Aku sempat menanyakan kepada Asthon tentang letak kamar ku. Dia mengatakan padaku, bahwa kamarku terletak di lantai dua. Kalau tidak salah dia juga mengatakan seluruh lantai dua itu milikku.
Ya Tuhan seberapa besar rumah ini? Kenapa untuk sampai ke lantai satu rasanya lama sekali. Kaki ku pegal.
Hingga akhirnya aku melihat Asthon berjalan menuju lift? rumah ini ada lift? Seberapa kaya gadis yang bernama Ashley ini?.
Aku memasuki lift setelah Asthon. Pintu tertutup dan aku melihat Asthon menekan tombol satu. Aku merasa kami turun.
Pintu lift terbuka. Menandakan kami sampai dilantai satu. Asthon berjalan keluar mendahului ku lalu aku mengikuti dari belakang.
Aku tidak segila itu untuk berjalan duluan. Aku bahkan tidak tau dimana aku sekarang. Yang aku tau kalau sekarang kami berada dilantai satu.
Aku berjalan sambil melihat sekeliling.
Interior rumah ini bernuansa gold. Banyak ukiran-ukiran yang sepertinya dipahat dengan sangat hati-hati dan sangat teliti. Guci-guci dan barang antik berjejer menghiasi ruangan lantai satu ini. Ini sangattt indah.Aku sampai tidak bisa untuk tidak membuka mulut. Aku terkagum-kagum melihatnya. Sungguh ini sangat menakjubkan.
Sampai diruangan yang menurut ku ini ruang tamu. Karena disini ada beberapa sofa panjang dan meja kecil ditengahnya. Ada seorang pria lansia? -Itu cuma tebakan ku sih- yang sedang duduk sambil menyesap teh. Dan jangan lupakan majalah yang sedang dibacanya.
"Selamat pagi Mr. Denien." sapa Asthon kepada pria lansia tersebut.
Pria lansia itu menoleh ketika mendengar sebuah suara menyapanya. Lalu meletakkan cangkir teh nya dimeja.
"Oh Asthon, selamat pagi juga." ucapnya menyapa balik.
"Hai Ash, apa kau tidak ingin menyapa kakekmu ini?" Katanya lagi, bukan kepada Asthon tapi kepada ku.
Aku tersentak mendengar dia berbicara kepadaku. Aku cukup terkejut ketika dia menyebut dirinya kakekku.
"Em... H-hai kek, selamat pagi." Ucapku menyapa dengan sedikit gugup.
"Pagi juga Ash. Ah, kau pasti akan berangkat sekolah." Ujar kakek.
Aku melihat wajahnya, masih tetap tampan walupun sudah tidak muda lagi.
"Iya kek, aku akan berangkat sekarang. Aku sedikit terburu-buru karena sebentar lagi gerbang sekolah ditutup." Ucapku sedikit menjelaskan.
"Oh baiklah. Hati-hati dijalan Ash." Ucap kakek.
"Iya kek. Bye-bye" ucapku sambil melambaikan tangan.
"Asthon, antar Ashley dengan selamat Sampai tujuan." Ucap kakekku kepada Asthon.
"Sudah menjadi tugas saya Mr. Denien." Jawab Asthon dengan sedikit membungkuk.
Aku dan Asthon berjalan keluar menuju halaman depan.
Halaman yang sangatttt luas. Ditengah-tengah halaman terdapat kolam air mancur yang dikelilingi patung-patung kecil.
Terdapat juga taman yang luas, serta pohon Cemara yang tumbuh dipinggiran jalan pelataran rumah. Ah ralat, maksudku mansion, mengingat seberapa luas dan besarnya tempat ini.Didepan pintu masuk tempat aku sedang berdiri sekarang. Terdapat satu mobil. Yah, dengan sekali lihat bisa dijelaskan berapa harga mobil itu, yang pastinya mahal.
Aku melihat Asthon berjalan mendekatu mobil, lalu membuka pintu penumpang.
"Silahkan masuk nona." Ujar Asthon mempersilahkan.
"Terima kasih" ucapku sambil tersenyum.
Lalu masuk kedalam mobil. Asthon menutup pintu. Dia berjalan mengitari mobil kemudian membuka pintu kursi kemudi. Mobil mahal ini berjalan keluar dari mansion.Mobil yang aku tumpangi berjalan dan membelah jalan raya. Jalan yang kami lewati terasa familiar menurut ku. Aku berfikir, apakah aku masih tinggal di kota Torix?. Itu cukup membuatku yakin. Karena kota Torix merupakan salah satu wilayah negara Estramola yang maju dan banyak dijadikan tempat tinggal untuk kalangan konglomerat.
Sampai akhirnya aku merasakan mobil ini berhenti didepan sekolah elite yang bertuliskan 'Esther International High School'.
Asthon keluar dari mobil lalu membukakan pintu seperti saat berangkat tadi.
Aku keluar sambil mengucapkan terimakasih kepada Asthon."Semoga lancar harimu nona" ucap Asthon sambil tersenyum.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapannya.
Asthon masuk ke mobil. Setelah nya mobil yang mengantarku tadi melaju melesat pergi."Huh. Aku tidak menyangka akan sekolah lagi. Okey Adellia saatnya rubah dirimu dan menjadi Ashley. Mari kita jalani kehidupan kedua ini dengan baik!" Ucap ku menyemangati diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREFERABLE
FantasyAdellia Zevanya. Seorang Perempuan berumur 20 tahun, berwajah pas-pas an, memiliki tubuh yang jauh dari kata ideal. Terlalu banyak kekurangan namun masih ada kelebihan. Salah satu nya diberkahi dengan otak yang encer hingga bisa membuatnya selalu m...