Aku berjalan memasuki sekolah. Aku bingung ketika orang-orang melihat ku.
Apakah ada yang salah dengan penampilanku? Aku masih memakai pakaian dan tidak salah costum disini. Lalu kenapa mereka melihat ku? Apa wajahku aneh?.
Oh ya Tuhan, aku lupa menghapus riasanku. Sungguh riasan yang ada di wajahku sangat tidak cocok dengan umurku sekarang.
Aku tau wajahku masih tetap cantik. Aku bersyukur menempati tubuh seorang gadis cantik seperti Ashley. Tapi aku tidak menyukainya, ini terlalu berlebihan untukku.Ya sudahlah biarkan. Semuanya sudah terjadi sekarang. Mau menyesal pun percuma. Mari kita tetapkan bahwa besok tidak ada yang namanya memakai riasan berlebihan.
Aku berjalan menuju kelas yang telah ditetapkan guru. Aku mengingat nya dari ingatan tubuh ini. Yah jangan tanyakan kenapa aku mengingat ini. Kita bahas nanti.
Semakin aku berjalan, semakin banyak suara orang berbisik-bisik membicarakan ku.
" Ashley makin hari makin cantik deh"
"Ashley cantik banget sih!"
"Apaan kaya gitu kok cantik, cantikan juga gue"
"Cih. Dasar belagu, kaya gitu apanya yang bisa dibanggain? Caper doang bisanya"
"Kak Ashley cantik deh"
"Cantik banget sih Ash"
Dan masih banyak lagi. Ada yang memuji ada yang mencaci maki.
Biarlah itu bukan urusan ku. Tidak penting untuk diurusi.Aku berjalan melewati koridor yang ramai dan banyak orang berlalu lalang. Dan jangan lupakan tatapan mereka yang mengarah padaku. Ada yang menatapku dengan terang-terangan, ada juga yang menatapku secara sembunyi seperti orang ketakutan?.
Akhirnya aku menemukan kelasku.
Aku masuk kedalam kelas dan duduk ke kursi kosong. Aku menyandarkan punggungku ke kursi. Aku bingung apa selanjutnya yang akan aku lakukan. Kenapa aku bisa hidup kembali. Apakah disini aku mempunyai teman? Apakah aku tidak mempunyai teman seperti kehidupan sebelumnya?.Itu membuat ku sakit hati ketika mengingat kehidupanku dulu saat sekolah. Aku si gadis cupu yang selalu di-bully oleh siswa lain. Aku yang selalu dimanfaatkan orang lain untuk mengerjakan tugas karena aku pintar. Ya aku memang pintar. Yah, tapi tidak sampai bisa ikut olimpiade. Hanya masuk 5 besar, itu cukup untuk bisa dikatakan aku pintar bukan. Oh oke, maksud ku lumayan pintar.
Ketika aku masih melamun memikirkan kehidupan ku yang dulu, ada seorang gadis yang mengejutkan ku.
"Hai Ash" ucap gadis itu dengan bersemangat.
Aku mendongak lalu melihatnya. Dia memiliki paras cantik seperti model. Dia memakai bandana merah dikepalanya, dengan rambut tergerai sepertiku.
Ketika aku sedang mengamati wajah gadis didepanku. Tiba-tiba datang seorang gadis yang juga berparas cantik berkuncir kuda, menghampiri kami berdua.
"Ella! Lo ngapa ninggalin gue." Ucap kesal gadis berkuncir kuda itu sambil menarik lengan gadis berbandana.
"Apaan sih Ge. Serah gue dong. Salah lo sendiri jalannya lelet." Balas gadis yang dipanggil 'Ella' itu melepaskan tangannya.
Gadis itu Mendengkus mendengar jawabannya. "Ya engga bisa gitu dong. Lo mah ga setia kawan." Ujar gadis berkuncir kuda itu dengan kesal.
"Bodo amat." Balas gadis berbandana itu. Dia berbalik lalu memerhatikan ku.
"Apa?" Tanyaku.
Dia berdecak kesal melihat ku.
"Lo engga kangen gue Ash?" Tanya balik gadis berbandana itu
"Lah emang lo siapa?" Tanya ku heran.
Dia menghentakkan kaki nya. "Yaampun Ash! Tega bener lo ga inget gue. Baru juga satu bulan ga ketemu. Lo udah lupain gue?, Temen lo yang cantik jelita ini?!" Kata gadis berbandana itu dengan mendramatisir.
Teman? Aku punya teman?
"Iya lo cantik El. Saking cantiknya, pengen ceburin ke kolam ikan." Balas gadis berkuncir kuda itu memutar bola matanya malas.
"Apaan sih lo Ge. Syirik amat jadi orang." Sungut gadis berbandana.
"Lah kan em--" ucap gadis berkuncir kuda ingin membalas.
" Udah-udah. Kalian ngapain sih ribut." Sela ku menengahi perdebatan mereka. Telinga ku panas mendengar mereka berdebat.
Mereka langsung diam ketika mendengar ku berbicara.
Ketika aku selesai berbicara bel tanda masuk berbunyi. Bertepatan dengan itu anak-anak kelas ini masuk lalu duduk di tempatnya masing-masing.
Tak lama kemudian guru perempuan masuk. Menurut pandanganku sepertinya berumur 30-an. Seumuran dengan pengawal pribadi ku Asthon.
"Selamat pagi anak-anak." sapa guru itu setelah duduk dikursi guru.
"Selamat pagi Bu." Serentak kami menjawab.
Ibu guru itu tersenyum mendengar jawaban kami.
"Selamat datang kembali ke sekolah. Saya Bu Ganesha, wali kelas kalian. Sekarang kalian sudah menjadi anak kelas 3. Kedepannya saya harap kalian makin giat belajar agar bisa lulus dengan nilai yang memuaskan" ucap Bu Ganesha.
"Iya Bu" balas kami bersama.
"Baiklah. Karena hari ini pertama masuk sekolah, kalian akan dibebaskan. Nanti setelah istirahat pertama kalian boleh pulang kerumah masing-masing. Pembelajaran akan dimulai besok pagi." Ujar Bu Ganesha dengan tersenyum.
Kukira Bu Ganesha termasuk tipe guru killer. Ternyata tebakan ku meleset.
"Yes!" Teriak salah satu murid laki-laki
Lalu Bu Ganesha berdiri. "Selamat tinggal anak-anak." Ucap Bu Ganesha, kemudian melangkah keluar dari kelas.
"Iya Bu" Balas kami.
Setelah Bu Ganesha keluar. Murid-murid yang berada di kelasku langsung berhamburan keluar.
Dua gadis yang duduk di depanku berbalik ke belakang.
"Ash, kantin yuk! Gue laper." Ucap Ella. Iya Ella, si gadis cantik berbandana merah. Aku mengingat tentang nya sedikit tadi. Sekaligus gadis berkuncir kuda yang duduk disebelahnya, Geisha namanya. Mereka teman dekat ku, bisa dibilang sahabat. Mereka berteman dengan ku sejak kelas 1 SMA.
"Iya Ash. Gue juga pengen makan bakso." Kata Geisha.
Aku mengangguk lalu berdiri.
"Skuy lah. Gue juga pengen makan bakso." Ajak ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREFERABLE
FantasyAdellia Zevanya. Seorang Perempuan berumur 20 tahun, berwajah pas-pas an, memiliki tubuh yang jauh dari kata ideal. Terlalu banyak kekurangan namun masih ada kelebihan. Salah satu nya diberkahi dengan otak yang encer hingga bisa membuatnya selalu m...