Chapter 1

7K 235 2
                                    

Tidak ada yang lebih menggembirakan selain acara prom. Acara yang dibuat secara khusus di akhir tahun ajaran yang diperuntukkan bagi murid-murid senior yang akan menyelesaikan masa sekolahnya di bangku senior high school.

Perasaan yang menggembirakan itu juga dirasakan oleh Stefana. Ia dan sahabat-sahabatnya bahkan sudah mulai mempersiapkan acara tersebut sejak surat undangan promnight diedarkan. Mereka sibuk mempersiapkan diri dengan mengunjungi beberapa mall dan mencari dress yang cocok. Tidak hanya dress, tapi juga high heels, bahkan hingga asesoris.

Bagaimana pun, bagi mereka, terlebih Stefana, promnight mereka harus sempurna. Harus. Josh bahkan sudah mengajaknya pergi ke acara tersebut dengan cara yang romantis. Bagi Stefana ini seperti the best thing ever! Apalagi yang lebih sempurna dibanding pergi ke prom dengan pasangan yang dicintainya?

Oh, ada! Ciuman saat dansa. Membayangkan itu semua membuat Stefana benar-benar tak sabar pergi ke acara itu. Dan yang lebih menggembirakan lagi, today is the day!

Stefana baru saja keluar dari kamar mandinya. Ia sudah pergi ke salon tadi pagi untuk creambath dan melakukan perawatan pada kuku-kukunya. Kau tahu, sesuatu yang spesial harus disiapkan dengan sama spesialnya. Dan bagi Stefana, pergi berbelanja dan juga ke salon adalah caranya memperlakukan acara prom-nya.

Jemarinya yang sudah terhias kuteks warna ungu meraih hanger yang tergantung di depan lemari pakaiannya lantas mengambil dress yang sudah dibelinya satu minggu lalu. Ia segera mengenakannya. Beruntung karena berat badannya stabil sehingga dress berwarna ungu dengan payet-payet mengkilap yang menghias seluruh bagian atas tubuhnya begitu pas. Tidak kebesaran, tidak juga kekecilan.

Ia berdiri di depan meja rias dan melihat pantulan dirinya dalam kaca yang tergantung di atas meja riasnya. Dress tersebut begitu cantik, dan mengekspos bahunya yang terbuka. Ia menarik kursi meja riasnya lantas duduk dan perlahan mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Begitu rambutnya kering, Ia beralih ke wajahnya dan memolesnya secara natural. Stefana sudah cantik sekarang. Rambut brunette-nya dibiarkan tergerai jatuh di atas bahunya yang putih mulus tanpa bulu.

Ponsel yang ia letakkan di atas meja riasnya bergetar, menimbulkan bunyi pelan. Layarnya pun berkedap-kedip. Manik mata coklatnya kemudian meraih ponsel tersebut. Sederet nama Josh tertera di layarnya. Ia mengetuk sekali layarnya lantas meletakkan benda canggih tersebut di telinganya.

"Aku sudah di depan, babe." Suara berat Josh menyusup masuk ke gendang telinganya yang kemudian membuatnya menarik seulas senyum. Ia melangkah menuju jendela kamarnya untuk melihat ke bawah. Mobil Josh sudah terparkir rapi.

"Aku turun sekarang. Tunggu." Jawabnya lalu menekan option pemutus panggilan. Tangannya bergerak cepat menyambar tas tangan yang akan dibawanya lalu memasukkan dompet dan ponselnya ke dalam. Ia lalu beralh ke high heels warna silver yang senada dengan tas dan payet dress-nya, lalu memakainya. Tingginya langsung berbeda sekarang. Heels runcing ber-glitter tersebut memiliki tinggi 10cm. Tentu saja itu membuat perbedaan yang cukup jauh bagi tingginya.

Stefana kembali berkaca sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan kamarnya. Ia sekedar mengecek ulang penampilannya. Dan ya, tidak ada yang kurang. Semuanya pas. Perlahan-lahan kakinya menuruni anak tangga. Ia tidak mau terburu-buru yang bisa beresiko membahayakannya terjatuh dan merusak malam spesialnya. Hell. Big no. Lebih baik slow but sure.

Kedua orangtuanya sudah menunggu putri cantik mereka di bawah. Stefana langsung berhambur memeluk mereka dengan rasa bahagia. "Aku pergi sekarang." Stefana menukas, berpamitan. Kedua oranguanya hanya mengangguk sembari melihat Stefana keluar dari dalam rumah lalu kemudian menghilang dibalik pintu.

Street  Fighter [Justin Bieber]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang