SELAMAT MEMBACA.
Xiaojun baru saja pulang dari kantor dan mendapati ruang tamu acak acakan penuh dengan tisu dan mendapati Renjun tengah berbaring di sofa dengan hidung sebelah yang di sumpal oleh kapas.Televisi di biarkan menyala dengan volume yang cukup keras. Anak itu juga mengeluarkan semua camilan camilan dan membiarkan bungkusnya berceceran di lantai.
Karena kesal melihat putranya seperti itu, Xiaojun lantas menghampiri dan menjewer kuping Renjun membuatnya sontak bangun.
"Aw..." keluh Renjun sambil memegangi tangan papanya yang menarik daun telinga itu tak kira kira.
"Hm, siapa yang memberantakkan ini?" tanya Xiaojun.
"Aw... Sakit pa,"
Bukannya menjawab, Renjun malah menampilkan wajah imut terbaiknya pada papanya, berharap ada setetes rasa kasihan jika dia melakukan hal itu.
"Boy, papa bertanya sekali lagi, siapa yang memberantakkannya?" tanya Xiaojun lagi.
"Renjun, pa... Renjun yang nakal," jawab Renjun.
Anak itu mempoutkan bibirnya, menatap wajah papanya dengan memelas berharap jewerannya di lepaskan. Karena demi apapun, telinga Renjun kini memerah dan terasa perih. Pria itu sudah mengira bahwa telinganya bisa putus saat itu juga.
"Well, well... Baru pulang langsung melihat istriku menganiaya anaknya sendiri," ujar Hendery yang baru saja menapakkan kaki di rumah.
"Hei, aku ini bukan istri, aku suami!" Xiaojun melepaskan telinga Renjun yang kemudian anak itu berlari kearah daddy-nya, bersembunyi di balik tubuh kekar pria yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Terserah apa katamu," Hendery mengerutkan keningnya lalu menjatuhkan diri di sofa menghilangkan sejenak rasa penat karena seharian bekerja di kantor.
"Papa, ku lihat kamu juga baru pulang. Ayo mandi bersama, aku ingin kamu memijat bahuku," kata Hendery melirik Xiaojun yang nampak tak suka.
"Kau pikir aku ini tukang pijit?" cibir Xiaojun.
"Sayangku, kekasihku, jiwa ragaku, pendamping hidupku. Kamu memang bukan tukang pijit, namun memijitku adalah kewajibanmu sebagai seorang yang sudah menerima pinanganku dan berjanji akan memuaskanku secara jasmani dan rohani," Hendery tersenyum miring menyandarkan kepalanya pada sofa, lalu menyolek dagu Xiaojun.
"Fuck you, Huang Hendery! Persetan dengan mulut sampahmu!" umpat Xiaojun dengan wajah yang memerah.
Hendery terkekeh pelan karena tahu bahwa Xiaojun tak akan menolak ajakannya itu. Jikapun menolak, pria yang di sebut sebagai daddy di keluarga itu akan menyeret Xiaojun tak mau tahu dan memaksa untuk melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Ini Cerita Tentang Kita | Henxiao
Historia Corta[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Berisikan tentang One Short Story Hendery dan Xiaojun. #AiloveyusarangeyakuCiNtaKamo #Dilarangcopastanpaijin🏭