Suasana makan malam sangat canggung, mereka makan bersama berempat tanpa Ardi karena katanya dia lembur dan baru pulang larut malam.
Hanya detingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar. Semua memilih diam, terlebih Yeri yang merasa sangat canggung dengan keadaan ini. Jika hanya dengan Zidan dan Renatta saja dia sudah canggung apalagi sekarang saat ada Zaskia dan setelah tau tentang kebenaran yang baru ia ketahui membuatnya sangat merasa canggung.
Setelah makan Zidan pergi lebih dahulu menyisakan Renatta, Zaskia dan Yeri di meja makan.
"Yeri" panggil Renatta, Yeri mendongak menatap kearah Renatta yang juga menatap kearahnya.
"Karena belum ada kamar buat Zaskia, kamu gak keberatan kan kalo harus sekamar dulu sama Zaskia malam ini?" Tanya Renatta hati-hati. Setelah kejadian tadi saat meminta tolong pada Yeri Renatta Jadi lebih hati-hati dalam berucap.
Yeri mengangguk kaku. Tidak ada pilihan. Tidak mungkin juga dia menolak permintaan Renatta. Meskipun dirumahnya tapi nyalinya tidak sebesar itu.
Setelah selesai makan Yeri masuk kamar terlebih dahulu. Ia duduk di tepi ranjang lalu meraih ponselnya di nakas. Ia bingung. Apa yang harus dilakukannya nanti, ia benar-benar canggung.
Tak lama kemudian Zaskia masuk, Yeri meremas jari-jarinya menunduk tak berani menatap kearah Zaskia yang kini sudah berjalan kearahnya. Zaskia duduk di sisi lain kasur.
"Gue gak nyangka kalo kita bakal jadi saudara" Zaskia memulai percakapan.
"Kenapa selama ini lo gak bilang kalo lo sama Zidan itu saudara?" Tanya Zaskia. Yeri masih tetap diam. Bingung mau menjawab apa. "Lo pasti lihat semua tadi" Zaskia tertawa hambar. Yeri makin bingung mau bereaksi seperti apa.
Zaskia menghela napas panjang "zidan gak pernah suka sama gue selama ini" Yeri menoleh kala mendengar ucapan Zaskia. "Dia gak pernah mau Nerima gue sebagai saudaranya. Miris banget ya"
"Mungkin dia punya alasan" balas Yeri namun detik berikutnya ia langsung mengalihkan pandangannya melihat Zaskia yang menatap kearahnya.
"Elah biasa aja kali gak usah takut. Gue gak gigit kok" ucap Zaskia. "Gue mau tidur dulu, lo tidur nggak?"
"Iya nanti"
Setelah Zaskia tidur Yeri memilih keluar kamar untuk mengambil minum. Lagi pula ini baru pukul sepuluh. Sampai dapur Yeri mengambil segelas air dan sebungkus snack di laci dapur lalu berhenti di sofa ruang tamu.
Karena merasa sunyi, Yeri memilih menyalakan tv. Setelah mencari acara tv yang menurutnya bagus Yeri membuka bungkus snack dan memakannya.
Sesekali ia mengecek ponsel membalas beberapa pesan dari teman-temannya. Sampai tiba-tiba Zidan datang mencomot snack di tangannya.
"Lah ngapain lo disini?" Tanya Yeri. Sebelum menjawab Zidan menelan dulu Snack yang sudah dikunyah nya, "nonton tv" jawabnya lalu mencomot lagi snack ditangan Yeri yang membuat Yeri melotot dan menjauhkan snack nya sebelum tangan Zidan berhasil mengambil snack nya lagi.
"ambil sendiri lah" protes Yeri. "Kalo disini aja ada kenapa harus jauh-jauh ngambil ke dapur" jawab Zidan.
"Ini punya gue" balas Yeri. "Bagi dua" kata Zidan menyamankan posisi duduknya.
"Tumben lo keluar" ucap Zidan menaruh ponselnya di meja.
"Suka-suka gue lah" ketus Yeri. Zidan bangkit dari duduknya berjalan ke dapur mengambil beberapa camilan dan minuman, menaruhnya di meja depan sofa.
Zidan fokus menonton televisi sedangkan Yeri sibuk dengan ponselnya. Saat Yeri hendak mengambil camilan di meja, Zidan menahan tangannya. Yeri menatapnya bingung.
"Ini punya gue. Ambil sendiri" ucap Zidan langsung mendapatkan raut keberatan Yeri. "Gue mau makan" kata Yeri.
"Ini punya gue. Kalo mau makan ambil sendiri ya cantik" ucap Zidan lagi, menaruh kembali tangan Yeri dipangkuan nya lalu mengambil camilan dan memakannya.
Yeri memukul pahanya sendiri. Kesal karena Zidan memutar balik keadaan membuat dirinya jadi tak berdaya. Zidan tertawa melihat raut wajah kesal Yeri.
"Ahahaha nih" Zidan menyerahkan sebungkus snack yang sudah dibuka pada Yeri. Yeri menatapnya sepet, gengsi mau ambil.
"Elah pake gengsi segala. Nih" Zidan memajukan bungkus snack nya pada Yeri. Yeri menghela napas. Ia harus tahan. Jangan diambil yer, batin Yeri.
Zidan yang tangannya sudah mulai pegal mengambil tangan Yeri lalu menaruh snack itu ditangannya. Kemudian lanjut menonton.
Yeri menatap kearah bungkus snack yang sudah kosong tak ada isinya. Tangannya meremas gemas bungkus itu lalu melemparnya ke arah Zidan yang sudah tertawa terbahak-bahak.
"Lo ihh emang cari gara-gara ya lo" Yeri sudah mulai memukuli Zidan yang tak ada hentinya tertawa.
"Hahaha udah udah, nih gue kasih yang beneran" Yeri meskipun sudah menghentikan aksi memukulnya tapi ia tetap melayangkan tatapan sinis ke pada Zidan.
"Nih" Yeri enggan menerima uluran snack zidan. Takut kena tipu lagi Yeri itu. "Mau nggak? Beneran ini"
"Makan aja itu makan" kesal Yeri.
Zidan tertawa lalu memasukkan beberapa kripik kentang kedalam mulut Yeri yang sedang menguap. Yeri menatap tajam Zidan tapi tak urung dia juga mengunyah kripik kentang itu. Setelah menelannya Yeri langsung merebut bungkus snack dari tangan Zidan.
Dan semua itu tak luput dari penglihatan Zaskia. Tadi niatnya Zaskia mau ke kamar mandi tapi saat melihat Zidan keluar kamar ia jadi mengurungkan niatnya dan kembali kedalam menutup pintu rapat lalu keluar lagi kala Zidan sudah berada di lantai bawah. Lagi-lagi niatnya urung karena melihat Zidan yang duduk disamping Yeri yang sedang menonton tv. Zaskia melihat semuanya dan ada perasaan kesal yang menjalari hatinya. Pada akhirnya Zaskia kembali masuk kedalam kamarnya menutup pintu dan mencoba kembali tidur.
**
Gerald duduk di meja belajar Jerry, menatap kearah deretan buku komik yang tertata rapi di rak buku dekat meja belajar. Tak lama Zidan keluar dengan baju dan celana pendek juga rambut yang masih setengah basah.
"Masih suka baca komik lo?" Tanya Gerald. Mengambil salah satu buku komik lalu melihat-lihat isinya.
Jerry bergumam sambil mengacak-acak rambutnya lalu mengambil ponsel di kasur.
"Kenapa balik lo?" Tanya Jerry. Gerald diam untuk beberapa saat, masih memandang komik di tangannya. "Masih gamon liat mantan punya yang baru?" Tebak Jerry tepat sasaran. Raut wajah Gerald langsung berubah masam.
"Udah lah gak usah diingetin. Orang niatnya gue pulang lagi pengen nyari hal baru malah lo ingetin lagi" gerutu Gerald menaruh kembali komik di rak.
"Ya lagian sih lo. Gitu aja pake acara gamon. Move on dong jangan stuck di satu cewe doang. Lagian cewe juga banyak" ucap Jerry makin membuat Gerald cemberut. "Itu tuh siapa namanya lupa gue, yang suka sama lo dari jaman SMA itu. Sama dia aja lo daripada liatin mantan terus" saran Jerry. Gerald berjalan ke kasur lalu merebahkan "enggak lah aneh orangnya".
"Yaudah terserah lo kalo gitu" Jerry ikut merebahkan tubuhnya ke kasur.
"Jer"
"Ha?"
"Gue nginep ya" ucap Gerald menatap kearah Jerry yang menatap keatas
"Gak gak bisa" tolak Jerry langsung.
"Ayolah jer. Males gue di rumah ketemu si riya" ucap Gerald memohon pada Jerry.
"Urusan lo" acuh Jerry. Dia mana perduli kalo Gerald menderita di rumah di riya'in sama kakak iparnya.
"Gak pokoknya gue nginep titik gak Nerima penolakan" putus Gerald
"Gue yang punya kamar dodol. Kenapa jadi lo yang mutusin" maki Jerry mendorong kepala Gerald kesamping.
"Jer"
"Ha apa? Lo berubah pikiran? Dengan senang hati gue menerima" ucap Jerry tetap menatap keatas.
"Bukan. Gue mau pinjem komik lo yang gue baca tadi"
"Kenapa gak berubah pikiran terus balik sih lo?"
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Bro!
Teen FictionBermula dari pernikahan kedua orangtuanya yang membuat mereka bertemu dan menjadi saudara. Satu persatu orang muncul dengan rahasia besar yang tak pernah terungkap sebelumnya. Bukankah mencintai saudara sendiri itu tak boleh? "Masa lo suka adik lo s...