Dika tahu diabaikan selama 2,5 tahun itu sama sekali tidak menyenangkan. Terlebih ketika sebelumnya pernah begitu dekat, sangat dekat. Lalu tiba tiba sosok itu menghilang tanpa kabar sedikitpun. Tanpa berita sedikitpun. Kembali sejenak dan ditinggal lagi sekian lama.
Dika paham itu menyebalkan,sangat. Jadi ia harus sabar menahan kekesalannya saat ini ketika sosok yang ia tunggu sejak tadi melangkah melewatinya tanpa menyapa bahkan meliriknya sedikitpun. Dilewati begitu saja memang mengesalkan, tetapi ia tidak bisa mengamuk dan menuntut gadis itu untuk tidak mengabaikannya karena ia yakin yang gadis itu lewati selama 2,5 tahun jauh lebih menyebalkan.
Diabaikan oleh gadis itu memang membuat Dika sedikit uring uringan di samping mobilnya yang terparkir di depan kampus Haura. Tetapi ada hal lain yang membuat Dika benar benar kesal, uring uringan sampai rasa rasanya ia ingin menghantam mobilnya sendiri.
Lelaki tampan yang berjalan disamping gadis itu. Ya, gadis yang tadi melaluinya tanpa menyapa itu berjalan melangkah beriringan dengan sosok laki laki yang tidak ia kenal.
Sial, Dika bahkan mengumpati dirinya sendiri merasa salah langkah dan terlalu lamban. Dengan tergesa, ia mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar dari dua orang yang berjalan beriringan.
Kesal. Dika sangat kesal hingga ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sharehouse milik sehabatnya. Ia membanting pintu mobilnya dan keluar dari sana dengan cepat.
Tingkahnya saja sok ngamuk keren pake acara ngebut naik mobil banting banting pintu, sampai di depan pintu rumah ia tetap saja mengetuknya dengan pelan takut takut. Dasar.
ketika wajah Anggi menjadi yang pertama ia lihat kala pintu terbuka, ia bertanya,"Nggi, ada Ura?"
Bodoh, jelas jelas tadi ia melihat gadis itu pergi dengan seseorang masih saja ditanya.
" Belum pulang, katanya sih tadi masih nyari jurnal sama Joan. Masuk dulu Dik"jelas Anggi dengan tubuh yang sedikit miring membuka jalan untuk Dika.
Dika mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk sambil dahinya berkerut dan mulutnya bertanya,"Joan? Joan yang sering lo ceritain itu?"
Anggi bergumam pelan mengiyakan membuat Dika semakin mengumpat dalam hati. Dika kenal dengan Joan melalui cerita cerita Anggi selama ini, hanya kisahnya yang selalu gencar mengejar Haura.
Masih ingat dengan perjanjian ecek ecek Dika-Anggi berhadiah makan siang mengenyangkan? Ya, perjanjian itu masih berlanjut. Anggi rutin mengirimkan keseharian Haura pada Dika termasuk bagaimana perkembangan hubungan Haura-Joan, yang sejujurnya Anggi sendiri mendukung keduanya.
Jane dan Anggi sudah sejak lama mendukung kedekatan keduanya sejak kejadian isu isu lesbian antara Anggi dan Haura. Namun gadis berambut gelombang itu berkali kali menghindar tapi untungnya Joan tipe yang sabar dan tidak banyak menuntut hingga membuahkan hasil kedekatan mereka tanpa status.
"Ini?"tanya Dika menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan gambar Haura yang tadi ia ambil pada Anggi.
"Iya, cakep kan? Ura gitu gitu yang ngejar cakep juga"Dika mendengus memalingkan wajahnya menghindari tatapan menyelidik milik Anggi.
Tangan Dika memutar mutar ponselnya bingung dan takut. Anggi sudah meninggalkannya ke dapur untuk mengambilkan minum. Beberapa kali ia memejamkan matanya kuat kuat seolah menghindari kenyataan yang sudah terjadi sekarang.
Rasanya masih menyebalkan melihat gadis itu pergi dengan Joan padahal ia sendiri sudah mendengar sendiri dari laporan Anggi setiap gadis itu pergi dengan Joan. Dika sudah tau keduanya memang mulai intens sering pergi berdua dan kemana mana berdua sejak 6 bulan yang lalu. Tapi tetap saja rasanya ia kacau sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/191756077-288-k952777.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(beauty) GOALS | KIM DOYOUNG
Фанфик"Tentang Dika yang menjaga gadisnya dari jarak ratusan kilo. Tentang Dika yang menjaga gadisnya dengan seribu cara yang tak pernah dirasa. Tentang perasaan tulus Dika yang tak terpatri. Tapi.... Dika cuma manusia yang bisa salah langkah" Kim Doyoung.