06. Ambil flashdish✨

1.6K 368 35
                                    

Ke-esokan harinya, seperti biasa Agnes akan pergi ke kantor. Tapi pagi ini ia mendengar keributan di depan rumahnya, tapi siapa?

"KAMU TAU? SAYA TIDAK PERNAH MENGIZINKAN AGNES BERSAMA KAMU, KARNA APA? KARNA KAMU PENGECUT!"

Sepertinya Agnes tahu siapa yang sedang ribut di depan rumahnya. Dengan segera ia keluar dari kamarnya dan menghampiri keributan itu.

Benar saja dugaan para readers, yang ribut di depan rumah adalah sang papa dan juga calon menantunya. Aw, calon menantu!

"Maaf om jika om mengatakan saya pengecut, om salah. Karna nama saya Kevin bukan pengecut" jawab Kevin sambil menunduk.

"Saya tidak sedang bercanda!!"

"Saya rasa om yang sedang memainkan candaan"

"MAKSUD KAMU APA HAH?"

Kevin menahan tawanya mati-matian sedari tadi, dan pada akhirnya ia tertawa meskipun tak sampai HAHA-HIHI.

Mertua gua kalau lagi ngambek gemesin.

Agnes sekarang mengerti arah pandangan Kevin. Ia-pun ikut mengulum senyum dan sedikit tawa.

"Pa, kalau mau keluar pake dulu celana kantornya. Masa udah rapi-rapi pake baju kantor, bawahnya pake boxer? Mana gambar prozen pula" Mona datang, kemudian memperingati.

Wajah Ridwan mendadak merah akibat malu yang luar biasa. Pantas saja sedari tadi Kevin sama sekali tak tersinggung dengan ucapannya.

Sial gara-gara celana boxer, saya jadi gak serem lagi marahin anak orang.

"INGET URUSAN KITA BELUM SELESAI!" tunjuk Ridwan pada Kevin.

"Pa, udah ah gak baik marah-marah terus nanti jantungan. Urusin dulu celananya baru boleh lanjutin lagi marah-marah" Mona menarik tangan Ridwan agar masuk ke dalam.

Kini di depan rumah hanya ada Agnes dan Kevin. Pria itu menyodorkan helm hellokitty khusus untuk sang mantan.

Rasanya tidak ada yang berubah, Kevin slalu berhasil membuat Agnes tersenyum ketika keduanya saling memandang satu sama lain.

"Aku tau, aku ganteng. Tapi biasa aja liatinnya, sampe ileran gitu" canda Kevin.

"HAH? SERIUS AKU NGILER?" Agnes menyentuh bibirnya. "Ish Kevin kamumah gak jelas! Aku gak ngiler" ia memukul lengan Kevin pelan.

"Haha, yaudah pake helm-nya"

"Biasanya kamu yang pakein? Hm. Bosen ya?"

"Harus mandiri dong baby"

"Kalau bisa manja kenapa harus mandiri?"

Kevin mencubit gemash pipi Agnes, "Bisa aja ngebalikinnya?huh!" Pria itu memasangkan helm hellokitty di kepala gadisnya.

"Kevin aku minta maaf ya soal..."

"Baby, gak perlu ada yang minta maaf dan di maafkan, okay? Daripada minta maaf mending minta boncengin. Ayok naik!"

Agnes tersenyum. Ia tahu bahwa Kevin sedikit tersinggung dengan ucapan papa'nya, tapi pria itu menutupinya. Agar tidak ada perdebatan, tidak ada saling merasa bersalah dan tetap akrab layaknya sepasang kekasih yang harmonis.

...

Di tengah perjalanan, ponsel Agnes berbunyi. Ia meminta Kevin berhenti di pinggir jalanan sepi agar bisa mengangkat panggilan masuk pada ponselnya.

"Siapa?" Si posesif itu sepertinya curiga.

"Bos aku Vin, aku angkat gapapa kan?"

"Gapapa dong kan penting"

SAD GHOST 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang