13. Menolak✨

1.4K 402 107
                                    

HIATTTTTTTT!!

CIATTTTTTT!!

WADIDAW!!!

Ketiga kuntilanak dari kalangan sad ghost itu nampaknya sedang asik bermain-main dengan sang dukun.

"AllqoqmaoqonbHIakak" dukun itu sedang membacakan mantra-mantra andalan'nya tapi gagal, karna rupanya para penghuni hutan yang sudah ia kendalikan tak lagi mau menuruti perintahnya.

Eliza terbang di atas udara, lalu kini wajahnya berada tepat di hadapan sang dukun. "Kau mau membaca apa? Mantra? Tidak berguna! Agnes sudah memusnahkan semua benda-benda pusaka yang kau punya termasuk ilmu hitammu. Hahahaha kasian sekali nasibmu. Ayo maju lawan aku! Hihaaaaa"

Eliza menari-nari di atas udara, sesekali ia mencongkel bola matanya lalu melemparkannya ke arah sang dukun. "Dia akan meletus apabila kamu bergerak" reflek sang dukun melongo, ia diam di tempat dengan mulut sedikit terbuka.

Rupanya dukun itu ketakutan dengan gretak yang Eliza katakan. Padahal sebenarnya bola mata itu hanyalah tipu daya saja, ia senang bermain-main.

"TANGANKU HILANG... HIKS...HIKSSS... TANGANKU KEMANA HIKS..HIKSS" ucapan Yoya membuat Eliza, Ofi dan juga dukun itu beralih pandang ke arahnya.

"CK! Yoya kau ini mengganggu saja, lengan panjang dastermu itu kepanjangan jadi menutupi tanganmu" Ofi membenarkannya, hingga kini tangan Yoya kembali terlihat.

"Hehe. Maaf, aku pikir tanganku hilang. Rupanya lengan dasterku yang kepanjangan hehe"

"Dasar hantu bodoh!"

Dukun itu mengambil kesempatan untuk kabur. Ia berlari mencari tempat persembunyian, sontak ketiga kuntilanak itu mengejarnya.

"HEI TUNGGU AKU, AKU TAK DAPAT BERLARI CEPAT, DASTERKU INI MEREPOTKAN SEKALI TERLALU KEBESARAN " teriak Yoya yang tidak sama sekali di dengar oleh kedua temannya.

Mereka sibuk bermain-main dengan dukun itu, hingga membuat mental sang dukun down lalu menjadi gila.

Jika mantra dan ilmu hitam sang dukun sudah tak lagi berfungsi, dapat di artikan bahwa kaos kutang yang di pakai neneknya Eliza untuk panglarispun mantranya sudah musnah.

Kasihan, pasti nanti neneknya Eliza akan di hakimi oleh para warga.

...

Arven fokus menyetir, keduanya masih saling diam padahal perjalanan sudah hampir setengah jam.

Entah bagaimana Arven ingin memulainya, ia hanya takut Agnes mengalihkan lagi. Tapi bagaimanpun perjanjian tetaplah perjanjian bukan? Jadi Arven tetap harus menagihnya.

"Gua gak mau lu ngalihin lagi. Lu mau kan jadi pacar gua?"

"Arven aku.."

"Semua cewek sama aja ternyata"

"Arven gak gitu, aku bukan gak mau jadi pacar kamu tapi.."

"Tinggal jawab enggak gitu aja kok repot?"

"Kamu marah ya Arven? Aku gak bermaksud manfaatin kamu, tapi aku..."

"Udah diem. Gua lagi fokus nyetir"

Dapat Agnes lihat bahwa pria itu kecewa, bahkan ia memasang wajah datar tanpa melirik Agnes sedikitpun.

Hening..

Lalu beberapa menit kemudian Agnes memulai percakapan. "Arven, papa kamu baik banget kamaren aku di angkat jadi sekertaris pribadinya. Aku di kasih ruangan yang keren banget buat fokus jalanin aktifitas kerja."

SAD GHOST 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang