Niall beberapa kali harus membunyikan klakson mobil Justin untuk membuat Chase dan Miley keluar dari dalam mansion-nya. Beberapa anak buah Chase seperti Billy, Stephan, dan yang lain juga turut keluar dari dalam. Mereka sama-sama terkejut saat melihat Justin keluar dari dalam mobilnya dengan kondisi babak belur. Kali ini, lelaki itu bahkan tak lagi bisa menyeimbangkan tubuhnya untuk tetap berdiri. Dia terbatuk dengan nafas yang masih sulit diatur. Niall pun begitu juga. Hanya saja dia masih bisa berdiri. Dia langsung menggendong gadisnya, dan membawanya masuk ke dalam mansion Chase. Miley membukakan pintu mansion Chase lebar-lebar, sementara Chase langsung membantu Justin yang merosot berusaha bertahan tetap berdiri dengan bersandar pada pintu mobilnya. Billy dan yang lain langsung menarik diri membantu Chase yang berusaha memapah Justin masuk sendirian.
Beberapa pelayan dengan sigap datang ke ruang tamu dengan kotak obat-obatan, dan juga baskom berisi es batu yang dibungkus kain. Lalu ada lagi baskom kecil lainnya berisi handuk dan juga air hangat. Justin, Niall, dan gadis yang belum diketahui namanya itu terbaring lemah terduduk di sofa super empuk dan nyaman milik Chase. Chase menghidupkan rokoknya, sedikit fustrasi dengan perkara baru ini. Miley langsung bergerak mengobati Justin. Dia mengambil handuk yang sudah dia celupkan ke dalam baskom berisi air, lalu mengusap darah di wajah Justin hingga bersih. Perempuan itu sedikit berhati-hati, lantaran lelaki itu sesekali mendesis, merasa perih.
"Kau siapa?" Chase bertanya tanpa menunjukkan etika seperti yang dia tunjukkan pada Stefana, dan pertanyaan itu terkesan begitu menohok, seolah gadis yang tengah mengobati Niall itu adalah orang asing yang tak pantas diperlakukan selayaknya seorang tamu. Untuk kondisi seperti ini, tentu saja Chase tak mau ambil pusing dan repot bertingkah layaknya seorang bangsawan. Dia menunjuk gadis itu dengan dagunya, menunjukkan sikap bossy-nya.
"Richelle." Sahutnya serak, dan takut. Dia sedikit gemetar saat Chase memandangnya penuh sarat akan emosi.
"Dia kekasihku, Chase. Aku menjemputnya disana. Dan Frans datang begitu saja." Sahut Niall. Suaranya masih terdengar serak, lemah. Dia kembali meringis saat Richelle mengompres wajahnya dengan es batu yang dilapisi kain. Baik Justin dan Niall kini terlihat sedikit lebih baik. Setidaknya darah-darah yang menghias wajah mereka kini sudah tidak ada lagi. Wajah mereka sudah bersih. Hanya tersisa beberapa luka lebam, luka sobek, dan juga pembengkakan di mata mereka.
"Kupikir aku butuh pijat untuk merenggangkan otot-ototku. Aku lompat dari lantai tiga tadi. Bisa aku mendapatkannya?" Justin membuka suaranya. Terdengar lemas. Kedua matanya mengatup rapat-rapat. Pemuda itu terbatuk lagi.
Chase mengangguk. "Beri tahu aku. Bagaimana bisa?"
"Frans wants you, Chase. Dia memintaku membawamu ke Emerald, tadi. Tentu aku tidak melakukannya." Justin terbatuk lagi. Dia memegang perutnya, berusaha menahan nyeri yang melandanya. Lelaki itu lalu mengerang kecil. "Argh."
"Sebaiknya kita istirahat malam ini. Akan kupikirkan caranya." Chase mengisap lagi rokoknya, lalu melumatkan ujung rokok itu pada asbak hingga asapnya menguar dan mati, lantas melenggang pergi naik ke lantai atas mansion-nya. Yang lain hanya masih terdiam di tempatnya, memandangi punggung Chase dan seraut ekspresi datar yang ditunjukkannya. Tapi jauh di dalam itu, mereka tahu sebongkah emosi yang siap meledak tengah ditahan Chase. "Bawa dia ke kamar tamu." Miley membuka suaranya, menyuruh Billy dan Stephan untuk membawa Justin beristirahat.
"Tidak ada yang boleh keluar dari mansion ini sampai Chase menurunkan perintah. Siapa pun itu. Kecuali untuk urusan penting. It's gonna be a big war." Miley mengambil alih kendali Chase. Untuk saat ini, mungkin dia bisa memerintahkan ini dulu. Segala keputusan ada di tangan Chase. Mereka hanya bisa menunggu sampai Chase menjawab segalanya. Semuanya mengangguk, dan perlahan mulai membubarkan diri. Billy dan Stephan langsung meraih tangan kiri dan kanan Justin, lalu meletakkannya di bahu mereka. Kedua anak buah Chase itu dengan sedikit terseret mengangkat Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Street Fighter [Justin Bieber]
FanfictionStory between a graduated high school girl with a criminal. This story has a many dirty content (violence, murder, harsh words, the criminal world, and sex). Be wise. No judge. It's better if you're above 18. Repost from facebook. Street Fighter ©...