9

1.2K 107 0
                                    

Waktu untuk istirahat habis dan bel tanda masuk kelas berbunyi. Murid-murid yang ada diluar mulai memasuki kelas. Beberapa saat kemudian, seorang guru masuk lalu memulai pelajaran. Waktu berlalu, sampi jam pelajaran habis dan bel tanda pulang berbunyi.

Teman-teman satu kelasku langsung memasukkan buku kedalam tas bersiap pulang. Guru yang mengajar tadi pun mengakhiri pelajaran kemudian keluar. Murid-murid langsung berhamburan keluar ketika guru pergi.

Aku berjalan keluar bersama ketiga temanku. Seperti kemarin kami bertiga berpencar. Ella dan Geisha menuju parkiran, aku menuju gerbang.

Sampai di gerbang aku belum melihat Asthon menjemput ku. Sembari menunggu Asthon menjemput, aku duduk di kursi panjang yang disediakan sekolah sebagai tempat berteduh siswa siswi yang menunggu dijemput.

Aku meresahkan seseorang duduk disebelah ku. Aku menoleh, ternyata Arthur.

"Hai." Sapanya. Aku hanya mengangguk menanggapi sapaannya.

"Aku temenin ya." Katanya kemudian. Aku hanya mengangguk.

"Emmm.... Ash." Katanya lagi setelah beberapa lama diam. Aku menoleh lalu mengangkat satu alis.

"Boleh minta nomor hp?" Tanyanya kepadaku.
Aku mengangguk, mengeluarkan ponsel. Lalu menyerahkan kepadanya.

"Nih. Ketik." Ucapku kepada Arthur. Kemudian dia mengetik nomer ponselnya. Lalu mencoba meneleponnya.

Dia tersenyum, mengembalikan ponselku.
"Makasih Ash." Ucapnya. Aku mengangguk.

Beberapa menit kemudian Asthon menjemput ku. Aku berdiri lalu menoleh kearah Arthur.

"Makasih udah nemenin, gue duluan." Ucapku. Arthur mengangguk.

Aku berjalan kearah mobil. Lalu Asthon membuka kan pintu. Kemudian aku masuk. Asthon mengitari mobil, lalu mulai menjalankan mobil menuju mansion.

Sampai di mansion. Aku keluar dari mobil langsung berjalan masuk menuju kamar. Aku lelah ingin tidur.
Sampai dikamar aku berjalan kearah tempat tidur lalu berbaring, setelah berganti pakaian santai. Aku lelah dan mulai mengantuk. Kemudian tidur.

Dua jam kemudian aku terbangun. Hari sudah sore. Sebentar lagi waktu makan malam. Aku berjalan kekamar mandi untuk mandi pastinya, tubuhku terasa lengket. Setelah mandi aku berganti pakaian. Lalu turun menuju ruang makan. Aku melihat kakek yang sudah duduk. Sepertinya dia menunggu ku turun. Setelah aku duduk, kami mulai makan. Semuanya berjalan seperti biasa. Setelah makan aku dan kakek berbincang-bincang sebentar di ruang keluarga. Kami berbicara tentang kegiatan ku hari ini.

"Kakek." Panggil ku

Kakek menoleh. "Kenapa Ash?" Tanya nya.

"Aku mau minta ijin untuk membuka kafe." Balasku.

"Hmmm. Berapa dana yang kau butuhkan, Ash? Biar kakek menyiapkan nya untuk mu." Kata kakek kepadaku.

Aku menggeleng. "Aku ingin menggunakan uang tabungan ku sendiri kek. Aku ingin belajar mandiri, dan mulai merintis usaha. Agar tidak terlalu membebani kakek." Ucapku.

Lagi pula uang tabungan ku sangat cukup untuk mendirikan sebuah kafe. Mengingat tiap bulannya aku selalu mendapatkan uang jajan dari kakek, dan beberapa kali Oma, Opa mentransfer uang dengan alasan untuk menambah uang jajan.

"Kau cucuku satu-satunya Ash. Aku tidak keberatan. Aku tidak akan miskin mendirikan satu kafe untukmu" Ucap kakek sambil mengelus kepalaku lembut. Aku tau kakek sangat mampu, bahkan itu hal yang sangat mudah mendirikan satu kafe saja untuk ku. Mengingat usaha keluarga Denien yang sangat sukses, dan masih terus berkembang setiap harinya.

Aku mengeleng. "Tidak kek, aku ingin memakai uangku sendiri." Kata ku tetap bersikeras memakai uang tabungan ku sendiri.

Kakek menghela napas, lalu tersenyum.
"Baiklah. Kakek menyetujui nya, tapi kalau ada sesuatu yang kau butuhkan Ash. Bilang kepada kakek. Kakek pasti membantu." Ucapnya masih tetap mengelus kepala ku lembut.

Aku mengangguk dengan tersenyum lebar karena kakek menyetujui nya. Akhirnya mimpiku untuk membuka kafe sendiri akan segera terkabul. Terima kasih Ashley, karena mu akhirnya aku bisa mewujudkan impianku.

Aku mendekat kearah kakek lalu memeluknya. "Terimakasih kek." Ucapku.

Kakek membalas pelukan ku. "Sama-sama cucuku." Katanya.

Aku melepaskan pelukan lalu pamit kembali kekamar untuk tidur. Kakek mengiyakan. Aku kembali kekamar kemudian tidur.

PREFERABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang