-Gelas yang pecah akan sulit untuk merangkainya kembali, begitu pun dengan perlakuan seseorang yang buruk akan sulit untuk dilupakan-
Setelah mengantarkan arin ke kelas, farhan pergi mencari sosok yang sangat ia cari dari kemarin, sambil bersandar di dinding depan WC, seseorang tiba-tiba keluar dan berjalan tanpa menghiraukan farhan yang sedang berdiri
"ngapain lo disini?" Tanya farhan sambil memasukkan tangannya di saku celana
Orang itu berhenti berjalan dan berbalik
"hm, lo bicara sama gue?" Tanya deni balik
"emang disini apa ada orang selain lo dan gue" ucap farhan dengan wajah tenangnya
Deni tersenyum sinis, kayanya kita belum kenalan " kenalin, gue deni anak baru disekolah ini" deni sambil menjulurkan tangan
Farhan hanya diam tak ada niat membalas juluran tangan deni
"hm, lo kan tadi nanya tuh ngapain gue disini?" deni berjalan maju kea rah farhan
" ya sekolah la bego" deni sambil mendorong bahu farhan
Melihat hal tersebut, farhan hanya bisa tersenyum "pantas arin takut banget sama ini cowok, kelakuannya kayak set*n" batin farhan
"maksud gue, kenapa lo sekolah disini? Emang nggak ada sekolah lain apa?" Tanya farhan dengan nada yang tinggi dari sebelumnya
"kok lo nyolot! Kepala sekolah aja kagak marah!" emosi deni
"gue langsung aja ke intinya gue peringatin yah, lo jangan ngelunjak disini dan jangan pernah dekat dengan arin!" bisik farhan ke telingan deni
Setelah mengatakan hal tersebut farhan pergi tapi
"emang arin kenapa? arinkan mantan gue, nggak salah dong gue jalan ama dia" teriak deni
Farhan berhenti berjalan dan tangannya sudah mengepal sedari tadi, "sabar han, dia gila" batin farhan dan setelah itu farhan kembali melanjutkan jalannya kembali ke kelas
KANTIN
"rin mau makan apa?" Tanya cika
"samain aja deh sama lo" ucap arin sambil tersenyum
"oiya kalau begitu lo tunggu disini yah, biar gue aja yang pesan"
Sambil menunggu cika yang memesan makanan, arin lebih memilih mendengarkan music dari handphonenya menggunakan headshet dibandingkan harus mendegar riuh piuk suasana kantin.
Tiba-tiba deni datang menarik headsheat yang sedang menempel di telinga arin
"sendiri aja nih, aku temenin yah rin" ucap deni tersenyum berbanding terbalik dengan arin yang kaget setengah mati
"ngapain lo disini!" ucap arin sambil mundur ke belakang
"dari tadi kerjaan lo selama ketemu gue, mundur terus deh" ucap deni agak emosi
"lo kenapa sih, aku nggak bakalan nyakitin kamu lagi sayang" ucap deni sambil memengang dagu arin
"nggak usah pegang-pegang" teriak arin
Untungnya ramai kantin hari ini dapat menutupi teriakan dari arin sehingga taka da yang mengetahui arin sedang ketakutan
"lo kenapasih! Gue nggak ngapai-ngapain lo yah" ucap deni hendak merangkul arin
Baru saja tangan deni bersandar di pundak deni, tiba-tiba
"rin, ini makanan. Eh ini siapa?" Tanya cika yang datang dengan makanan
"Hm, gue.. gue.. eh temannya arin, iya temannya arin" ucap deni kikuk
"gue kayanya baru lihat lo deh, anak baru yah?"Tanya cika sambil duduk
"eh rin, lo kenapa? lo sakit?" Tanya cika panik soalnya seketika arin berubah jadi pucat
Arin hanya diam menunduk membuat cika melihat sinis deni
"lo apain teman gue!" Tanya cika dengan nada tinggi
"nggak gue apa-apain kok, santai aja kali" ucap deni
"terus arin kenapa kek gini, lihat! arin kayak orang sakit! Tadi dia baik-baik aja sebelum gue pesan makanan!" "lo apain teman gue, ngaku lo" ucap cika emosi
"lo mau tau gue ngapain dia, hmm bentar gue pikir" deni dengan gaya berfikirnya
"oh tadi gue kan datang terus dia mundur gitu kan, terus gue bilang jangan takut sayang sambil gue pegang dagunya kek gini nih" ucap deni sambil memengang dagu arin dan tersenyum picik
"gila lo!" ucap cika berdiri dari kursinya
Baru saja cika ingin menarik paksa deni untuk keluar dari kantin, tiba-tiba arin farhan datang
"sini lo!" farhan sambil menarik baju deni dan keluar dari kantin
Setelah farhan menarik deni keluar dari kantin, cika segera menuju ke samping arin untuk duduk
"arin, lo nggak apa-apa?, ini minum" cika sambil menyodorkan air ke arin
Tanpa berfikir dua kali, arin langsung meminum air yang diberikan cika. Dari tadi kerongkongannya terasa kering sekali ditambah keringat yang terus keluar dari dahiny
"Aduh, lo kenapa sih?" Tanya cika khawatir
"cowok itu siapa, kok lo kayak ketakutan gitu sih? nggak kayak arin loh ini" Tanya cika sekali lagi
"deni" ucap arin singkat
"HA?!" Teriak cika sambil berdiri dari kursinya saking kagetnya, membuat seisi kantin melihat kearahnya
"cik, apaansih nggak usah teriak gitu juga" ucap arin lemas
"eh maaf-maaf nganggu, lanjutin aja makannya" ucap cika ke semua orang di kantin
"serius lo!, itu deni!?" Tanya cika sambil memperbaiki duduknya
Arin hanya mengangguk, tak ada tenaga untuk menjawab
"mantan lo!?" Tanya cika kaget
Arin hanya menatap sinis cika yang mengatakan hal tersebut
"maaf-maaf rin, Cuma memastikan aja" ucap cika dengan cengengesan
"kalau gue tau dari tadi, gue seret juga tuh langsung keluar nggak perlu lagi gue Tanya "eh lo murid baru" ah gila juga gue, maaf yah rin gara-gara gue si buaya tuh lambat perginya" ucap cika
"iya, nggak apa-apa" arin dengan muka lemasnya
"untung tadi ada farhan yang langsung seret dia" ucap cika sambil meminum es teh manisnya
"eh, lo masih trauma sama dia yah? Gue lihat lo pucat banget rin" ucap cika sambil memandang wajah arin
"yah seperti lo lihat, gue pucat, gue lemas sekarang, keringat gue bercucuran sana sini" ucap arin sambil menghapus keringatnya dengan tisu
Cika hanya cemberut mendengar dan melihat arin saat ini
"kok gitu mukanya, santai aja kali!" ucap arin memaksakan untuk senyum
"lo nggak mau ke uks? Ayo gue anter" tawar cika
"nggak usah, bentar juga baikan kok" ucap arin memaksakan untuk tersenyum
"nggak kebayang gue rin, hal sekeji apasih yang deni tuh lakuin ke lo sampai-sampai lo bisa setrauma ini sama cowok" cika dengan muka sedihnya
"apaansih kok malah sedih, kan udah lewat juga" ucap arin tersenyum sambil memengang bahu cika
"gue bakalan balasin dendam lo ke deni, lihat aja den" ucap cika sambil mengepal tangannya
"hahaha, gue tunggu yah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Looking or Good Attitude
Non-FictionArin : Apa semua laki-laki memandang wajah terlebih dahulu untuk mulai mengakrabkan diri kepada seorang wanita? Atau kalimat dari goodlooking lebih utama dari pengetahuan atau attitude benar adanya? Farhan :Jangan menyamakan semua laki-laki itu sama...