1- Kemarahan Anneth

1.1K 87 15
                                    

Ini adalah revisi dari Dear Anneth (Kurva yang Ditakdirkan Untuknya)

Sengaja dibikin berubah sama sekali karena draf yang kemarin hilang.

Semoga menghibur ya. Selamat membaca ^^


Apa yang kalau dekat berantem, tapi waktu jauh malah kangen?

Itu cinta.


"Apa-apaan? Masa gak ada satu pun yang daftar sih?"

Sebal, Anneth melemparkan map berisi formulir pendaftaran. Zara hampir saja menjatuhkan botol minumannya saking kagetnya.

Dari tadi air wajah Anneth terlihat baik-baik saja ketika anak-anak kelas 10 mulai melihat-lihat stan ekstrakurikuler.

Zara mengelus bahu Anneth. "Sabar, nanti kan ada periode kita datang ke kelas-kelas. Siapa tahu ada yang daftar."

Anneth merengut. "Mending kalau ada yang daftar, kalau gak ada sama sekali bagaimana? Cuma kita berdua doang di sanggar. Kamu mau?"

Zara tersenyum kecut. Hari ini adalah masa pengenalan lingkungan sekolah hari terakhir. Biasanya ditutup dengan acara demo ekstrakurikuler.

Karena itu, Anneth dan Zara sudah persiapan dari sebulan yang lalu untuk menampilkan tarian terbaik yang biasa dibawakan ekskulnya, Sanggar Gandhes Luwes.

"Tahun lalu masih ada yang daftar, tapi gak ada yang bertahan. Tapi kenapa sekarang gak ada satu pun yang daftar, Zar? Padahal aku berharap kita bisa dapat 10 orang, Zar. Sepuluuuh saja. Apa nggak bisa?"

Zara menggaruk pelipisnya. "Jangan ngarep, Neth. Di angkatan kita saja cuma dua orang yang daftar."

"Banyak, Zar! Tapi yang konsisten sampai sekarang memang cuma kita berdua saja."

Zara mencibir, "Sama saja, Anneth!"

Anneth merengut kesal. Dia ambil pulpen di sakunya. Gatal ingin menuliskan nama secara acak di sana agar tidak ngenes banget seperti sekarang. Apalagi dari tadi dia dibikin gerah oleh Anis.

Anis, ketua ekskul modern dance yang baru dibentuk, melemparkan senyuman. Manis sebenarnya, tapi bagi Anneth seperti cibiran, sudah berapa yang daftar?

Cih! Menyebalkan. Ingin sekali Anneth geprak meja pendaftaran Anis sekaligus melemparkan pertanyaan, "Pakai dukun apa lo?"

Anneth agak geram karena banyak anak kelas 10 yang mendaftar di sana dan malah sama-sama heboh bicarakan Kpop yang Anneth sendiri tidak bisa bedakan wajah dan nama mereka.

Aduh! Mau bilang apa nih ke Kak Maria nanti?

"OSIS ngapa gak bilang sih kalau ada grup baru kayak mereka?" Anneth tampak sudah lelah berdiri sambil tersenyum hingga teriak-teriak mengajak murid baru untuk mendaftar.

Baru saja ingin duduk di sebelah Zara, tiba-tiba saja pipi Anneth terasa dingin. Di tengah panasnya matahari dan kegondokannya, bagaikan ada angin segar yang nempel.

Dia menoleh ke seseorang yang berdiri di sebelahnya. Betrand tersenyum sambil memegangi dua kaleng. Salah satunya dia tempelkan di pipi Anneth.

Melihat senyum dengan lesung pipit yang manis di wajah Betrand malah membuat pipi Anneth kemerahan.

Zara yang melihat interaksi itu langsung memalingkan wajah. Mulai deh jadi kambing conge, batinnya.

"Panas banget ya, Neth?" tanyanya. Dia lepaskan kaleng itu dari pipinya. Diletakkan di meja, di hadapan Anneth.

Nyawiji (Revisi Dear Anneth - Kurva yang Ditakdirkan Untuknya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang