Part 14

408 18 2
                                    

Langkah kaki Naya berjalan pelan menaiki anak tangga sambil melihat sekitarnya menuju lobi hotel termewah di kotanya, saat disapa penjaga ia membalasnya dengan senyum tipis dan memberikan bukti undangan melalui ponsel bahwa ia adalah tamu acara malam ini.

Naya mengikuti penjaga itu yang akan menghantarkannya ke Aula hotel ini tempat berlangsungnya acara tersebut, saat pintu itu terbuka sudah banyak tamu berdatangan dan mengobrol sambil menikmati hidangan yang tersedia di tangan mereka.

Alunan musik juga mulai terdengar lembut menambah kesan elegan pada konsep acara itu.

Naya melihat beberapa temannya yang saling sapa, namun ia hanya memasang senyum tipis yang dipaksakan karena bukan keinginannya untuk datang di pesta ini.

Rosita si pemilik acara yang memaksanya untuk datang.

Flashback

"Karena kau tak membalas pesanku, bukan hal sulit bagiku menemukanmu disini." Rosita masuk ke dalam ruangannya dan duduk menyilangkan kaki di kursi khusus tamu itu yang diikuti kekasihnya.

Naya yang masih tertegun karena kedatangan kedua orang tersebut hanya diam mencari alasan untuk menghindarinya.

"Kau tau aku tak akan datang," jawabnya.

"Kenapa?" tanyanya.

"Sita... mari kita pergi saja," ajak Rama yang membujuk kekasihnya itu.

"Apa kau masih mempermasalahkan hubungan kami," tanya Rosita serius.

"Aku hanya malas terlibat dengan kalian," tukas Naya tegas.

"Kali ini aku mohon datanglah ada sesuatu yang harus aku sampaikan padamu," suara Rosita sedikit lembut.

Naya menegakkan wajah menatap mantan sahabatnya itu, dan kembali ia mencurigai sikapnya itu.

"Berhentilah meminta maaf–"

"Bukan itu saja, aku sangat merindukanmu jangan membuatku terus hidup dengan perasaan bersalah ini," kata Rosita yang sudah hampir meneteskan air mata.

Naya menatap lekat Rosita, bergantian ke arah Rama, ia bingung harus mengambil sikap seperti apa saat ini.

"Pulanglah aku akan datang," kata Naya membalikkan tubuhnya menghindari tatapan kedua tamunya itu.

Flashback end

Itulah alasan ia datang ke tempat ini. Meski dengan setengah hati Naya tetap sedikit memoles riasan di wajah dan membuatnya terlihat cantik, ditambah dengan balutan dres berwarna hitam, lengan pendek dan di bagian pundaknya sedikit menerawang memperlihatkan lehernya yang jenjang.

Tidak mau membaur dengan yang lainya, Naya kembali menundukkan kepala dan memainkan ujung sepatu high heels seperti kebiasaanya.

"Jika kau datang temui aku dulu di kamar 303, aku tidak akan mau hadir di pestaku sendiri jika kau tak menemuiku,"

Tiba-tiba saja kalimat Rosita terlintas sebelum ia meninggalkan ruangan kantor Naya kemarin.

Mengingat itu Naya memutar badan membuka pintu besar itu dan menuju kamar yang dimaksud Rosita.

"Semoga ini cepat berakhir, aku tidak suka pesta," ungkapnya dalam hati sambil menulusuri lorong hotel mencari nomor kamar.

Akhirnya ia menemukan nomor 303, Naya mengayunkan tangannya untuk mengetuk pintu.

"Naya," panggil seorang pria yang menghentikan tangannya.

Naya yang merasa namanya dipanggil memutar badan dan melihat pemilik suara itu.

XReporter (SUDAH TERBIT DI IANA PUBLISHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang