8

1.3K 116 1
                                    

Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak masuk kedalam kelas, duduk di bangku masing-masing. Beberapa saat kemudian Bu Ganesha masuk membawa seorang murid laki-laki dibelakangnya. Sepertinya dia murid baru. Melihatnya penampilan nya aku berpikir dia nanti pasti akan menjadi korban pembullyan. Nerd.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Ganesha.

"Pagi Bu." Ucap kami serempak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Pindahan dari kota sebelah." Kata Bu Ganesha. Kemudian Bu Ganesha menoleh kearah murid baru itu.

"Kamu. Perkenalkan dirimu " Ucap Bu Ganesha lagi.

Murid baru itu mengangguk.
"Perkenalkan namaku Arthur Conan L. Aku pindah dari kota Quinn ." Ucapnya datar.

Teman-teman sekelas ku banyak yang mencibirnya karena penampilan nerd nya. Ada juga yang heran kenapa sekolah seperti ini menerima nya. Ada juga yang beranggapan kalau dia murid pindahan lewat beasiswa, aku yang mendengarnya bingung. Memang bisa ya? aku baru mengetahui kalau bisa seperti itu.

Bu Ganesha mengangguk lalu menoleh sekeliling seperti mencari sesuatu. Aku merasakan firasat buruk ketika dia tatapannya berhenti kepadaku.

"Baiklah Arthur. Kamu duduk disitu." Ucap Bu Ganesha menunjuk ke arahku. Firasat ku ternyata bener. Ya Tuhan, aku tidak suka ada seseorang yang duduk disebelah ku. Aku lebih suka sendiri.

Dia mengangguk menanggapi ucapan Bu Ganesha. Kemudian berjalan ke arahku. Dia meletakkan tas nya di kursi kosong sebelah ku, lalu duduk.

"Baiklah anak-anak. Ibu akan kembali ke ruang guru, sebentar lagi pelajaran dimulai." Ucap Bu Ganesha.

"Iya Bu." Ucap kami bersamaan. Kemudian Bu Ganesha melangkah keluar, bersamaan itu Seorang guru perempuan masuk.

"selamat pagi anak-anak. Saya Renata guru bahasa Inggris kalian." Ucap Bu Renata tersenyum.

"Pagi Bu."
"Pagi. Iya Bu."

Pembelajaran pun berlangsung. Aku mendengar kan dan mencatat materi yang dijelaskan. Aku menyukai pelajaran bahasa Inggris saat aku menjadi Adellia.

Kelas berakhir ketika bel istirahat berbunyi.
Anak-anak dikelasku langsung berhamburan keluar menuju kantin.

Ella dan Geisha yang duduk didepan ku berdiri lalu berbalik kearah ku.

"Kantin yuk, Ash." Ajak Geisha.

Aku menggeleng. "Engga ah. Kalian aja, gue bawa bekal dari rumah." Balasku.

"Tumben Lo bawa bekal Ash." Kata Ella menyahut.

"Lagi pengen aja." Ucapku.

"Yaudah deh. Kita ke kantin dulu ya, Ash." Ucap Geisha menarik tangan Ella. Ella yang ditarik hanya bisa melambaikan tangan kepadaku. Aku balas mengangguk lalu tersenyum.

Aku mengeluarkan bekal Yang ada di tas, bersiap untuk memakannya. Aku menoleh kearah murid baru disamping ku.

"Lo engga ke kantin?" Tanya ku kepadanya.

Dia menggeleng. "Aku gatau tempatnya." Balasnya.

Aku berdecak. "Kenapa Lo engga ngikutin temen gue sih." Ucapku.

"Gamau." Katanya sambil menggeleng.

Aku hanya mengangkat bahu acuh. Lalu mulai memakan bekal ku. Baru beberapa gigitan sandwich yang aku makan. Aku mendengar suara perut kelaparan dari arah samping. Aku menoleh kearah suara tersebut. Aku melihatnya mengeluarkan cengiran.

Aku menghela nafas, lalu menyerahkan bekal ku kepadanya. Masih sisa satu sandwich, karena aku hanya membawa dua buah saja. Yang satu sedang aku makan.

"Nih buat Lo." Ucapku menyerahkan bekalku.

Dia terlihat bimbang ketika aku menyodorkan bekalku.

"Udah terima aja." Ucapku kepadanya.

"Emm... Makasih." Katanya sambil mengambil sandwich yang tersisa. Dia mulai memakan nya. Kami makan dengan hikmat.

Setelah habis dia menoleh kearah ku.
"Nama aku Arthur, nama kamu siapa?" Tanya nya kemudian mengulurkan tangannya.

Aku menaikkan satu alis. "Ashley." Balasku sambil membalas uluran tangannya.

Entah kenapa aku merasakan getaran aneh ketika tanganku menyambut uluran tangannya. Tanganku terlihat kecil didalam genggaman tangannya yang besar.

Dia tersenyum. "Makasih sandwich nya." Ucap Arthur sembari melepas genggaman tangan kami.

Aku merasakan kehilangan ketika genggaman nya melepas. "Iya sama-sama." Kataku mengangguk.

PREFERABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang