Letak apartemen Arthur berada dilantai teratas. Aku baru tau dia anak orang berada, karena setauku harga apartemen disini. Semakin tinggi letak lantai apartemen semakin mahal harganya. Dan letak apartemen Arthur berada tepat dilantai atas.
Arthur menekan password. Pintu apartemen terbuka, kemudian Arthur berjalan masuk. Lampu apartemen langsung menyala otomatis ketika seseorang datang.
Arthur mempersilahkan aku duduk di sofa ruang tamu. Setelah itu dia berjalan kearah dapur menyiapkan minum. Beberapa saat kemudian dia kembali keruang tamu membawa nampan berisi minuman dan cemilan untuk dan untuknya.
Aku mendongak. "Tempat P3K di mana Art?" Tanyaku.
"Didapur." Jawabnya menunjuk letak dapur.
Aku mengangguk lalu berdiri. "Mending Lo mandi dulu deh. Ntar abis itu baru gue obatin." Ucapku. Dia mengangguk, lalu berdiri berjalan kearah kamar untuk mandi.
Aku berjalan menuju dapur, kemudian mengambil kotak P3K yang berada di lemari khusus obat. Setelah mengambil aku berjalan kembali keruang tamu. Aku duduk menunggu Arthur selesai mandi. Sembari menunggu aku bermain ponsel.
Cukup lama aku menunggu Arthur mandi, dia kembali dengan wajah lebih segar dan rambut yang masih basah. Dia memakai kaus oblong berpadu dengan celana pendek. Dan jangan lupakan dia masih tetap menggunakan kacamata nya yang retak.
Dia berjalan ke arahku, kemudian duduk disebelah ku.
Aku merubah posisi duduk ku menghadap nya.
"Lo balik sini hadap gue." Ucapku.Dia menurut, berbalik menghadap ku.
''lepas kacamata Lo, biar gue gampang obatinnya." Ucapku lagi.Dia mengangguk menurut, melepaskan kacamata. Ketika dia melepas kacamatanya, aku tidak mengedipkan mataku sedikitpun. Aku terpaku ketika melihat wajahnya tanpa menggunakan kacamata tebal itu. Hidungnya mancung, alis tebal, bibirnya yang kissable, rahangnya yang tegas, dan mata bernetra coklat. Aku baru menyadari warna kulitnya yang putih.
Tampan. Batinku. Aku langsung menggeleng untuk menyadarkan diri.
Aku membuka kotak obat, lalu mendekat mulai mengobati luka nya. Aku tidak sadar ternyata jarakku yang sangat dekat dengannya.
Aku berhenti mengobati lalu menatapnya ketika menyadari dia terus menatap ku.
Aku tidak menyadari ketika dia semakin mendekat kearah ku. Aku terlalu fokus menatap matanya, seolah-olah menghipnotisku agar tidak mengalihkan pandanganku kearahnya.Sampai aku merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menempel dibibirku. Aku diam mematung ketika menyadari Arthur mencium ku.
Aku merasakan bibir nya melumat bibir ku. Aku hanya diam tidak membalas. Aku terlalu terkejut.
Sampai akhirnya dia menggigit bibir bawahku. Aku membuka mulut karena bibirku digigit olehnya. Belum sempat aku protes karena dia menggigit bibirku. Arthur sudah memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Dia kembali melumat bibirku. Lidahnya mulai mengabsen gigiku. Lama kelamaan aku terbuai dan membalas ciuman nya. Ketika aku membalas ciumannya, aku merasakan dia tersenyum. Aku meletakkan tanganku dilehernya. Satu tangan Arthur menekan tengkukku untuk memperdalam ciuman kami. Satunya lagi berada di pinggang, menarik ku mendekat.
Ciuman kami semakin intens, sampai aku merasa akan kehabisan napas. Aku memukul dada Arthur untuk berhenti. Dia melepaskan tautan bibir kami, lalu menyatukan dahi nya dengan dahiku. Hidung mancungnya menggesek hidungku dengan gemas, melihat ku terengah-engah kehabisan napas. Dia tersenyum lalu mengecup bibirku singkat.
Aku malu lalu menyembunyikan wajahku dilehernya. Posisi kami sangat intim. Entah sejak kapan aku duduk dipangkuan nya, dengan mengalungkan tanganku kelehernya. Sedangkan Arthur memeluk ku.
Lama berpelukan, aku mulai mengantuk. Lalu tertidur diperlukan Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREFERABLE
FantasyAdellia Zevanya. Seorang Perempuan berumur 20 tahun, berwajah pas-pas an, memiliki tubuh yang jauh dari kata ideal. Terlalu banyak kekurangan namun masih ada kelebihan. Salah satu nya diberkahi dengan otak yang encer hingga bisa membuatnya selalu m...