[2.0] The Hidden One

372 46 21
                                    

love/hate, pining, comady, fluff
_____

love/hate, pining, comady, fluff_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art by @maino_merry on Twitter


"HEI! JANGAN NGEBUT NGEBUT!"

"HUWAA! LEVI AWAS ADA TRUK!"

"KAMU INGIN SAYA MATI MUDA HAH!? PELAN PELAN!"

Levi, orang yang ditegur ulang kali itu, tidak tahu lagi apakah ia bisa menahan kesabarannya kali ini. Sebab orang yang menjadi penumpang motornya itu, sungguh cerewet luar biasa. Panggil saja Erwin, tetangga konglomeratnya yang adalah manager di perusahaan tempat Levi bekerja.

Sudah berada di tempat kerja yang sama--dengan jabatan berbeda--tinggal di komplek perumahan yang sama pula. Kurang sial bagaimana Levi? Tiap hari bisa melihat sosok tinggi bersurai pirang yang cukup menyebalkan itu.

Maka jangan heran, bagaimana mereka bisa berangkat berboncengan seperti sekarang. Itu karena kebetulan Levi melihat mobil Erwin mogok di depan gapura komplek. Dan karena Levi merasa iba, ia pun memberi tumpangan cuma-cuma. Mungkin ia menyesal sekarang.

Tidak bisakah dia biasa saja? Sial telingaku sakit mendengar teriakannya. Apa dia anggota militer sebelum ini? Lantang sekali berseru. Tch, pengendara lain sampai melihat ke arah sini. Memalukan, bodoh! menggerutu dalam hati. Hanya itu yang terus Levi lakukan--dan memang lebih baik begitu--sebab menyahuti Erwin hanya akan membuat tenaganya terbuang sia-sia.

"Oh, ya Tuhan, tubuh saya masih utuh."

Levi menatap aneh pria tinggi di sampingnya. Memang kalau naik motor itu badan bisa jadi peretelan apa terhempas angin? batin Levi. Sudah tidak habis pikir dengan tingkah Erwin. "Tch, berhentilah bersikap konyol! Kau terbentur es batu atau apa sebelum ini, huh?"

Erwin mengalihkan perhatian dari dirinya sendiri. Mengedarkan pandang seolah mencari sesuatu. Levi yang melihat gestur pura-pura-tidak-melihat yang Erwin lakukan itu, tentu saja memberengut kesal.

"Pirang sialan!" pekik Levi sambil menendang tulang kering Erwin. Membuat pria itu mengaduh kesakitan. "Kau ini tidak tahu terima kasih, ya, huh?!" ketusnya sebelum melenggang pergi meninggalkan Erwin di parkiran.

"Ouch! Levi, hei! Astaga sakit," rintih Erwin. Levi mendengarnya, tapi lelaki pendek nan kasar itu tetap berlalu, meninggalkannya.

_____

"Tch, orang gila, tidak tahu terima kasih, masih beruntung ada yang mau menolongnya, memberi tumpangan--"

"Levi, Levi, hei..., ada apa, hum? Datang-datang langsung misuh begitu?"

"Gimana nggak misuh? Pirang sialan itu--"

"Pirang sialan?"

Levi menaikkan pandangannya. Melihat si lawan bicara, sebelum menggerutu dalam hati, terkutuk perusahaan ini yang punya karyawan pirang semua.

経験的 [ Sempiternal ] - EruRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang