2

2K 195 0
                                    

"Nona muda!"

"Nona muda!''

"Nona muda, bangun! Anda tidak sedang mengerjaiku dengan pura-pura pingsan bukan?'' ucap seorang pria berumur 30-an.

Pria itu terus mengguncangkan tubuh seorang gadis yang disebutnya sebagai 'nona muda'.

"Eughh......."  Lenguhku.

  Aku mengerjapkan mataku menyesuaikan cahaya, agar bisa melihat apa yang terjadi. Aku melihat langit-langit dengan ukiran aneh dan terkesan mewah. Ini hal aneh menurut ku, karena tempat tinggal ku tidak mempunyai langit-langit seperti ini.
    
     Aku langsung terduduk dengan wajah terkejut, bingung, sekaligus heran, ketika menyadari ada sesuatu yang aneh. Kamar ini sangat luas dan mewah. Yah, sesuai dengan langit-langit yang aku lihat tadi.
   
Lalu kenpa aku disini? Bukannya aku didapur? Apakah ini alam baka?.
     
Ini membuatku bingung. Bukannya aku sudah mati? Tidak mungkin kan aku hidup kembali setelah kematian yang menurutku sangat tidak elite?. Sangat ceroboh untuk meninggal seperti itu.
     
Sialnya. Yang membuat ku heran, kenapa aku tidak punya pikiran untuk melihat tanggal kadaluwarsa nya? Kenapa saat aku keracunan tidak menghubungi polisi atau ambulans?. Dan baru sekarang setelah aku mengalaminya kenapa baru kepikiran? Lalu apa gunanya otak pintarku?.
      
"Nona muda! Akhirnya anda bangun." Ucap syukur pria tersebut.

Aku menoleh ke asal suara itu. Aku bingung melihat pria asing itu.

"Kau siapa?" Tanya ku sadar dari lamunan sesaat ku.

Aku bisa melihatnya menganga ketika aku menanyakan siapa dirinya.

"Apa anda sedang bercanda nona? Saya pengawal pribadi anda, Asthon!" Ucap pria asing itu dengan sedikit berteriak.

"Hah? Asthon? Pengawal pribadi?" Ucapku dengan bingung.

Oh God. Apa aku benar-benar hidup kembali? Lalu sejak kapan aku punya pengawal pribadi?! Aku tidak se-kaya dan tidak se-penting itu untuk dikawal!. Batinku berkecamuk.

Ini terlalu gila kalau aku benar-benar hidup kembali.

"Anda tidak sedang pura-pura hilang ingatan kan, nona Ashley?" Tanya Asthon dengan datar.

Kenapa dia memanggil ku Ashley?. Dan apa-apaan ekspresi nya itu. Mengapa cepat sekali berubah-ubah.

"Ashley? Siapa dia?" Tanyaku tanpa sadar.

Siapa Ashley? Aku tidak mengenal nya. Namaku Adellia bukan Ashley. Mengapa dia memanggilku Ashley?.

Wah. Sepertinya aku memang benar-benar hidup kembali. Sial! Mengapa ini bisa terjadi padaku?!.Batinku dengan tidak percaya sekaligus kesal dengan takdir yang terjadi padaku.

"Astaga nona..... Anda bahkan berpura-pura tidak mengingat nama anda sendiri?" Ucap Asthon dengan sedikit kesal.

Oh astaga lihatlah dia. Mengapa ekspresi nya cepat sekali berubah.

"Sudahlah lupakan. Lalu sekarang mari kita berangkat ke sekolah, anda tidak lupa kan? hari ini, hari pertama anda masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas." Ucap Asthon kepada ku

Apa katanya? Sekolah? Apakah dia sedang bercanda?

"Sekolah? Apa kau bercanda? Aku sudah lulus!" Ucapku dengan kesal.

Aku menunduk untuk melihat apa yang aku kenakan. Ternyata Aku sedang menggunakan seragam sekolah. Lalu aku turun dari tempat tidur untuk berdiri, sambil menunduk. Agar aku bisa melihat seragam yang aku pakai.

Seragam sekolah yang aku kenakan sepertinya seragam sekolah elite. Rok diatas lulut, baju dengan lengan pendek diatas siku, lalu almamater lengan panjang, dengan name tag yang terpasang di dada kanan bertuliskan Ashley Zevanya Denien. Jadi ini nama gadis yang aku tempati. Dasi yang menggantung dileher. Dan jangan lupakan sepatu dengan kaos kaki panjang hampir se-lutut.
 
Ini gila! Mengapa aku harus sekolah lagi! Aku sudah lulus di kehidupanku dulu sebagai Adellia!.Batinku lagi dengan kesal.

Aku menatap sekeliling untuk mencari kaca. Aku penasaran bagaimana tampilan ku sekarang. Aku berjalan mendekat kearah letak kaca itu.
 
Saat aku sampai didepan kaca itu. Aku terkejut.
 
Gadis ini....... Sungguh! Sangat-sangat cantik!. Yah ini sedikit mengurangi rasa kesalku dengan takdir yang aku alami sekarang.
 
Badan yang ideal, tinggi badan yang pas sesuai bentuk badannya, hidung mancung, bibir mungil, berpipi chubby, kulit seputih giok, wajah cantik dan mulus tanpa jerawat yang pastinya hasil dari perawatan mahal. Oh ya Tuhan, lalu apa-apaan dengan riasan ini. Mengapa berlebihan sekali.

Aku mundur menjauh dari kaca. Lalu berbalik berjalan menuju seorang pria yang menyebut dirinya pengawal pribadi ku. Oh maksudku Ashley, perempuan yang aku tempati tubuhnya saat ini.

"Kalaupun aku masi sekolah, kelas berapa aku sekarang?" Ucapku bertanya kepadanya.

"Nona, cukup. Tidak usah lanjutkan acting pura-pura ingatan anda, untuk mengerjaiku. Apa karena anda terpeleset, membuat anda menjadi seperti ini?. Anda bahkan tidak mengenalku dan tidak tahu namamu sendiri. Lalu apa tadi? anda bertanya anda kelas berapa? Ya Tuhan, apakah anda lupa kalau anda sekarang kelas 3 SMA?" Jelas Asthon panjang lebar.

"Ya Tuhan!. Nona cepat bangun, 15 menit lagi gerbang sekolah anda ditutup. Kita lanjutkan pembicaraan kita nanti." Ucap Asthon lagi, sambil melihat arlojinya.

"Oke, tidak usah mengomel seperti itu Mr. Asthon. Kau sebagai pengawal ku terlalu cerewet" ucapku dengan kesal.

"Maafkan saya nona, saya terlalu kesal karena tingkah anda seperti ini" ucap Asthon datar dengan sedikit membungkuk kan badannya.

"Sudahlah. Aku ingin tau bagaimana sekolah ku sekarang. Tunjukkan jalannya" Ucapku sambil berjalan keluar kamar.

"Baik nona. Silahkan ikut saya." Ucap Asthon

Aku mengikutinya dari belakang.
Cukup jauh berjalan dari tempat tidur ku untuk sampai ke pintu. Aku menatap sekeliling kamar.

Kamar ini sangat mewah. Bahkan luasnya sepuluh kali lipat dari tempat tinggal ku. Sangat luas untuk ditempati sendiri. Ini membuatku sedikit merinding ketika menyadari bahwasannya aku yang menempati kamar yang super-duper luas ini.
 
Aku berjalan keluar. Ketika aku keluar dari kamar, aku menatap sekeliling dengan menganga. Apakah ini rumah? Kenapa seperti istana?. Ya Tuhan, seberapa kaya tubuh  orang yang aku tempati ini?.

PREFERABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang