"Tentang Dika yang menjaga gadisnya dari jarak ratusan kilo. Tentang Dika yang menjaga gadisnya dengan seribu cara yang tak pernah dirasa. Tentang perasaan tulus Dika yang tak terpatri. Tapi....
Dika cuma manusia yang bisa salah langkah"
Kim Doyoung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ampun Nggi, gue kan nggak sengaja , repleks doang"
""""""
Haura tertunduk lesu di depan kamar Anggi dengan Jane yang melintas di belakangnya dengan tepukan semangat di bahu kanan Haura.
Jadi, seharusnya dua hari yang lalu adalah hari kedatangan abang Haura tetapi karena satu dan dua hal yang tidak bisa ditinggalkan di sana jadilah kedatangan abang Haura ditunda empat hari . Jadi kalau dihitung hitung tepatnya lusa Theo akan bertandang ke tempat Haura.
Dan, mulai kemarin Haura kembali masuk kuliah setelah seminggu mendekam dikamar dan tidak mau keluar karena disergap rasa takut. Hanya syok sedikit, jadi Haura tidak butuh waktu lama untuk memulihkan diri. Tapi tidak membantah juga jika ia membangun tembok semakin tinggi pada kaum laki laki.
Hari pertama kembali kuliah itu pula yang memulai ambekan Anggi hingga hari ini. Bukan masalah serius sih untuk kebanyakan masyarakat barat tapi agak sedikit mengganggu kalau terekspos, eh?
Kemarin, saat ada jeda kelas untuk istirahat Haura yang seharusnya sedang duduk bersama Jul , tetangga yang merangkap sebagai teman sekelas Haura dan menemani gadis itu dalam kelasnya, ditaman. Tetapi gadis manis yang lebih tinggi dari Haura itu sedang izin pergi ke toilet meninggalkan Haura yang terduduk sendirian di bangku taman.
Melihat Haura yang sendirian disana, merupakan kesempatan tersendiri bagi Joan. Lelaki itu sedah mengincar Haura sejak dua bulan yang lalu semenjak mereka menjadi volunteer pengurus perpustakaan selama seminggu.Menurut Joan, entah apa, Haura cukup menarik buatnya. Selama dua bulan ia berusaha mendekat, ia sadar ada dinding kokoh yang dibangun oleh Haura. Tapi bagi Joan, tidak ada salahnya mencoba maju toh ia menjadi salah satu laki laki yang berhasil berbincang cukup lama tanpa pambahasan penting dengan Haura.
Jadilah ia memantapkan hatinya untuk melangkah mendekati bangku taman yang sedang diduduki oleh Haura sendirian. Joan tersenyum memandang punggung yang ia tuju, entahlah seminggu terakhir ia tidak melihat gadis itu di kampus.
"Haura, long time no see!" sapanya senang membuat Haura otomatis menengokkan wajahnya ke arah Joan.
"Oh, Joan hi!"balas Haura dengan nada gugup dan sedikit..takut?
Joan tidak tau rencananya untuk meminta Haura being his girlfriend akan berhasil atau tidak tapi setidaknya ia berhasil sedikit banyak berbasa basi dengan Haura.
Merasa sudah terlalu jauh berbasa basi, Joan dengan sedikit gugup mengungkapkan niatnya mendatangi Haura. Ungkapan sekaligus pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari mulut Joan sukses membuat Haura terpaku dan sedikit bergetar takut ditambah Joan yang sedikit meraih telapak Haura.