18

155 17 0
                                    

Halo semuanya. Akhirnya bisa update lagi!!!. Sorry banget. Aku banyak banget tugas kuliah yang sungguh membangongkan. Semoga ini cepat berakhir 😭😭🤣🤣. Aku juga menemukan referensi baru anime sad yang akan menggantikan Jujutsu Kaisen. Jadi mungkin beberapa dari chapter setelah ini, akan terasa lebih menyakitkan dari biasanya tapi tentu saja biar gak sakit terus, aku akan berusaha kasih romance terutama ShinApo. Tungguin aja. Selamat membaca 🥰🥰🥰. Jangan lupa vote & commentnya?



Di sebuah taman kecil, ada 2 anak perempuan yang bermain dengan riang. Jika kau bertanya apakah ada yang menjaga mereka, tentu saja ada. Bukti gambar bunga matahari yang ada di pasir tersebut adalah kuncinya.

Tay terbangun. Matanya terlihat berbinar-binar. Ah senangnya. Ia baru saja bermimpi bermain dengan anak kecil. Mereka berdua perempuan & terlihat sangat mirip. Tay hampir mengira mereka adalah kembar tapi ternyata tidak. Sang kakak beda 2 tahun dari adiknya.

Keduanya meminta Tay untuk bermain bersama mereka. Sang kakak berusaha untuk selalu menarik Tay kesana kemari. Walaupun Tay menyanggupi, ia kasihan melihat sang adik yang selalu cemberut. Ia cemburu melihat Tay mengambil perhatian kakaknya.

Tay pun mengajak sang adik untuk bermain juga. Dengan menaruhnya di atas pundaknya. Mereka tertawa-tawa. Bermain perosotan, menggambar, main petak umpet dan lain-lain. Tay cukup takjub dengan stamina kedua anak itu.

Tapi Tay senang. Tawa yang mereka keluarkan membuatnya senang. Tay merasa lepas & bebas. Melupakan setiap masalah yang selama ini ia hadapi.

Mukanya tidak pernah berhenti untuk tersenyum. Apalagi mereka masih kecil. Kemungkinan belum ada yang lebih dari 10 tahun. Mereka berdua sama-sama punya pipi cubby, membuat Tay kadang tidak tahan untuk mencubitinya.

Yang berbeda dari mereka berdua adalah warna kulitnya. Sang kakak punya kulit sawo matang yang mirip dengan Tay tapi lebih cerah. Sedangkan sang adik punya kulit seputih susu. Terkadang ia suka menangis di tengah-tengah mereka bermain karna kulitnya merah-merah & sang kakak langsung menyuruhnya duduk kemudian membantunya mengoleskan lotion di seluruh tubuhnya.

Tay agak kasian. Anak sekecilnya ternyata punya kulit yang sensitif. Tay berdoa agar ia sehat selalu.

Muka Tay yang cerah membuat Kiki agak sedikit kebingungan. Karna selama ini, Tay bisa dibilang selalu murung setiap harinya.

"Selamat pagi, P" sapa Kiki. Tay menoleh & tersenyum.

"Pagi" mata Tay tertuju pada nampan yang dibawa Kiki. Ia langsung cemberut.

"Bubur?" Tanya Tay. Kiki terkikik.

"Bukan P. Ini sarapan biasa kok" ucapnya sambil membantu Tay duduk & menyerahkan nampan tersebut pada Tay.

"Akhirnya. P' bosen makan bubur mulu" keluhnya. Sejak ia kehujanan itu, Kiki tidak pernah memberikan Tay makanan biasa. Ia harus makan bubur setiap hari setelah kejadian tersebut.

"Lagian bukannya langsung pulang. Kan Kiki bilang kan kalo mau pulang telpon. Nanti Kiki jemput" ucap Kiki. Tay masih tetap cemberut. Ia memakan makanannya dengan ogah-ogahan.

"Iya. Iya maaf" ucapnya. Kiki melihat di tumpukan di tangannya. Ada surat yang beberapa hari ini selalu datang. Semuanya untuk Tay. Kiki selalu melihat siapa pengirimnya. Selalu sama. Yang mengirim adalah fans-nya Tay yang sepertinya masih sangat muda.

"Itu apa?" Tanya Tay. Kiki tersentak & terlihat agak ragu. 

"Surat P'. Dari penggemar P'" jawab. Kiki menyerahkannya pada Tay.

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang