Part 2

783 57 62
                                    

"Nayra Firlian," katanya tertegun menatap lekat orang di depanya ini "kau reporter menyebalkan itu?" tanyanya setengah tak percaya.

Mendengar pekerjaan lamanya disebutkan oleh orang asing membuat sang pemilik nama menegakkan wajah dan memutar tubuh menghadap pria itu.

Sekali lagi aku berusaha mengingat wajahnya namun, nihil aku tetap tak mengenalnya "siapa dia?"tanyanya dalam hati.

Reporter bukanlah layaknya artis yang siapa pun bisa tahu namanya dan bisa dikenal banyak orang, justru sebaliknya hanya beberapa kalangan tertentu yang memiliki bidang yang sama hafal dengan nama-nama reporter, atau memang orang-orang yang menggemari program beritanya.

"Ternyata kau masih menyebalkan sama seperti dulu," ucapnya lagi dengan suara yang penuh penekanan.

"Apa kita saling mengenal?"tanyanya serius mencoba mencari tahu alasan sebenarnya mengapa pria ini seperti sangat tidak menyukainya.

"Ohh ... tidak, kita tidak saling mengenal tapi aku sangat mengenal mu karena kau reporter menyebalkan," tukasnya.

"Pendapat mu tidaklah penting bagi ku, jika tidak ada yang ingin dikatakan lagi aku akan pergi," ucapnya ingin menyudahi pembicaraan ini karena Naya sudah tak tahan jika seseorang mengungkit masalah pekerjaan lamanya itu.

Naya baru saja ingin melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu, namun suara Bayu menghentikannya.

"Bu ini Pak Diga yang membantu kita menemukan anak tadi," katanya ramah. Mendengar ucapan pegawainya itu kembali Naya menatap orang dihadapnnya meski perkataannya sangat kasar, setidaknya dia masih memiliki hati yang baik pikirnya.

"Oh maafkan saya dan terimakasih, sudah mem-"

"Tidak perlu memang kewajiban saya membantu," ucapanya memotong kalimat lawan bicaranya ini.

"Satu lagi cara bicara mu barusan sangat baik, dan seharusnya kau bicara seperti ini dengan korban tadi."Ucap Diga melangkah pergi mendahului Naya.

Tidak ada lagi kalimat yang bisa Naya ucapkan untuk membalas celotehan Diga yang memojokkannya, dia hanya melihat punggung lelaki tegap itu menjauh hingga masuk ke dalam lift pergi dari tempat tersebut.

***

2015

Layar Tv 32 inc terus saja menayangkan potongan-potongan gambar korban, yang merupakan gadis kecil di temukan dalam bagasi mobil sudah tidak bernyawa lengkap dengan beberapa video singkat tempat kejadian perkara.

Garis polis yang di pasang pada tempat kejadian ramai jadi tontonan banyak warga setempat, polisi yang ditugaskan berjaga di sana seolah kewalahan untuk menghadapi warga yang ingin melihat langsung, dan banyak wartawan yang terus saja memotret dan meliput pertistiwa di tempat itu.

"Nadia Iriani gadis kecil berusia 7 tahun yang dikabarkan hilang sejak 1 bulan lalu tepatnya 3 Oktober 2015, namun polisi gagal menemukannya dan kini ditemukan tak bernyawa dalam sebuah bagasi mobil yang belum diketahui pasti siapa pemiliknya." Ucap seorang reporter wanita pada tayang berita SCMTV tersebut.

Kalimat yang disebutkan sang reporter seolah menggambarkan kekecewaannya terhadap polisi yang bertugas untuk kasus itu.

Tim hunter merupakan polisi yang sengaja dibentuk untuk menemukan kasus-kasus penculikan sedang menonton siaran berita tersebut di sebuah ruangan juga saling melempar pandangan satu sama lain dengan raut wajah merasa bersalah terhadap korban dan juga keluarganya.

Tiba-tiba saja langkah kaki berat seseorang mendorong pintu ruangan tersebut mengambil remote yang tergeletak di atas meja lalu mematikan siaran tv tersebut.

XReporter (SUDAH TERBIT DI IANA PUBLISHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang