Chapter 7

3.1K 351 112
                                    

Chapter ini diketik dihari yang sama dengan ch.5 dan ch.6 :)

Kalo niat ya gitu.

Sebenernya ni chapter dah selese dari siang tapi ku mau up besok.

Tapi karena tangan ku gatel pengen ku up, yaudah up sekarang

Chapter 7: Indo...

_______________

Panca kembali berusaha menghancurkan magis itu. Dibantu oleh ASEAN dan TNI.

Beberapa menit kemudian magis itu berhasil hancur, Panca membuka paksa pintu kamar Indonesia dan.... melihat pemandangan yang agak mengerikan.

"I-Indo?"

Kamar Indonesia gelap gulita, mereka tidak bisa melihat apa apa padahal disiang hari. Bagaimana bisa Indonesia hidup dikamarnya seperti ini.

Dengan hati hati ASEAN mencoba menyalakan lampunya. Saat berjalan dikamar itu, ia merasa seperti menginjak cairan dan beberapa barang. Saat ASEAN memegang saklar lampu, ia juga merasa disaklar itu ada sesuatu yang agak basah.

Saat ia menyalakan lampu, pemandangan yang mereka dapatkan adalah pemandangan yang dapat membuat PKI menangis histeris jika ia masih ada dan melihat ini. Bahkan TNI dan Panca ikut mual.

Kamar Indonesia sangat berantakan, banyak darah disana, pecahan pecahan kaca, kain yang sudah dirobek, tumpahan air, senjata tajam, dan juga tembok yang ada bekas beberapa tembakan.

Dan ASEAN bahkan tidak percaya bahwa cairan yang disaklar itu adalah darah.

Dengan hati-hati Panca mencari keberadaan Indonesia, dan ia menemukannya sedang duduk di pojok ruangan sambil memeluk sesuatu.

"Indo kau disini rupanya, kau.... tentu tidak baik baik saja" Panca mengelus lembut pipi Indonesia dan menatapnya iba.

Panca mencoba menggenggam tangan Indonesia, tapi selalu ditolak. Indonesia hanya menatap bingung, seperti ia tidak tau apa yang terjadi.

"Indo, ayo kita keluar" Panca menunjukan senyum manisnya kepada adiknya itu, tapi tidak mempan.

Indonesia hanya mengeratkan pelukannya kebarang yang ia pegang. Dia... terlihat sedang ketakutan.

Pemandangan menyedihkan, terlihat betapa hancur mental Indonesia sampai ia tidak dapat berbicara atau mengetahui apa yang terjadi.

Selagi dibujuk, mata Indonesia tertuju kepada sesuatu yang ada dibelakang Panca. Refleks ia mengambil pistolnya dan menembakkannya.

Panca sempat menghindar, tapi tidak ada yang tau apa yang Indonesia tembak.

Apakah....

Jiwa miliknya?

ASEAN sudah tak tahan melihat kondisi Indonesia, ia menelfon WHO untuk datang kesana.

Panca tertuju kebarang yang Indonesia pegang.

Itu adalah boneka.

Boneka yang dibuat semirip mungkin dengan Malaysia dan PKI.

Pasti ia merindukan mereka bukan?

Seseorang yang begitu berharga untuknya.

Seseorang..... yang sangat ia butuhkan saat ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa menit kemudian WHO sampai dikamar Indonesia. Melihat kondisi kamarnya saja sudah membuat WHO tau apa terjadi.

"ASEAN, biarkan Indo sendiri bersamaku, aku akan berusaha" kata WHO untuk meyakinkan ASEAN untuk pergi dulu.

Please, Don't Change [Countryhumans] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang