umum/spesialis?

34 5 0
                                    

"hyuung, ibu bilang jangan suka gemes sama anak kecil." Yoojung berteriak pas dia nganter makan siang buat kakaknya yang udah tugas residen.

"nggak usah pake toa ngomongnya, gue nggak tuli." Sahut Sungjin pas nyamperin Yoojung.

"nih masakan ibu khusus buat anak kesayangan. Dihabisin udah 28 tahun nggak boleh sisa." Goda Yoojung.

"nggak usah disebut angkanya tolong. Udah pulang sana, mau makan gue tiati bilang sama Hansung." Ucap Sungjin yang diangguki cewek 27 tahun itu.

Iya Sungjin udah resmi jadi dokter umum setelah menjalani tahapan pendidikannya. 3 tahun buat Sungjin beneran perjuangan, mulai dari stress nya dia yang co-ass, ikut ujian tertulis, belum internship 1 tahun penuh dengan jadwal yang teratur tapi padat. Tapi ada senengnya karena dia bisa ketemu kurcaci kesayangannya alias para pasien kecilnya. Sungjin terkenal sebagai pak dokter ganteng yang baik hati diantara para pasiennya. Sungjin udah nggak minat buat nerusin pendidikan spesialis karena jujur begini aja capek banget. Maunya lanjut tapi kayaknya otak udah nggak muat nampung.

"kakak cantik mana? Bukannya kalian sering satu shift?" Yoojung melongok berharap menemukan Ahreum si kakak cantik pacar saudaranya.

"dia kan perawat, ya tugasnya macem-macem jadi walaupun satu shift tetep ketemunya kalau istirahat."  Jelas Sungjin. "udah pulang, jangan mentang-mentang libur jadi kelayapan ya lo berdua." Lanjutnya.

"iya pak dokter siap, lo habis ngapain sih?" Yoojung meneliti penampilan kakaknya terutama saat jas dokternya terlihat kotor seperti bekas muntahan.

"biasa jadi dokter umum itu ya harus siap sama pasien yang beda setiap hari. Barusan dapet anak kecil yang diare jadi ya gini." Sungjin sesekali membersihkan noda yang tersisa.

"terus lo masih bisa gitu makan, setelah periksa pasien?"

"ya makan lah, mati gue kalau cuma begini aja sampe nggak nafsu makan. Nanti gue yang sakit kan nggak lucu." Sahut Sungjin lagi.

"gila emang kalau jadi dokter. Udah lah pulang gue kasihan mas pacar nungguin lama di parkiran." Pamit Yoojung.

"jangan kelayapan mulu, kerja yang bener." Seru Sungjin saat adiknya sudah menjauh.

"iya lo juga, selesaiin kerjaannya jangan ngeluh mulu. Kalau udah selesai buruan lamar kakak cantik." Balasnya kemudian melambai pada cowok 28 tahun itu.
.
.
.

"Yoojung tadi kesini?" Sungjin di kagetkan oleh sosok Ahreum yang kemudian duduk diseberangnya.

"iya nganter makanan, udah selesai kerjaannya?"

"udah tinggal nulis laporan aja. Ngomong-ngomong kamu nggak mau lanjutin kuliah lagi? Sayang lho kalau cuma jadi dokter umum, kamu pengen jadi spesialis anak kan..."

"pengennya tapi nggak deh begini aja capek, umur aku juga udah 28 kalau kuliah lagi bisa 4-6 tahun baru kelar. Nggak mau kebanyakan nganggur aku." Sahut Sungjin.

"nggak nganggur kan kamu bisa sekalian kerja sambil nerusin kuliah, nggak bakal lama kalau kamu mau." Ahreum masih berusaha membujuk.

"kamu mau emang punya tunangan yang belum kerja?"

"nggak masalah, kan kalau udah selesai juga bakal kerja dan prospeknya lebih bagus. Semangat dong nggak boleh nyerah gitu." Ahreum berusaha meyakinkan pacarnya itu biar mau lanjut kuliah.

"yakin bakal nunggu aku?"

"iya Sungjin... Daripada begini kan sayang, passion kamu di spesialis anak tapi kamunya males."

"iya deh kalau ada pendaftaran lagi lanjut deh kuliahnya." Sungjin akhirnya mutusin buat nurut sama Ahreum.

"sekarang aja, nggak perlu di kampus kita yang dulu kan? Yonsei buka pendaftaran, daftar aja biar lulusnya cepet." justru Ahreum yang antusias.

Kim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang