Hanbin.
"Sean! Gue nitip es teh manis sama soto!!" teriak Raini dengan membawa bola basket di tangannya. Ia duduk di sebelah Hanbin usai berteriak pesanannya kepada Sean.
"Raini, nanti bola basket gue ilang lo bawa-bawa terus! Punya kakak gue itu masalahnya!" kata Bobby kepada Raini.
"Iya ini gue bawain justru dari lapangan," kata Raini.
Suara pembawa berita infotainment dari salah satu channel terkenal terputar di televisi kantin sekolah. Suaranya yang lumayan besar dan bernada khas membuat hampir seisi kantin fokus mendengarkan benda persegi itu.
"Pengusaha belanja online terbesar di negara ini tertangkap basah kembali bertemu dengan seorang wanita yang pernah dikabarkan menjadi selingkuhannya bertahan-tahun lalu...."
Suara wanita dari benda persegi panjang itu benar-benar membuat penasaran siapa pun yang mendengarnya.
Sean kembali dari kios dengan nampan berisi minuman dan makanan di tangannya. Usai duduk di bangkunya, mata Sean langsung beralih ke televisi sambil menegak minuman dingin di tangannya.
"Berikut beberapa foto yang diambil--"
"LISA TANGKEP!" Hanbin mengambil bola basket milik Bobby yang dibawa Raini lalu melemparkan ke arah Lisa yang baru saja masuk ke kantin beberapa detik lalu.
Lisa melebarkan bola mata kaget, melihat bola basket melayang cepat ke arahnya. Ia langsung menutup wajahnya dengan kedua pergelangan tangan karena tahu dirinya tidak bisa menangkap bola yang dilempar kencang oleh Hanbin ke arahnya itu.
BRAKKK
Dalam hitungan detik bunyi suara barang berbenturan terdengar. Suara pembawa acara gosip infotainment itu menghilang. Bola basket yang Hanbin lempar melayang dengan kekuatan cepat mengenai televisi kantin yang berada di atas tembok tepat dengan posisi Lisa berdiri. Televisi itu tidak sampai terjatuh ke lantai karena masih ada sanggahan yang menahan, hanya saja layarnya langsung mati dan menimbulkan keretakan besar.
Lisa masih berdiri ditempatnya dengan posisi yang sama. Jantungnya berdebar hebat, tangan dan kakinya sampai gemetar ketakutan.
"Hanbin lo gila?" teriak Raini dari mejanya, ia langsung berlari menuju ke arah Lisa. "Lisa, are you okay?" Raini memegang pundak Lisa.
Mendengar suara itu Lisa tersadar bahwa dirinya masih di bumi dan masih baik-baik saja. Lisa mencoba berdiri dengan tegap. Ia melihat ke arah Hanbin yang berjalan ke arahnya. "Gue bilang tangkep bolanya! Lo ga jago basket ternyata." Hanbin mengambil bola basket milik bobby yang masih memantul di sekitar Lisa dan langsung meninggalkan kantin dengan santai. Padahal seisi kantin baru saja terkejut atas kejadian itu. Beberapa dari mereka langsung mengambil kesimpulan jika Hanbin menargetkan Lisa untuk menjadi bahan bullying-nya.
Raini menuntun Lisa untuk duduk di salah satu bangku kosong.
Hanya Lisa yang paham kenapa Hanbin melakukan hal itu dan kenapa Hanbin menatapnya seperti itu.
Lisa sendiri ingin sekali mengeluarkan amarahnya kepada pria itu, hanya saja ia tidak bisa. Ia merasa tidak pantas untuk itu.
_____

KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Hayran KurguTidak ada alasan untuk memaafkannya. Hanbin sudah terlalu lama memendam perasaan bencinya dengan gadis itu. Stories about Hanbin and Lisa. © Cover and Art by me.