Part 31

85 7 0
                                    

Suara sirine mobil polisi terdengar nyaring memenuhi jalan raya yang saling beriringan hingga pengguna jalan yang lain harus menepikan kendaraan mereka.

Saat mereka memasuki area depan yang luas sebuah pelabuhan, satu mobil yang memimpin operasi itu terbuka dan menampilkan seorang pria yang berperawakan tinggi besar yang mengkomandoi semua timnya lalu memberi perintah ke anggotanya untuk menyebar mencari orang yang sudah mereka kenali lewat foto.

Sedangkan ia langsung masuk ke area dalam dan menemui petugas menunjukkan tanda pengenalnya yang diikuti oleh anggota lainnya, kini ia berlari membaur dengan orang-orang yang menjadi penumpang di sebuah kapal.

Ekor matanya menangkap kelibatan orang yang mereka cari melintasinya berjalan cepat di belakangnya.

Tak menunggu lama untuk meyakinkan diri pria bernama Nando itu berlari mengikuti bayangan itu yang diperhatikan oleh dua orang anggotanya yang mengikutinya dari jarak jauh.

Anggota yang lain terus menginformasikan bahwa mereka belum melihat orang yang mereka cari dari alat pendengar itu. 

Beberapa kali Nando mebalikkan tubuh orang dengan paksa karena terlihat mirip yang bwrujung salah dan terus meminta maaf.

Kini ia semakin jauh dari kerumunan banyak orang ia sudah hampir di ujung kapal ini dan tak mendapati apa pun.

Ia mendengar langkah kaki seseorang di dekatnya langsung saja instingnya mengatakan untuk mengikuti orang itu hingga turun ke area bawah kapal.

Nando terus mengikuti orang yang ada di depannya yang semakin cepat, kini ia berlari membuat Nando semakin yakin bahwa dia memang orang yang ia cari.

Suara berisik yang ada di telinganya ia matikan agar bisa fokus terhadap targetnya yang sudah ada di depan mata.

Nando terus berlari melewati banyak ruangan dan pintu di sana dan ia meraih tas orang itu menariknya dan menendangnya hingga orang itu tersungkur ke lantai.

"Serahkan diri mu," kata Nando ketika yakin orang itu adalah Prada DP saat topinya terlempar dan memperlihatkan wajahnya.

Prada DP berdiri dan mengambil sesuatu dari saku celananya yang ternyata itu adalah sebilah pisau lipat.

Dengan sigap Prada DP melawannya dan mengarahkan senjatanya itu ke tubuh lawannya yang terus ditangkis olehnya.

Hingga menyisakan beberapa goresan luka ditangan Nando karena menahan senjata itu.

Saat wajah mereka sangat dekat dengan sekuat tenaga Nando menahan senjata itu dengan tangan kiri dan tangan kanannya berusaha mengepalkan tinju lalu di arahnkanya ke wajah Prada DP hingga ia limbung dan jatuh.

Nando mengatur nafasnya melihat lawannya sudah melemah tergeletak dengan hidung yang berdarah karena tinjunya, ia mengeluarkan borgol dari saku jaket kulitnya lalu mendekati Prada DP.

"Kau ditang—"

"Awwwhhhh," pekik Nando ketika merasakan pisau itu kini menancap di pahanya, kini Prada DP sudah berdiri membuang ludah ke sembarang arah  dan menginjakkan kakinya dengan sepatu keras itu ke paha tepat pada luka Nando, lalu berlari meninggalkannya dengan membenarkan topi hodienya.

Nando merasakan sakit pada lukanya dan kembali menghidupkan alat komunikasinya yang ada di telinga.

"Target melarikan diri," ucapnya.

                               ***

Diga dan semua timnya kini berkumpul berdiskusi atas kaburnya Prada DP yang kini sudah tersebar di media.

XReporter (SUDAH TERBIT DI IANA PUBLISHER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang