Part 13

410 19 4
                                    

Naya menghempaskan tubuhnya di kasur empuk dengan seprei berwarna abu-abu miliknya, tidak ada tempat nyaman saat ini selain kamarnya.

Ia sangat merindukan tempat ini setelah dua hari tak kembali ke rumah, Naya membalikkan tubuhnya ke posisi tengkurap dan memejamkan matanya, namun posisi yang terasa kurang nyaman karena ponselnya mengganjal di saku celananya.

Naya mengambilnya dan mengecek ponselnya itu dengan malas, beberapa kali ia mengerjapkan matanya untuk melihat semua notifikasi yang masuk setelah dua hari ia tak menyentuh ponselnya.

Mata Naya terbuka sempurna dan mengambil posisi duduk saat membaca banyak sekali notifikasi yang masuk adalah dari 'Polisi Aneh'.

'Apa kau baik-baik saja?'
'Jika masih sakit lebih baik kau diam di rumah sakit'
'Apa kau jadi pulang hari ini?'
'Maaf aku tidak bisa menjemputmu, aku harus membuat laporan atas kasus ini'
'Kau bersama adikmu kan?'
'Apa kau tak bosan, tak menyentuh ponselmu sama sekali'
'Apa kau sudah di rumah sekarang?'
'Baiklah balas pesan ini jika kau sudah menyentuh ponselmu'
'Dasar orang ketinggalan zaman'

Naya menaikan alis sebelah kirinya saat membaca semua pesan dari Diga. "Sejak kapan ia peduli padaku aneh."

Sekali lagi Naya menaik turunkan pesan dari Polisi Aneh itu dan mencari tahu alasan dibalik semua pesan itu. "Ahh kenapa aku selalu mencurigai orang? apa efek sakit itu kembali." katanya lagi.

Naya menggeleng cepat menghilangkan bayangan buruk dari kepalanya. "Mungkin saja ia memang khawatir, kalau ia orang jahat, aku mungkin tidak hidup sekarang." ungkapnya yakin.

Naya mengetik cepat pesan singkat dan jelas itu kepadanya 'Aku sudah di rumah'.

Diga yang sedang mengadahkan kepalanya ke langit-langit ruang kerjannya merasakan ada notifikasi pesan dari ponselnya yang memang sejak tadi ia tunggu akhirnya datang, ia tersenyum melihat nama itu yang muncul 'XReporter'.

Membaca pesan itu Diga hanya mengerutkan dahi. "Bukannya reporter harus banyak bicara?". tanyanya dalam hati membaca pesan singkat itu, dan meletakkan kembali ponselnya dan kembali ke posisi awal.

Kembali Naya menidurkan tubuhnya sambil melihat pesan itu dua menit kemudian ia menyerah untuk menunggu balasan dari Diga. "Ia bukan khawatir hanya penasaran." katanya memejamkan mata.

Baru satu detik ia memejamkan matanya, ponselnya kembali bergetar di atas perutnya itu, ada senyum tipis yang terlukis di bibir Naya sebelum ia benar-benar membuka mata.

"Nomor tak dikenal?" katanya lagi saat melihat pesan itu.

Naya duduk lagi dari posisi tidurnya, meski dengan kergauan ia membukanya pesan itu. "Pesan gambar?". tanyanya lagi.

Ia mengingat pesan vidio yang ia terima beberapa hari lalu pada kasus Cantika, Naya yang memang memiliki ¹paranoid tinggi dan mudah ²trauma, sedikit ketakutan untuk membukanya. Tangan kanannya kembali bergetar dan ponsel itu hampir jatuh, untung saja tangan kiri menahan tangan kanannya agar berhenti bergetar.

Naya memejamkan matanya lagi untuk meyakinkan diri. "Aku sudah melupakannya ini tak akan terjadi lagi, ini hanya pesan biasa." katanya meyakinkan diri sendiri.

Ia membuka matannya pelan, gemetar tangannya mulai hilang lalu mengumpulkan keberanian untuk membuka pesan gambar itu.

Gambar itu merupakan sebuah undangan ulang tahun 'Birthday Party, dan peresmian klinik kecantikan Rst Beauty'. Naya menghembuskan nafas leganya bahwa itu hanyalah sebuah undangan.

Saat ia ingin menaruh ponselnya ada yang mengganjal di hatinya tentang undangan itu, ia kembali mengambil ponselnya dan benar saja ada pesan yang masuk dengan nomor yang sama.

XReporter (SUDAH TERBIT DI IANA PUBLISHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang