Part 18

327 20 66
                                    

"Satu minggu setelah meninggalnya model cantik Rosita, suasana duka masih menyelimuti kediaman dari mendiang Rosita, saat ini pihak keluarga masih enggan memberikan komentar apa pun tentang kejadian ini," ungkap seorang reporter wanita yang menyiarkan langsung dari rumah Rosita.

"Namun perlu diketahui kasus ini setelah memiliki dua saksi yang kita ketahui merupakan sahabat dan kekasihnya sendiri kini kepolisian memiliki saksi baru yaitu Rosa yang tidak lain merupakan saudaranya sendiri," tambahnya.

"Polisi belum memberikan keterangan banyak atas saksi baru ini yang diinformasikan baru saja tiba satu hari setelah kabar meninggalnya sang kakak," katanya lagi.

Seorang gadis mengamati layar tv yang sedang menyiarkan berita tentang dirinya lalu menekan tombol off pada remote.

***

"Apa kau masih mau mangkir dari panggilan jika sudah media yang mengejarmu, apa harus berkali-kali melayangkan surat panggilan?" ungkap hati Diga yang juga memperhatikan pemberitaan di ponselnya.

"Media memang momok bagi orang yang bersalah," tambahnya.

'3 fakta mengenai Rosa adik dari Mendiang Rosita'
'Rosa dicurigai terlibat dalam kematian Rosita Sauadaranya Sendiri'
'Bak Saudara Kembar Lihat paras Cantik Rosita dan sang Adik Rosa'
'Tak Hanya Cantik, Rosa Adik Mendiang Model Rosita Juga Calon Dokter'

"Kalo ini Clic bite," tambah Diga.

"Terimakasih Adara kau memang terbaik soal menangani media, setidaknya mereka ada bahan berita dan memberikan waktu kita untuk mengerjakan tugas lain," lanjut Diga melihat Adara yang masih sibuk wawancara dengan banyak wartawan melalui ponselnya.

"Iya komandan, secara sendirinya wartawan menggila mengejar semua sosmed dari Rosa dan sangat membantu kita untuk menemukan informasi terbaru," tambah Andre.

Diga hanya mengangguk setuju, bagaimana tidak tiga hari yang lalu setelah anggotanya yang ditugaskan untuk memanggil Rosa, justru ditanggapi dengan tidak sopan, menghindar bahkan memberikan segepok uang dan menyuruh anggotanya pulang.

"Bukankah itu lebih mencurigakan?" tanyanya dalam hati.

"Lapor komandan Rosa datang bersama pengacaranya," ungkap seorang petugas yang baru saja masuk ke ruang rapat.

Diga dan beberapa anggota di sana cukup tertegun sejenak. "Baiklah, tolong arahkan ke ruang interogasi." perintahnya.

"Hendru kau yang lakukan!" perintahnya lagi, lalu keduanya bersiap menuju ruangan gelap itu.

Baru saja akan membuka pintu, Diga bertemu dengan atasannya yang juga ingin melihat proses interogasi itu.

"Semoga kali ini ada hasilnya, ingat waktu terus berjalan." Tanpa mendengar tanggapan dari Diga pria itu langsung masuk yang diikuti anggotanya.

Hendru sudah mulai dengan alatnya untuk mencatat dan bertegur sapa dengan Rosa dan pengecaranya yang bernama Bily Nababan.

Hendru memulainya dengan menyebutkan identitas lengkap dari Rosa dan masih dijawab jelas oleh Rosa dan interogasi masih berjalan dengan baik.

"Di dalam data kependudukan WNI yang ada di Australia saudara Rosa dijadwalkan sudah pulang pada 17 Januari," ungkap Hendru.

Rosa yang semula duduk tenang kini sedikit menggerakan tubuhnya, dan jari tangannya saling bertaut memangku dagu lancipnya itu.

"Namun berdasarkan keterangan keluarga anda baru saja mendarat dan tiba di rumah sakit pada 24 Januari," lanjut Hendru.

Rosa mengatur nafasnya pelan, dan melirik ke semua arah, dan setiap gerak geriknya diperhatikan langsung oleh Diga dan atasannya, dan yang pastinya juga terekam oleh cctv yang nantinya juga akan dianalisa.

XReporter (SUDAH TERBIT DI IANA PUBLISHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang