[05] Red Day

69 18 0
                                    

"eh , btw Ra lo kenapa hapus make up? trus juga baju lo kok ganti?" ucap Dika santai tapi cukup untuk membuat Haura mengerjapkan matanya berkali kali.

"Hah? Gimana?"Gadis itu menatap Dika bingung sebelim akhirnya ia menyadari sesuatu dan memilih memalingkan wajahnya, bukan keahlian Haura untuk berbohong. Ia sendiri bahkan sadar jika ia tidak ahli dalam hal berbohong."Lo ngomong apaan sih, gue ga paham"

"Si ga pinter boong mau nyoba boong," cibir Dika sembari menyalakan mobil, "udah bagus bagus jadi cewek , ngapain juga di apus lagi Ra"

"Kalo bukan cewek terus selama ini gue apaan?!" Sewot gadis di samping Dika. Diam diam lelaki itu tersenyum tipis.

Haura masih menggumamkan sumpah serapah kesal. Dari mana lelaki ini tau tentangnya yang baru saja di poles sedemikian rupa oleh teman temannya. Gadis itu menatap Dika curiga, tapi tak satu pun kata meluncur dari mulutnya. Bibirnya terkatup rapat. hanya saja matanya berbicara seolah meminta penjelasan dari mana pemuda disampingnya itu tau tentangnya.

Dika melirik Haura sejenak, mengalihkan fokusnya dari jalanan yang ramai. Dahi nya mengernyit mencoba memahami arti tatapan dan ekspresi sahabatnya. Setelah cukup mengerti ekspresi dan tatapan gadis itu, ia mengeluarkan ponselnya dan menyodorkan ponselnya yang menunjukkan sebuah foto pada Haura.

Buru buru Haura merampas ponsel Dika dari tangannya demi memastikan gambar yang dia lihat di layar ponsel Dika tadi tidak salah. Setelah memastikannya ulang, Haura memang tidak salah lihat. Layar ponsel Dika menampilkan foto Haura yang tadi sempat diambil teman temannya dengan kedok 'kejadian langka'.

"jangan bilang yang ngehubungi lo suruh kesini juga mereka?mereka bilang apa? jangan bilang mereka ngomong yang aneh aneh? mereka nyogok lo ya? disogok berapa?" cecar Haura dengan pertanyaan bertubi tubi, tidak sabaran. lelaki di balik kemudi hanya terkekeh pelan , ia sudah terbiasa melihat Haura yang tidak sabaran dan menodong berbagai pertanyaan dalam sekali tarikan nafas.

"kenapa sih? nggak penting gue kesini siapa yang manggil, apresiasi kek gue baik baik kesini mau ngajak lo cari angin, Lo nya malah ngamuk ngamuk, nuduh yang enggak enggak,"ucap Dika sedikit berkeluh membuat gadis di samping nya mendengus kesal dan bergumam tidak jelas . Mungkin ia merapalkan sedikit umpatan.

Tepat setelahnya mobil terasa lenggang tanpa pembicaraan apapun dengan Dika yang fokus dengan jalanan dan Haura yang sibuk memainkan ponsel Dika, Memasukkan akun Instagramnya nya di ponsel Dika karena ia terlampau malas untuk mengambil ponselnya sendiri.

Haura masih memainkan instagramnya, mencari postingan yang menarik untuk ditonton atau setidaknya dibaca. Tapi ia malah di suguhi oleh konten berisi iklan produk diet yang sedang naik daun akhir akhir ini.

"Dik.."

"........"

"Dika ih"

"Iya, apa? gue denger kok, ngomong aja"

"Dik, lo tau nggak?"tanya Haura tanpa melepas pandangannya dari ponsel Dika.

"enggak"jawaban singkat nan santai meluncur mulus dari bibir Dika membuat Haura harus mengontrol emosinya.

" coba lo liat " Dika melirik sebentar, melihat ponsel yang disodorkan Haura "masa postingan kek gini di timeline gue banyak banget sih"

"Aelah ndut, gue tuh nyuruh lo buat olahraga yang bener bukannya beli begituan, kagak bagus ndut buat kesehatan." jawaban lelaki itu membuat Haura mengernyit kesal, bukan maksudnya ingin membeli produk produk pelangsing tersebut. Tujuannya hanya ingin memberi tau sahabatnya bukan ingin membelinya.

"orang gue cuma mau ngasih tau, siapa juga yang mau beli!" balas Haura dengan nada kesal yang benar benar ketara di telinga Dika. Lelaki itu memilih diam saat menyadari perempuan disampingnya merasa kesal atas tanggapannya. Dika melirik sebentar kearah kalender digital yang terpampang kecil di jam tangannya lalu menanggukkan kepalanya dua kali.

(beauty) GOALS | KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang