"Kan, gue bilang apa, makan yang banyak, lo cocok jadi bola, nggelinding aja lo berbakat"
"Emang kurang ajar Dikara"
""""""
Pagi yang manis dalam rumah sederhana yang hangat. Tidak ada satupun penghuni rumah yang terburu buru mandi dan bersiap siap untuk kuliah, apalagi jika bukan karena hari ini adalah akhir pekan. Memangnya siapa yang mau menghabiskan waktu di kampus pada hari libur? mungkin ada tapi tidak dengan penghuni rumah sederhana itu yang memilih tidur atau menonton tv atau memasak resep baru dari internet.
Bau aroma masakan terasa nyaman menyapa indra penciuman merebak dari arah dapur ke seluruh ruangan. Membuat penghuni rumah yang sudah terbangun dari tidurnya ingin segera mencecap makanan dengan perut yang kosong.
2 sosok manusia berkutat di dapur dengan kesibukannya masing masing. Satu orang sibuk dengan berbagai panci untuk memasak sarapan dan sosok lainnya sibuk dengan wajan mengurus jajanan untuk camilan.
Sedangkan di ruang tengah, di depan televisi yang menyala telah duduk sosok yang masih berusaha membuka matanya yang berat dengan susah payah. Beberapa kali ia limbung di sofa dan hampir kembali tertidur tapi ia berusaha untuk membuka matanya kembali karena akhir pekan ia harus mencuci baju kotor dan lagi pula layar dihadapannya sedang menayangkan kartun favoritnya yang hanya tayang sepekan dua kali. Hari minggu dan kamis.
Seseorang melangkah keluar dapur dengan piring dan hasil masakannya di atas tangan. Langkahnya tenang menuju ke arah ruang tengah sebelum tiba tiba....
GUBRAKK!!
Sang pembawa piring mengerjapkan matanya beberapa kali, terkejut.
Sang penghobi kartun berhasil membuka matanya sempurna tanpa usaha yang keras.
Sang penyedia sarapan berlari dari dapur meninggalkan masakannya.
Sedang si ceroboh menatap ketiganya dengan cengiran tak bersalah dan mata yang masih mengerjap ngantuk dan tangan yang mengelus kepalanya sendiri.
"Gue kira ada apaan sampe gue tinggal sarapannya, sakit nggak?"Haura menggeleng mengisyaratkan tidak, tapi reaksi tubuh lainnya berkata sebaliknya, tangannya mengusap kepalanya dan bibirnya meringis.
Tapi Anggi buru buru kembali kedapur sebelum sarapan mereka gosong dan tidak enak.
"Nggak heran sih kalo Ura pagi pagi jatoh dari tangga,"ucap Jane dan melanjutkan kembali agenda menonton kartunnya dengan tenang tanpa mengantuk, ya gadis itu sepertinya harus berterimakasih pada si ceroboh yang membuatnya mendadak membelalakkan mata dan kehilangan rasa kantuk.
Haura melengos dan berusaha untuk bangkit, tapi rasa rasanya tadi punggungnya sedikit keras saat menghantam lantai, membuatnya sedikit meringis untuk bangkit sampai sebuah tangan meraih lengannya dan menariknya untuk berdiri,"Lo emang cocok jadi bola, Nggelinding aja berbakat,"ejeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(beauty) GOALS | KIM DOYOUNG
Fiksi Penggemar"Tentang Dika yang menjaga gadisnya dari jarak ratusan kilo. Tentang Dika yang menjaga gadisnya dengan seribu cara yang tak pernah dirasa. Tentang perasaan tulus Dika yang tak terpatri. Tapi.... Dika cuma manusia yang bisa salah langkah" Kim Doyoung.