12

1.1K 102 1
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Aku bingung ketika sadar kalau aku tidak sedang tidur di kamarku. Aku langsung berpikir menerawang apa yang aku lakukan tadi, sampai bisa tidur disini. Ketika mengingat saat aku berciuman dengan Arthur, aku langsung merasa pipiku panas.

Ceklek!

Pintu terbuka menampakkan Arthur. Aku semakin merasakan pipiku memerah ketika tidak sengaja melihat bibirnya.

Arthur berjalan kearah ku yang sedang duduk ditempat tidur. Dia duduk dipinggir tempat tidur. Lalu menatap ku.

"Bagaimana tidurmu?" Tanya nya padaku.
"Lumayan." Jawabku.

Arthur menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emmm... Maafkan aku soal tadi." Ucapnya.

"Soal apa?" Tanyaku bingung.

"Ciuman." Ucapnya meringis.

Aku malu dia membahas nya. Aku berdehem untuk mengurangi rasa gugup yang menyerangku.

"Iya." Jawabku.Setelah itu kami berdua diam tanpa ada pembicaraan lagi.

Aku mendongak menatap nya. "Art. Sekarang jam berapa?" Tanyaku.

Arthur balik menatapku. "Setengah satu. Apa kamu lapar?" Jawabnya.

Aku mengangguk, mengiyakan. Aku memang lapar.

"Kamu mau makan apa?" Tanya nya.

"Terserah." Jawabku.

"Tidak ada makanan terserah, Ash." Katanya.

Aku mendengus. "Apa saja. Yang penting makanan dan bisa dimakan." Kataku.

"Iya." Ucap Arthur. Dia mengambil ponsel yang ada di saku celananya. Membuka aplikasi untuk memesan makanan.

"Aku udah pesen makanan." Kata Arthur.

"Iya." Sahutku.

"Art, gue pengen mandi. Gue pinjem baju dong." Kataku lagi.

Dia mengangguk. "Yauda. Bajunya ada disana." Ucap Arthur menunjuk ke arah walk in closet.

"Oke" Ucapku.

Aku turun dari tempat tidur,lalu berdiri. Kemudian berjalan menuju walk in closet. Disana berjejer rapi lemari yang berisi baju, jas, celana, jam, sepatu, dasi, dan lain-lain. Dengan berbagai macam warna, model, dan merek. Aku mengambil baju polos lengan panjang warna abu-abu dan celana training warna hitam berstrep putih.

Setelah nya aku berjalan kearah letak kamar mandi aku mulai melaksanakan ritual mandi. Selesai mandi aku berganti pakaian dengan pakaian yang tadi aku ambil. Seragam yang aku kenakan, aku lipat dan aku masukkan kedalam paper bag yang kebetulan ada saat aku mengambil pakaian tadi.

Aku berjalan keluar sambil menenteng paper bag. Aku melihat kearah Arthur yang sedang tidur di tempat tidur. Sepertinya dia tertidur karena terlalu lama menunggu ku mandi. Aku menaruh paper bag di nakas. Disaat itu pula suara bel berbunyi.

Aku berjalan mendekat ke tempat tidur untuk membangunkan Arthur.
"Art." Ucapku membangunkannya.
"Arthur, bangun." Ucapku mengguncang tubuhnya agar cepat bangun.

Aku membungkuk kan badan. Lalu berteriak tepat ditelinganya.

"ARTHUR BANGUN!" Teriakku. Dan berhasil, dia langsung bangun karena kaget.

"Apa sih Ash." Katanya malas.

"Itu, dari tadi ada yang pencet bel." Ucapku.

Dia menghela napas. Lalu turun dari tempat tidur, berjalan keluar. Aku mengikutinya setelah mengambil paper bag yang aku taruh dinakas.

Aku duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Arthur berjalan kearah pintu masuk. Beberapa saat kemudian dia kembali dengan membawa makanan yang tadi dia pesan.

"Nih makanannya." Ucapnya menyodorkan makanan.

Aku menerima nya. "Makasih." Kataku.
Aku tersenyum lalu membuka penutup makanan. Aku mulai makan, sedangkan Arthur hanya melihat ku.

Aku menoleh kearahnya. "Lo ga makan?" Tanyaku.

Arthur menggeleng. "Engga." Jawabnya.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Gapapa. Buat kamu aja." Jawabnya.

Aku berdecak. "Makan. Gue suapin" Ucapku menyodorkan tanganku yang memegang sendok berisi makanan.

Di tersenyum, membuka mulutnya. Lalu makan. Aku makan dan menyuapinya sampai makanan habis.

Setelah makan kami menonton tv.

"Arthur." Panggilku.

Dia menoleh. "Kenapa?" Tanyanya.

"Gue mau pulang." Jawabku.

"Aku anter." Katanya. Dia berdiri, berjalan masuk kamar. Lalu kembali lagi keruang tamu.

"Ayo.'' ajaknya. Aku mengangguk, bangkit dari duduk.

Aku dan Arthur melangkah keluar dari apartemen. Arthur menyuruhku menunggu didepan pintu masuk gedung apartemen. Arthur mengatakan ingin mengambil mobil terlebih dahulu. Aku mengangguk mengiyakan.

Aku melihat mobil berhenti tepat didepan ku.
Kaca mobil diturunkan, memperlihatkan Arthur dikursi kemudi. Dengan gerakan tangan dia menyuruh ku masuk.

Aku berjalan mendekat. Membuka pintu mobil, lalu menutup nya.

"Kamu tinggal dimana?" Tanya Arthur. Aku mengatakan alamat mansion ku berada. Arthur mengangguk, lalu menjalankan mobil menuju alamat yang aku katakan.

Diperjalanan kami berdua hanya diam. Aku menikmati pemandangan luar yang terhalang kaca mobil. Sedangkan Arthur fokus mengemudi.

Mobil yang dikendarai Arthur masuk kepekarangan mansion. Berhenti tepat didepan pintu masuk mansion.

Arthur keluar mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk ku. Aku keluar, mengucapkan terimakasih sembari tersenyum. Dia membalas senyum ku.

"Lo mau mampir dulu ngga?" Tanya ku.

"Boleh deh.'' jawabnya.

Aku berjalan mendahului nya memasuki mansion. Aku menyuruhnya duduk diruang tamu. Aku mengatakan akan ke kamar terlebih dahulu untuk mengganti baju. Arthur mengangguk mengiyakan.

Setelah berganti pakaian. Aku turun kebawah ketempat Arthur berada. Dia sedang menikmati cemilan yang disuguhkan para maid untuk nya.
Aku berjalan mendekat, kemudian duduk sedikit jauh dengan nya.

"Besok malam keluar yuk." Kata Arthur ketika melihat ku duduk.

"Kemana?" Tanya ku.

"Nanti aku kasih tau." Jawab Arthur.

"Oke. Jam berapa?" Tanyaku lagi.

"Jam 7 an, lah." Jawab Arthur. Aku mengangguk tanda mengerti.

PREFERABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang