🦋
"Hudang!! Geura hudang!!"
Haikal menggeliat, dengan mata yang masih menolak untuk dibuka karena sinar matahari baru terbit langsung menyorotinya dari arah jendela.
"Selamat pagi, emakkkk!"sapa Haikal dengan suara serak khas bangun tidur yang melekat.
Sambil mengucek matanya, Haikal duduk dipinggiran kasur bersama tatapan kosong memandang keadaan sekitar didepan jendela. Melamun memang momen paling mantap ketika baru bangun tidur.
"Tong ngalamun wae, buru mandi! Geus beurang"perintah ibundanya yang sedang membereskan meja belajar milik Haikal.
"Ke heula, mah. Da masih pagi atuh ieu teh"sahut Haikal melihat jam dinding yang bersender diatas lemari.
"Astagfirullahaladzim, Haikal... Ieu baju kotor urut kamari teh simpen diluhur mesin cuci ditukang! Lain digolerkeun dihareup lomari atuh ai Ujangg..."omel ibunya saat menempati baju kotor Haikal tergeletak berserakan didepan lemari.
"Enya, Mamah. Maaf atuh, Aa hilap"kata Haikal dengan suara yang dilembut-lembutkan, meskipun begitu, Ibunya tak akan luluh.
"Hilap, hilap. Dari minggu lalu juga Aa ngomongna hilap weh terus. Nke mah tong kieu deui nya, kasepp"ucap Ibu, mengelus rambut legam Haikal.
Senyum Haikal seketika mengembang---
"Nah, ayeuna buru mandi!!"geram ibu mencubit pipi Haikal kencang, membuat Haikal meringis kesakitan tak lagi tersenyum dan segera kabur menuju kamar mandi daripada mengundang emosi sang Ratu.
Ibu Kokom--nama ibunda Haikal--menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum kembali meraih satu persatu baju milik Haikal yang tergeletak dibawah. "Haduhhh, boga budak lalaki hiji-hijina meuni kedul pisan"
***
"Hoaammm"
Seorang anak perempuan berambut cokelat sedikit pirang, dan pipi gembil yang melebar ketika menguap, membuat Haikal--si Aa--langsung menoleh ke arah adiknya tersebut, dan menutup mulut adiknya tiba-tiba.
"Hushhh, apasih maneh"protes sang adik kepada kakaknya.
"Gasopan munah-maneh ka lanceuk heh, Dhiya!"kata Haikal memukul mulut Dhiya yang diketahui nama adiknya tersebut.
Dhiya hanya cengengesan melihat respon Haikal yang sedang kesal. "Si Teteh kemana ya, A? Tikamari teu balik-balik siahh"tanya Dhiya mencolek pundak Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eventide
Teen FictionKisah tentang hati dan lisan yang berusaha membunuh, serta tetap diam dikala sekitar penuh canda tawa. Ini semua perihal datang, bertahan, dan kecewa. Terasa singkat, namun belenggu sakit hati mencoba Sang Senja agar berhenti, begitu dirasakan, wakt...