Chapter 7

2.3K 173 6
                                    

PLAY: The Climb - Miley Cyrus



Justin yang sedari tadi fokus pada kemudianya, mulai melirik Stefana setelah gadis itu mengatakan 'cinta bertepuk sebelah tangan'. Ia mendapati gadis itu tertunduk. Apa sesuatu terjadi padanya? Pikir Justin. Oh. Demi apa pun. Justin benar-benar buta. Jelas saja sesuatu terjadi padanya. Dia baru mematahkan hati gadis di sebelahnya. Dan, ya, Stefana memang tidak salah memberinya cap sebagai laki-laki tak berperasaan. Itu kenyataan. Justin benar-benar tah peka. Duh.

"Kau kenapa?" Justin menoleh pada Stefana lagi, sebentar.

Stefana mengangkat wajahnya dan menggeleng pelan. "Tidak apa. Sedikit pusing. Kupikir aku butuh istirahat. Kita pulang, kan?"

"Kita ke mansion temanku. Aku ada urusan yang perlu kubicarakan dengannya. Nanti aku akan memintanya untuk memberikanmu kamar supaya kau bisa beristirahat. Kau tidak apa, kan?" Sekali lagi Justin memastikan.

"Tidak apa. Aku bisa menahannya sementara ini." Stefana menggeleng lantas menarik dua sudut bibirnya penuh paksa. Suasana hatinya sangat buruk.



--



Stefana terperangah menatap kemewahan mansion Chase yang kini ada di hadapannya. Okay, Stefana tahu ini norak, tapi Stefana benar-benar tak menyangka. Teman-temannya di London tidak ada yang sekaya ini. Dan ini pertama kalinya dia masuk ke dalam sebuah mansion. Bagaimana bisa Justin mengenal dan berteman dengan orang sekaya ini? Namun keterpukauannya buyar saat merasakan jarinya ditarik, dan digenggam Justin. Seketika itu jantungnya terasa berdebar dan berdetak lebih cepat. Dia memperhatikan kedua tangan yang bersatu itu, lalu memandang Justin yang di depannya. Dia lantas berusaha menyesuaikan langkahnya sambil menahan senyumnya. Perasaan ketika tadi dia ingin menangis terasa sudah lenyap. Tergantikan dengan rasa senang yang melonjak-lonjak.

Justin mengamit jari Stefana ketika mereka sudah masuk ke dalam mansion Chase. Stefana kembali terpukau dengan penataan ruang dan segala perabotan yang tampaknya dipilih dengan begitu telaten satu per satu. Pintu masuknya terbuat dari kayu jati yang kokoh dicat dengan warna putih susu dengan knop besi yang dipadu kaca tembus pandang pada bagian pegangannya. Bahkan mereka harus menaiki beberapa anak tangga terlebih dahulu sebelum mencapai pintunya.

Mereka kemudian mendekat menuju sofa yang biasa dipakai Justin duduk mengobrol dengan Chase dan Miley, serta yang lain. Miley dan Chase rupanya sudah menunggunya datang. Mereka berdua lebih dulu memperhatikan Stefana sebelum beralih ke Justin. "Stef, ini temanku. Dia Chase, dan yang perempuan ini, Miley. Miley adalah assistant Chase." Justin menoleh memperkenalkan Chase dan juga Miley. Dia tersenyum ramah pada kedua teman Justin itu dan mengulurkan tangannya. "You have a nice mansion, Chase. " Chase dan Miley langsung bersalaman dengannya secara bergantian.

"Thanks Miss...." Chase menggantung kalimatnya.

"Eugine." Stefana menyahut cepat.

"Ah. Thanks, Miss Eugine. Please." Chase tersenyum lalu mempersilahkan Stefana untuk duduk dengan begitu sopan seolah dia adalah laki-laki bangsawan yang begitu mengerti etika dan tata krama. Dia membentang satu tangannya ke arah sofa yang sedari tadi kosong. Stefana tersenyum lagi sebelum mengambil posisi duduk. Justin pun langsung beringsut duduk di sebelah Stefana.

Street  Fighter [Justin Bieber]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang