7

1.4K 113 0
                                    

Matahari mulai menampakkan wujudnya. Sinarnya menerobos jendela, masuk kedalam kamar seorang gadis.

Kring! Kring! Kring!

Bunyi alarm -bukan sepeda-
Gadis itu, Ashley. Mengulurkan tangannya kesana kemari dengan mata terpejam, mencari letak dimana bunyi alarm itu berasal.

Tak!

Bunyi benda jatuh.

"Eunghhh..." Lenguhku. Aku bangun, sambil mengucek mataku.

Siapa si yang membuat suara bising tadi? Sangat menggangu tidur ku.

Aku turun dari tempat tidur. Berjalan menuju kamar mandi, kemudian bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tolong ingatkan perkataan ku kemarin untuk tidak memakai riasan berlebihan.

Cukup lama aku bersiap-siap. Aku turun menuju ruang makan.

Diruang makan. Para pelayan menata alat-alat untuk makan. Aku berjalan duduk ke kursi. Bersamaan dengan itu, kakek menarik kursi paling ujung. Aku menoleh kearah kakek.

"Selamat pagi kek." Sapaku tersenyum.

Kakek membalas senyumku hangat. "Selamat pagi, Ash." Balasnya sembari duduk. Disebelah kakek berdiri seorang pria, Asthon.

Asthon membungkuk kan badannya sedikit. "Selamat pagi nona." Sapa Asthon.

"Pagi juga, As." Sapaku balik. Memang susah memanggil namanya, karena awalan huruf namanya hampir menyamai namaku.

Para pelayan menghidangkan makanan keatas meja, seperti biasa. Aku menoleh kearah Asthon.

"Kau tidak duduk As?" Tanyaku kepada Asthon.

"Tidak nona." Jawabnya datar.

"Duduklah." Kataku.

"Tap-"

"Duduk. Itu perintah ku." Ucapku menyela.

"Duduk saja As." Sambar kakek.

Asthon mengangguk lalu duduk tepat didepan ku. Aku tersenyum.

"Makan." Kataku.
"Baik nona." Ucap Asthon.

Kami makan dengan hikmat. Tidak ada yang berbicara.

Aku selesai makan, begitu juga dengan Asthon. "Kek, aku akan berangkat sekolah." Ucapku kepada kakek.

"Baiklah Ash. Hati-hati dijalan." Kata kakek sambil tersenyum.

Aku berdiri lalu berjalan kearah kakek.Aku menunduk lalu mencium pipi-nya. Ini sudah menjadi kebiasaan Ashley ketika akan berangkat ke sekolah atau pergi keluar.

Kakek tersenyum ketika aku mencium pipi-nya. Aku membalas senyuman nya.
"Aku berangkat dulu kek." Ucapku. Kakek mengangguk menanggapi.

Aku berjalan keluar mansion diikuti Asthon. Aku memasuki mobil ketika Asthon sudah membukakan pintu. Mobil berjalan menuju sekolah.

Sampai akhirnya mobil berhenti, menandakan telah sampai ketempat tujuan. Asthon keluar mengitari mobil, lalu membukakan pintu untuk ku. Aku tersenyum lalu mengucapkan terimakasih. Aku berjalan masuk ke halaman sekolah. Seperti biasa aku menjadi pusat perhatian. Aku mengacuhkan sapaan mereka. Biarlah mereka menganggapku seperti apa dengan sifat dinginku. Aku memang seperti itu ketika tidak mengenal atau akrab dengan seseorang. Aku hanya tersenyum dan berbicara ramah untuk seseorang yang masuk ke lingkup orang yang aku sayangi dan sudah lama mengenalku tentunya, walapun terkadang sifat cuek ku muncul.

Sampai dikelas aku duduk dibangku ku lalu mengeluarkan ponsel. Aku bermain game untuk mengurangi rasa bosanku.

Aku mendongak ketika ada yang menepuk pundakku. Aku langsung mematikan ponselku.

"Pagi Ash, tumben Lo udah ada dikelas. Biasanya juga telat." Ucap Ella.

Geisha yang berdiri disamping Ella mengangguk. "Iya bener tuh." Ucap Geisha.

Aku memutar bola mata malas. "Serah gue dong." Kataku.

Ella hanya mendengkus. "Eh Ash. Lo tau ga? Gue denger tadi dari anak-anak. Katanya hari ini ada anak baru." Ucapnya kepadaku.

Aku hanya mengangkat bahu tidak peduli.

"Ck. Lo mah ga asik." Ucap Ella berdecak kesal.

"Bodoamat." Ucapku membalas.

Dia langsung berjalan menuju bangku nya dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Aku hanya terkekeh, biarlah ini sudah biasa terjadi. Lagi pula Ella tidak bisa kesal terlalu lama kepadaku.


PREFERABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang