🛎 Angkringan Jogja.

535 81 185
                                    

SELAMAT MEMBACA🐍














Yogyakarta 16-Desember-2018










Hujan rintik di bulan Desember membuat Malioboro sedikit beraroma tanah kala itu, menemani seorang pria manis yang tengah sibuk dengan komputernya di dalam kamar kosan minimalis yang pintunya di buka sedikit.










Dearjuna Nathan Kusuma atau sering di panggil Dejun itu tengah menyelesaikan game yang sendari jam 7 tadi dia mainkan hingga kini jam 11 malam.














Anak itu seakan tak kenal kata lelah atau perih matanya akibat terus terusan menatap komputer setelah menyelesaikan data data keuangan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bendahara organisasi sosial.













Dejun di tuntut harus teliti dalam mendata uang uang yang bukan miliknya itu dan memastikan tak ada yang kurang. Dan karena sedikit pusing, dia memilih memainkan game hingga larut malam. Meski sebenarnya pekerjaan tersebut kurang sedikit lagi.














Tapi apa daya, otak Dejun sudah tak bisa di ajak bekerja sama lagi.












“Huh... Jam berapa sekarang?” anak itu meraih ponselnya dan terkejut ketika sudah hampir jam 12 malam.










Anak itu belum makan dari tadi sore. Perutnya keroncongan sekarang ini. Tapi adakah angkringan yang masih buka? Dejun tak yakin.














“Hujan nggak ya?”










Pria keturunan China itu mengulurkan tangannya keluar dan tampak air yang menyerupai embun itu menetes ke tangan putihnya.









Dejun cemberut menatap sang malam yang hujan.















Minggu minggu begini alun alun akan ramai dan pasti angkringan banyak yang buka.













Tapi melihat hujan yang nampak malu malu itu membuat Dejun agak mengurungkan niatnya.














Dia tak mau basah, tapi dia juga tak mau kelaparan. Dia tak memiliki payung di kosan.












Sebenarnya ada sih, payung milik Yangyang. Namun rasa rasanya anak SMA itu sudah tidur mengingat besok hari senin dan dia harus sekolah. Dejun jadi tak enak membangunkannya.













Dengan berbekal nekat dan perut lapar, keluarlah Dejun dari kosannya dan mencari angkringan terdekat untuk menuntaskan rasa lapar.













Namun sial memang nasibnya,












Tak ada angkringan yang buka lantaran cuaca yang hujan dan Dejunpun terpakasa terus berjalan mencari warung yang agak jauh dari kosannya demi memuaskan si cacing perut yang terus terusan demo.













Anak itu berjalan melewati jalanan sepi akibat hujan dan malam yang sudah larut. Hingga akhirnya bibir itu tersungging.












Ada satu warung yang masih buka dan itu adalah harapan satu satunya Dejun untuk mengganjal lapar.












[✔] Ini Cerita Tentang Kita | HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang