PART 24 (FLASHBACK DENIARIN)

33 4 0
                                    

-Membuka buku kenangan buruk sama dengan memunculkan trauma untuk kembali-


FLASHBACK ON (SATU TAHUN YANG LALU)

Pagi ini arin sudah menunggu di cafe dekat sekolah pacarnya yaitu deni, janjiannya sebenarnya sedari jam 8 tapi ini sudah jam 10 kehadiran deni masih belum terlihat juga

"aduh deni kemana sih?" ucap arin gelisah sambil melihat jam

"mungkin macet" ucap arin dengan senyum terpaksa

Karena sudah dari tadi arin menunggu dan sudah 3 gelas jus yang ia minum tapi deni belum datang juga, arin memutuskan untuk menelfon deni

"hm, angkat dong den" ucap arin

"mungkin lagi di jalan" ucap arin berusaha positive thingking

"coba lagi deh"

Tak lama sosok yang ditunggu arinpun mengangkat telfonnya

"den.." ucap arin

"apa? Kan gue udah bilang jangan hubungin gue dulu nanti gue yang hubungin lo gimana sih" ucap deni memotong ucapan arin

"maaf den tapi tadi malam kamu janji untuk ketemu di café jam 8 dan sekarang sudah hampir jam 11" ucap arin mencoba biasa-biasa saja

"jangan di café, tungguin gue di lorong dekat sekolah gue, gue mau kasih surprise awas lo kalau nggak datang" ucap deni langsung mematikan telfonnya

Mendengar hal tersebut arin gugup, keringatnya mulai bercucuran kalau mendengar kata lorong

Awal kisah dari deni dan arin sebenarnya sangatlah damai dan tentram layaknya sepasang sejoli yang sedang kasmaran membuat arin setiap harinya tersenyum akan perlakuan yang diberikan deni kepadanya hingga suatu hari sifat asli deni mulai terlihat satu per satu mulai dari sering membatalkan janji dengan alasan mager, hingga membentak jika permintaanya tak dituruti dan yang lebih parahnya kadang sering bermain tangan ke arin jika rencananya tak sesuai dengan ekspetasi


ARIN POV

"gue harus gimana? Gue takut ke lorong itu, gue takut kejadian yang kemarin terulang kembali, apa gue punya salah?" arin sambil memengang kepalanya

"gue takut, gue nggak salah apa-apa, gue nggak bisa ke lorong itu" arin menutup wajahnya menahan air matanya untuk keluar saking takutnya

"tapii.. kalau gue nggak kesana deni pasti lebih sakitin gue lagi, gue nggak mau dipukul lagi, mungkin deni mau kasih gue surprise bukan pukulan" ucap arin sambil berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke lokasi yang diinginkan deni


LORONG

Dari ujung lorong sudah terlihat deni berdiri dengan memainkan handphonenya sambil merokok, melihat hal tersebut arin berusaha untuk tidak gugup dan berusaha untuk melangkahkan kakinya menuju deni

"den" ucap arin tertahan

Deni mendongak, "eh datang juga lo, sini sayang" ucap deni menarik paksa arin

Bukannya senang tapi arin merasa takut dengan perlakuan deni mengingat kemarin sebelum dipukul oleh deni arin terlebih dahulu diberi perlakuan manis

"kok lama? Aku udah nungguin dari tadi lo" ucap deni mengusap rambut arin sambil menghembuskan asap rokoknya

"kenapa merokok? Aku udah bilang kemarin berhenti den" ucap arin menunduk takut

"emang kenapa klau gue meroko, salah?" deni sambil menjambak rambut arin

Good Looking or Good AttitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang