three

4 1 0
                                    

Sudah sebulan sejak hari kelulusan Yeri di SMP nya. Sekarang ia sudah naik tingkat menjadi anak SMA bukan anak SMP lagi.

Seminggu yang lalu Yeri sudah diterima di salah satu SMA ternama di kota. Dan sekarang ia akan segera mengikuti MOS.

Setelah diperkenalkan dengan setiap inci sekolah beserta visi misi tujuan dan informasi mengenai sekolah, ia diwajibkan mengikuti MOS.

Yeri yang sekarang sudah mengenakan seragam abu-abu putih dengan tas di pundaknya itu sedang berdiri di lapangan sekolah beserta murid-murid lainnya.

Cuaca pagi hari ini cerah dominan panas dengan matahari yang sudah berada diatas.

"Oke, adik-adik semuanya perkenalkan kita panitia acara MOS di SMA Garuda" ucap laki-laki yang sedang memegang mic didepan.

"Jadi kalian akan mengikuti kegiatan MOS ini selama sehari semalam. Dan kalian akan dibimbing oleh kakak-kakak yang ada didepan ini" lanjutnya.

"Jadi acara akan dimulai dengan apel dulu dan dilanjutkan acara lainnya"

Setelah berbagai macam kegiatan tibalah saatnya sambutan dari kepala sekolah.

"Bismillahirrahmanirrahim assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..."

Setelah acara apel selesai mereka dibimbing untuk menuju kelas masing-masing. Dan sekarang mereka duduk di bangku masing-masing. Yeri sendiri duduk dengan seorang cewek rambut pendek.

Acara didalam kelas tidak terlalu lama dan sekarang mereka sudah dikumpulkan di lapangan lagi.

Sekarang mereka berbaris sesuai kelas masing-masing dan karena Yeri sudah kebiasaan dibelakang jadilah dia berdiri dibarisan paling belakang.

Karena terlalu malas mendengarkan ucapan kakak-kakak pembimbing didepan, Yeri mengedarkan pandangannya ke sekeliling melihat murid-murid lain yang tampak tidak seperti murid dengan make up dan rambut yang diwarnai.

Pandangannya terhenti pada seorang siswa laki-laki yang baru saja tiba, entah darimana, tapi sepertinya dia baru saja melompat dari pagar saat tak ada orang yang memperhatikan.

Siswa dengan baju dikeluarkan dan rambut yang berwarna agak kemerahan saat terkena sinar matahari, dan satu lagi, dia memakai sepatu bertali putih. Jauh dari yang diperintahkan oleh kakak-kakak pembina sebelumnya bahwa harus memaki sepatu bertali hitam.

Gile berani banget tuh orang, batin Yeri masih memperhatikan siswa yang sekarang sudah masuk kedalam barisan setelah sebelumnya menyembunyikan tasnya dibalik semak-semak.

Siswa itu tampak santai seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

"Saking asiknya cerita kita sampai lupa belum kenalan ya?" Seorang kakak pembina didepan berucap dengan senyum lebar.

"Jadi kita mulai dari saya dulu aja kali ya?" Ucapnya "jadi nama saya Rafael frizta bisa dipanggil kak rafael" ucapnya.

Dilanjut dengan kakak-kakak pembina lainnya.

"Jadi sekarang kita mau main-main aja dulu kali ya biar relaks" ucap kakak pembina.

"Kalian cari kelompok yang isinya lima orang. Nanti yang gak dapet kelompok bakal kita suruh kedepan oke? Kakak hitung sampai sepuluh ya. Satu... Dua..."

Semua orang sudah langsung mencari kelompok masing-masing. Yeri malah bingung sendiri mau ikut yang mana karena hampir semua teman sekelasnya sudah mendapat kelompok. Beberapa teman sekelasnya juga sudah gabung ke kelompok lain.

"Tujuh...delapan..."

Yeri sudah gemetaran aja liat sana sini. Semua orang sudah berkumpul dengan kelompok masing-masing.

Hi Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang