Tak terasa sudah hampir setengah tahun aku menempati tubuh Ashley. Aku juga tau kenapa aku bisa berpindah jiwa ke tubuh Ashley. Ashley meninggal karena terpeleset. yah dia meninggal tidak elite seperti diriku. Aku dan Arthur, kami berteman. Seperti dugaan ku dia pasti menjadi korban bullying dengan penampilan nerdnya itu. Tapi aku juga sedikit curiga ketika aku melihat dia membenarkan kacamatanya yang melorot kebawah, secara tidak sengaja aku melihat matanya. Errr.... itu Indah.
Aku sempat terpaku beberapa saat ketika melihat matanya. Tapi aku langsung tersadar ketika dia memanggil ku.
Dan yang paling menggembirakan aku berhasil mewujudkan impian ku!. Membuka kafe sendiri, dua bulan yang lalu. Kafe ku berjalan dengan lancar dan semakin hari semakin banyak pembeli. Sesekali aku juga datang mengecek, membantu melayani pembeli dikafe. Dan sesekali mengajak Ella dan Geisha berkunjung ke kafeku.
Hari ini aku akan berangkat sekolah. Dengan Asthon yang mengantarku pastinya. Aku masih belum boleh menaiki mobil sendiri. Satu bulan lagi kata kakek, aku baru boleh menaiki mobil sendiri.
Sampai disekolah aku berjalan masuk ke kelas. Aku melihat Arthur yang sudah duduk di bangku. Aku belum melihat Ella dan Geisha, mungkin mereka sedang di kantin seperti biasa.
Aku berjalan kearah tempat duduk ku, lalu duduk.
"Hai Ash." Sapa Arthur kepadaku.
Aku menoleh "Hai." Balasku.
"Emmmm... Ash." Panggil Arthur.
"Kenapa?" Tanyaku.
Dia terlihat bimbang. "Ngg-- gajadi deh." Ucapnya. Aku memutar bola mata malas ketika mendengar jawabannya. Dia terkekeh ketika melihat ku seperti itu.
Bel tanda masuk berbunyi. Guru pun masuk dan mulai menerangkan materi. Beberapa waktu kemudian bel tanda istirahat berbunyi. Pembelajaran diakhiri, guru tersebut melangkah pergi menuju ruang guru.
"Ash. Kantin yuk." Ajak Ella.
Aku mengangguk. "Yuk." Ucapku sembari berdiri.
"Kalian ga ngajak gue?" Tanya Geisha menunjuk dirinya sendiri.
"Males." Balas Ella ketus.
"Kok Lo jahat sama gue sih El." Kata Geisha mendramatisir.
"Bodoamat." Ujar Ella ketus.
"Ash. Kok Ella gitu sih sama gue." Kata Geisha kepadaku dengan cemberut.
"Gatau." Ucapku singkat.
"Ah. Lo mah gitu." Katanya.
"Udahlah, ayo ke kantin. Keburu makin rame, ntar ga dapet tempat duduk." Kata Ella.
Aku mengangguk, mengiyakan. Kami bertiga pun berjalan ke kantin. Arthur? Aku tidak tau dimana dia.
Sampai dikantin, kami duduk ditempat biasa.
"Gue yang pesen. Kalian mau pesen apa?'' Tanya Geisha."Gue Mie ayam aja deh, sama minumnya jus jeruk." Pesan Ella.
Geisha menatapku. "Kalo Lo apa Ash?" Tanyanya kepadaku.
"Gue Nasi goreng, minumnya es susu coklat. Sama beliin roti 2 ya, Ge." Jawabku diakhiri dengan cengiran.
"Iye." Ucapnya lalu berjalan kearah stan makanan.
Brak!
Sura seseorang meng-gebrak meja.
"Woi! Lo minggir! Gue mau duduk disini bareng temen-temen gue!" Ucap seseorang dengan keras. Membuatnya jadi pusat perhatian. Dia Brian salah satu anak dari donatur sekolah ini, suka membully murid-murid lemah dan terlihat cupu.
"Tapi aku lagi makan." Ucap seorang laki-laki yang sedang duduk disitu.
"Bodoamat. Pokonya Lo pindah dari tempat ini!" Ucap Brian dengan kekeh.
"Tapi aku lagi makan!." Kata laki-laki itu.
Brak!
Suara meng-gebrak meja kembali terdengar.
"Lo kok nyolot sih!." Ucap Brian emosi.
Laki-laki itu hanya diam tidak menjawab.
Bugh!
Brian menonjok rahang laki-laki itu.
"Pindah ga Lo?!" Ucap Brian emosi.
"Tapi aku lagi makan." Ucap laki-laki itu kekeh tidak mau pergi.
"Bangsat!" Umpat Brian.
Bugh!
Bugh!
Bugh!Brian semakin brutal menonjok laki-laki itu. Tidak ada yang memisahkan, karena takut terkena amukannya.
Aku berdiri dengan kesal. Suara berisik itu mengganggu makan ku.
"Lo bisa diem ga sih?! Gue lagi makan! Kalo berantem gausah disini. Sono ke-lapangan!" Ucapku emosi.
Brian menoleh kearahku, kemudian mendekat. Memang dekat jarak tempatku berada dengan tempat laki-laki yang menjadi korban amukan Brian.
"Lo siapa ngatur-ngatur gue hah!" Ucap Brian menantang.
Aku berdecih. "Mentang-mentang anak donatur Lo bisa seenaknya gitu disini?" Katau ku memancing emosinya.
Tangannya terkepal. "Lo?!" Ucapnya emosi.
Tangannya terangkat siap menonjok ku. Tapi tiba-tiba laki-laki yang menjadi korban Brian tadi berdiri di depanku. Akibatnya dia terkena tonjokan yang seharusnya mengenai ku.
Bugh!
"Shit!'' Umpat Brian ketika salah sasaran. Dia langsung berbalik melenggang pergi keluar dari kantin. Semua langsung berbubar seperti tidak ada yang terjadi.
Laki-laki yang menjadi korban salah sasaran itu berbalik menghadap kearahku.
"Kamu gapapa Ash?" Tanya nya khawatir.Aku berdecak. "Harusnya gue yang tanya gitu." Balasku.
"Lo gapapa Art?" Tanya ku pada Arthur. Iya, laki-laki korban amukan Brian tadi Arthur.
"Gapapa kok Ash.'' Ucapnya tersenyum.
"Sshh--" ringisnya memegangi bibirnya yang sobek.Aku berdecak lagi. "Gue obatin, kita pulang. Ntar gue ijinin. Bentar lagi juga waktu pulang." Kataku.
"T-tapi Ash...." Ucapnya masih memegangi bibir.
"Udah diem. Gausah nolak." Kataku.
Aku berbalik kearah Ella dan Geisha berada. "Ijinin gue pulang sama guru ntar, bilang gue nganter Arthur pulang. Soalnya dia sakit." Ucapku pada mereka berdua
Mereka berdua mengangguk. "Oke." Jawab mereka bersamaan.
"Terus tas Lo sama Arthur gimana Ash?'' Tanya Geisha.
"Biar suruhan gue yang ambil." Jawabku. Mereka berdua mengangguk mendengar jawaban ku.
Aku berbalik, menarik tangan Arthur untuk pulang.
"Lo naik apa?" Tanya ku pada Arthur.
"Aku dianter tadi." Jawabnya. Aku mengangguk menanggapi. Lalu mengeluarkan ponsel memesan taksi.
Beberapa saat kemudian taksi datang. Aku dan Arthur masuk kedalam taksi.
Aku menoleh kearah Arthur. "Ketempat gue atau tempat Lo?" Tanyaku.
"Tempat ku aja." Jawabnya. Kemudian dia memberi alamat kepada sopir taksi. Taksi melaju menuju alamat yang diberikan Arthur.
Taksi berhenti didepan gedung apartemen mewah. Aku membayar ongkos, kemudian aku dan Arthur keluar. Arthur berjalan terlebih dahulu menunjukkan letak apartemen nya.
Hehey:v
KAMU SEDANG MEMBACA
PREFERABLE
FantasyAdellia Zevanya. Seorang Perempuan berumur 20 tahun, berwajah pas-pas an, memiliki tubuh yang jauh dari kata ideal. Terlalu banyak kekurangan namun masih ada kelebihan. Salah satu nya diberkahi dengan otak yang encer hingga bisa membuatnya selalu m...