07. Merasuki tubuh OG👻

1.6K 377 15
                                    

BLUGHHH!!

"JANGAN PERNAH SENTUH MILIK GUA! DARI TADI GUA PERHATIIN DI KORIDOR LU KELIATANNYA MAKSA BANGET DIA BUAT IKUT SAMA LU, LU MAU MACEM-MACEMIN DIA HAH?"

Agnes melongo, ia tak percaya jika Kevin akan datang dan langsung memberi tonjokan keras untuk pria itu.

Karna tak terima, Arven membogem balik pria itu hingga terjadi keributan di taman dan para murid disana menjadikannya tontonan.

"STOP! AKU MOHON JANGAN BERANTEM DISNI. KEVIN, ARVEN STOP YA. PLIS! JANGAN KAYA GINI. MALU INI DI SEKOLAH" ucap Agnes menengahi.

Kedua pria itu saling menatap tajam masing-masing seolah menyimpan dendam. Arven menunjuk Kevin lalu mengatakan, "Urusan kita belum selesai"

Kevin hanya membalasnya dengan senyum meremehkan. "Bocah ingusan!"

"Gua kaga ingusan."

"Itu ibaratnya anying!"

"Gua orang Indonesia bukan orang barat!"

"IBARAT. TOLOL!""

Arven tersenyum smirk, lalu menyisir rambutya dengan jarinya. "Itu pacar lu?" Tanyanya pada Agnes lalu melirik sekilas pada Kevin. Agnes diam saja, ia tak tahu harus menjawab apa karna kenyataannya Kevin bukanlah kekasihnya lagi. "Diem artinya bukan, jadi gua masih ada kesempatan buat deketin lu"

Kevin mengepalkan tangannya emosi, sekali lagi ia hendak mau memukul Arven namun Agnes menahannya. "Kita pulang!" ucapnya.

"URUSAN KITA BELUM SELESAI BANGSAT!!!" pekik Kevin yang sama sekali tidak membuat Arven sedikitpun takut.

Agnes menarik tangan Kevin paksa agar pergi dari keramaian itu. Malu rasanya melihat pertengkaran antar pria yang hanya sekedar urusan wanita. Agnes berjanji tidak akan lagi menginjakan kakinya di sekolah Arven karna ia kepalang malu luar biasa.

"NGAPAIN LU SEMUA MASIH JADIIN GUA TONTONAN? BUBAR LU PADA BANGSAT!" amuk Arven yang kemudian membuat para murid di sekolah bubar lalu kembali pada aktifitas masing-masing tadi.

Arven, pria itu tak akan pernah menyerah untuk mendapatkan Agnes. Tak peduli gadis itu lebih dewasa darinya, yang terpenting bisa memilikinya.

...

Ketiga sad ghost saat ini sedang berada di dalam tubuh manusia. Tepatnya mereka merasuki para OG di kantor.

"Duh tubuh manusia ini tak enak di rasuki, sepertinya dia banyak dosa" keluh Eliza.

"Aku juga tak nyaman memakai sepatu jelek ini. Aku biasa gak pake sepatu, aku buka aja deh!" Ofi membuka sepatu pentofel yang di gunakan Sinta, selaku OG di kantor.

"Tubuh wanita ini gemuk sekali, rasanya aku seperti berada di dalam balon raksasa" keluh Yoya yang kemudian di tertawakan oleh Eliza dan Ofi.

"Salah sendiri, kenapa kau memakai tubuh orang gendut? Hahaha" ledek Eliza.

"Hei, aku seperti ini agar si pocong-pocong itu tak menggoda kita dan mencari keberadaan kita."

"Bukan mau menggoda pak Agung yang menjadi manager disini?"

"DIAM KAU ELIZA. Kau tidak lihat, aku memakai tubuh wanita gemblong ini? Mana mungkin pak Agung menyukaiku huh!"

Ketiganya melangkah berjalan meskipun kesulitan karna tak biasa melangkah seperti manusia. Mereka biasa berjalan lurus cepat, atau bahkan terbang sekalipun.

"KELAMAAN. AKU TERBANG SAJA" Ofi meluruskan kedua tangannya dan mengangkat tubuhnya namun sia-sia saja ia tak bisa terbang. "Mengapa aku tidak bisa terbang? Kekuatanku pasti di rengut oleh kalian kan?" Tudingnya.

"Ofi, kau sangat bodoh. Kau sedang memakai tubuh manusia, mana mungkin kau bisa terbang?" komentar Yoya.

Ofi menciutkan bibirnya kesal. Ia harus terbiasa berjalan layaknya manusia, hingga banyak OB yang melihat mereka aneh.

"Sinta kamu kenapa. Sakit?" tanya pria bernama Alan-Office boy di kantor.

Dapat ketiga hantu itu simak, sepertinya Alan menyukai Sinta. "Tidak!" jawab Ofi ketus.

Tumben si Sinta cuek gitu sama saya. Biasanya gercep nempel kaya karet gas sama tabungnya.

Ketiga hantu itu segera pergi dari dapur lalu melanjutkan melangkah berjalan.

"GENTONG LU TUH DI SURUH ANTERIN KE KOPI KE RUANGAN PAK AGUNG MALAH JALAN-JALAN. DAN LU JUGA SINTA, EVI NGAPAIN SIH? KALIAN BERTIGA LUPA YA? INI BELUM JAM ISTIRAHAT" dia Sarimin selaku OG juga.

"Siapa dia? Seperti orang tak waras" cibir Yoya.

"Apa lu bilang tong? Lu ngatain gua gak waras? Wah ngajak ribut lu ye, gua disini senior lu. Jadi lu jangan macem-macem sama gua" Sarimin memperlihatkan jurus silatnya.

Eliza, Yoya, dan Ofi saling menatap satu sama lain seolah mengekspresikan bahwa mereka aneh melihat tingkah manusia satu itu.

"Lebih baik kita keluar saja dari tubuh wanita-wanita ini, bikin repot saja. Harusnya yang kita rasuki itu orang-orang penting agar bisa bersantai" usul Yoya.

"Ah kau jenius! Ayo kita keluar dari tubuh wanita-wanita tak berguna ini" ucap Eliza.

Pada akhirnya ketiga hantu itu keluar dari tubuh para wanita office girl. Sementara Sarimin masih dengan gaya pancak silat'nya yang tidak jelas. Ia melongo mendengar percakapan tadi, antara percaya dan tak percaya.

"Aduh kepala gue pusing bener." keluh Susi yang di sebut-sebut gentong itu.

"Sama gua juga. Kenapa kita ada disini ya?" tanya Santi tak mengerti, sementara Evi masih memegang kepalanya yang merasa pusing juga.

"WOI SARIMIN LU NGAPAIN GAYA BEGITU? KEK RONGGENG MONYET TAU GAK LU!" cibir Susi.

"Kalian tadi.. ja-jadi bener kalian ke-kesurupan?" tanya Sarimin tak percaya.

"Kesurupan? Lu kali yang kesurupan, tiba-tiba pake gaya jurus angsa mau bertelur begitu depan kita"

Dalam hitungan detik, Sarimin pingsan karna tak menyangka jika kejadian tadi sungguhan dan bukan halusinasi.

Sementara Susi, Santi dan Evi nampak melongo tak percaya melihat Sarimin pingsan. "Dia mati guys?" tanya Susi.

"Hus sembarangan kamu, dia pingsan itu" ucap Evi.

"Ck! Nyusahin. Ngotorin lantai doang"

"Yaudah kita pergi yok!" Ketiganya segera melangkah pergi.











"Enak juga tiduran di lantai gini. Besok-besok gua kalau pingsan bawa kasur deh" gumam Sarimin dan melanjutkan kembali pingsan pura-puranya.


















_______

SAURRRRRR

SAURRRRRR

SAURRRRRR

SAURRRRRR

SAURRRRRR

SAURRRRRR

SAD GHOST 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang